Hari-hari pemuda berambut brown itu lalui dikamar berbau aseptik ini. Jemu selalu menemani dikala ia melewati hari. Salah satu keluarga, yaitu kakaknya sendiri sama sekali tak menemaninya. Setiap hari kakaknya-- Aamon kerumah sakit hanya untuk mengatasi keperluannya sisanya lelaki itu serahkan kepada perawat pribadinya.
Oh, malahan pria itu sama sekali tak pernah mendengarkannya bercerita. Aamon akhir-akhir ini selalu menghilang entah kemana. Sampai-sampai pada suatu ketika Gusion menyuruh Faramis untuk membututi kemana Aamon pergi hingga ia menemukan sesuatu diluar ekspektasinya. Aamon sering mengunjungi gadis muda berambut peach itu, mereka sering bermain bersama, dan mengobrol bersama. Melalui sebuah video yang dikirim Faramis, Gusion dapat melihat Raut muka yang ditampilkan Aamon kian berubah, pria itu menjadi lunak ketika bersama dengan gadis pancarona tersebut.
Ada rasa senang saat ia melihat itu namun juga kesal karena Aamon sama sekali tidak merawatnya. Untung saja hari ini salah satu kekasihnya datang berkunjung menemuinya, sehingga Gusion bisa sedikit melepas penatnya akibat kejenuhan ini. Baru sahaja dipikirkan, seorang gadis dengan surai squasy itu masuk dengan membawa sebuket bunga mawar serta sekeranjang buah-buahan.
Gadis itu lantas menghambur memeluk Gusion dari samping. "Oh Sayang, aku merindukanmu!" Seru gadis itu yang tampak energik. Gusion memegang bahu gadis itu lalu menjauhkan sedikit tubuhnya hingga pelukannya terlepas. Tangannya terulur tuk mengusap puncak kepala sang gadis sembari tersenyum memandang kekasihnya yang bersemu. "Aku juga merindukanmu Sayangku, Guinivere!"
"Maafkan aku yang baru saja mengunjungimu, sebab tugas kuliahku di Jerman amat banyak. Itu saja aku secepat kilat menyelesaikannya, agar bisa bertemu denganmu." Tutur Guinivere.
"Iya, aku memakluminya. Aku sudah sangat senang kau mahu menjengukku." Ucap Gusion lalu kembali mengusap rambut kekasihnya.
"Pasti si 'penutup mata' itu sudah duluan mengunjungimu, kan?"
"Maksudmu Lesley?"
"Siapa lagi kalau bukan dia!"
Gusion terkekeh mendengar ejekan dari Guin mengenai Lesley. Gusion mempunyai dua kekasih dan kedua kekasihnya pun menerima hal itu. Guinivere dan Lesley memang terkadang tidak akur tetapi kadang-kadang juga kompak. Meskipun demikian, Gusion sangat lihai membagi waktunya untuk kedua gadisnya itu, seperti melerai mereka ketika bertengkar atau membagi kasih sayang untuk mereka berdua. Gusion berharap di masa depan ia bisa menikahi mereka berdua, Gusion ingin menjadikan Guinivere dan Lesley istrinya. Ia mencintai kedua gadis berbeda sifat itu dan berkeinginan menjalin rumah tangga yang bahagia.
Guinivere bergurau lucu membuat suasana hati Gusion berubah .Bahkan dari tadi Gusion tak henti-hentinya tertawa akibat tingkah energik dari kekasihnya itu. Hingga sebuah suara menghentikan kegiatan mereka.
"Silahkan masuk!" Sebuah intonasi berat itu berasal dari Aamon yang kini berada diambang pintu diikuti oleh seorang wanita bersurai Dark Turquoise.
Gusion menyapu pandangannya kearah dua insan yang baru saja datang. Bibirnya seketika merekah tak kala mengenali wanita yang ada dibelakang kakaknya tersebut.
"Kak Vexana!" Panggil Gusion pada wanita itu yang merupakan seorang janda muda sekaligus tetangga sebelah rumahnya.
"Bagaimana kabarmu, Bocah?" Tanya Vexana sambil menghampiri tempat tidur Gusion.
"Hei, jangan panggil aku begitu. Aku malu didengar pacarku." Celetuk Gusion, yang membuat Guinivere langsung terkikik geli.
"Wah, kamu kan memang pantas dapat julukan itu!"
"Kak Vexana aku bukan anak kecil lagi loh!"
"Bagiku kamu masih anak kecil hihihi."
"Ah, terserah kau saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers In Winter ✅
Novela JuvenilAamon Paxley, pria yang memiliki sejuta talenta serta kekayaan itu merasa hidupnya masihlah buram. Bak kelabu gelap yang memutari jalan hidupnya. Harinya suram, hartanya tak mampu membuatnya bahagia. Hal tak terduga terjadi menimpa adiknya Gusion ya...