Selepas satu minggu tak bertemu akhirnya Aamon dapat kembali bertemu dengan Floryn. Sungguh bahagia dirasa bisa bertemu lagi pada 'dia' sang pengisi hati.
'Jika bersamamu hal kecil pun membuatku bahagia.'
Begitulah yang dirasakan Aamon ketika bersama Floryn. Gadis itu membuat hal-hal yang dulunya tak menarik dimata Aamon menjadi lebih menarik. Sehingga kini pria itu dengan mudahnya melepas tawa riang hanya karena beberapa hal kecil tersebut.Misalnya, pada hari ini mereka sedang membuat boneka salju di area taman. Aamon dan Floryn bertukar membuat boneka salju yang mirip dengan pribadi masing-masing. Aamon membuat boneka salju yang mirip Floryn sedangkan Floryn membuat boneka salju yang mirip Aamon.
Diam-diam Aamon melirik kesamping meperhatikan karya boneka salju buatan Floryn yang kini sudah hampir selesai. "Hahah apaan itu? Masa hidungku sangat panjang!" Tanya Aamon sambil tertawa melihat Floryn yang memasangkan wortel ke wajah boneka saljunya.
"Biarin! kan hidung Aamon mancung." Jawab Floryn.
"Tapi tidak semancung itu Floryn."
"Yaudah sini biar Floryn mancungin lagi hidung Aamon biar sama kayak boneka saljunya!" Floryn mendekat mengikis jarak diantara mereka kemudian menarik pelan hidung Aamon.
"Hei, Hahaha jangan Hahah!" Aamon menangkap dan memegang pelan tangan kanan Floryn yang menarik hidungnya. Sontak membuat mereka saling pandang dan dalam sekejap Aamon terhanyut pada pemilik mata seindah langit tersebut.
Aamon tak menyangka jika sudah cukup lama ia mengenal gadis pancarona itu. Lebih dari dugaannya, Floryn begitu kuat dan lebih lemah dari apa yang ia rasakan. Floryn rapuh, mudah hancur serta Floryn itu indah! Karena Floryn yang seperti itu Aamon rasa hari cerah akan selalu mengikutinya.
Bibirnya mengukir senyum lembut lantas tangannya yang lain memetik bunga Bellis yang berada didekatnya, kemudian menyelipkan bunga tersebut diantara rambut dan telinga Floryn. Hingga membuat Floryn memerah padam karena mendapat perhatian lembut dari Aamon.
Masih menatap Floryn yang kian salah tingkah, Aamon bersuara seraya menautkan telapak tangannya yang memegang pergelangan Floryn tadi.
"Floryn, sepertinya aku menyukaimu!"
"Aku tak tau mengapa, tiba-tiba saja aku berkeinginan untuk memilikimu ataupun melindungi mu sepenuhnya. Awalnya aku tertarik pada suaramu yang mirip dengan mendiang ibuku tetapi lama kelamaan aku mulai menyukai semua yang ada padamu. Aku merasa sangat senang bisa bersamamu, Floryn!"
Floryn terpaku terkejut atas ungkapan mendadak yang diutarakan Aamon untuknya. Perlahan ia melepaskan tautan tangan Aamon darinya lantas menyentuh dadanya yang berdegup kencang mungkin efek dari keterkejutan tadi, pikirnya.
"Mengapa kamu menyukaiku? sedangkan aku bukanlah seorang Nirmala (Sempurna)." Tanya Floryn sembari menundukkan kepalanya guna menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Spontan Aamon menjawab ringan tanpa ada keraguan didalam ucapannya. "Sebab kamu terlalu indah dari sekadar kata. Kurasa dunia harus berhenti sejenak, supaya aku bisa lebih leluasa menikmati indah mu!"
"Apa itu sebuah rayuan?"
"Jika kamu menganggapnya seperti itu, maka kamu salah besar! Bahwa tidak ada satupun alasan bagiku untuk berbohong tentang perasaanku ini!"
Floryn kembali menatap kedepan, memerhatikan kearah Aamon yang menatap dalam pada dirinya. Kelereng safirnya menelisik kedalam manik Cyan yang memancarkan cahaya tersebut, mencoba mencari sebuah kebohongan atas apa yang diucapkan Aamon. Namun, tidak ada satupun tanda-tanda kebohongan disana, malahan Aamon terlihat terkesan sangat tulus menyukainya.
Aamon yang terdiam sedari tadi hanya meneguk ludahnya sendiri sambil mencoba memikirkan akan apa jawaban Floryn selanjutnya.
"Karena aku selalu menganggap mu sebagai teman, sulit bagiku memberikan jawabannya sekarang. Tetapi jika kau memperlakukanku secara rasional, mungkin aku akan sadar dikemudian hari!" Jawab Floryn pada akhirnya setelah cukup lama mereka terdiam.
"Karena prioritasku kala ini adalah kesembuhanmu jadi tak apa jika kamu mengabaikan perasaanku. Aku sudah cukup merasa senang dengan hubungan kita saat ini."
Floryn menggeleng. "Tak apa, sebuah perasaan itu sangat berharga. Aku akan memikirkannya baik-baik nantinya."
"Kuharap aku tidak membebani mu." Aamon berujar Khawatir.
"Sudahlah mari kita sambung boneka salju kita, sebelum aku nanti dipanggil Rafaela kembali kedalam."
"Baiklah!"
Keduanya pun kembali menyelesaikan karya masing-masing, sambil sesekali mencoba mengembalikan keadaan seperti semula. Kendatipun keadaan kedua hati mereka bergemuruh, jantung berdetak tak karuan. Tetapi mereka akan mencoba bersikap biasa saja demi men-tidak adakan hawa canggung yang ingin masuk diantara mereka.
Perasaan suka, kasih, cinta dan sayang ini tak perlu diungkapkan. Biarkan perilaku dan waktu saja yang menunjukkan betapa kedua insan tersebut saling mengasihi satu sama lain.
Bersambung...
Selamat hari raya idul Fitri mohon maaf lahir batin ya, semuanya:)
Moga makin suka sama ceritanya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers In Winter ✅
Ficção AdolescenteAamon Paxley, pria yang memiliki sejuta talenta serta kekayaan itu merasa hidupnya masihlah buram. Bak kelabu gelap yang memutari jalan hidupnya. Harinya suram, hartanya tak mampu membuatnya bahagia. Hal tak terduga terjadi menimpa adiknya Gusion ya...