"Terimakasih atas kunjungannya, Tuan!"
Dentingan lonceng dari sebuah toko kue terdengar kala seorang pria telah keluar dari pintu tersebut. Pria itu, Aamon memandang satu kotak kue martabak manis/terang bulan yang baru ia pesan tadi. Kue ini biasanya disukai oleh para orang tua, jadi Aamon akan memberikan kue ini pada ayah Floryn nantinya.
Setelah 3 jam ia beristirahat, sekarang Aamon merasa badannya sudah agak mendingan. Demam bukanlah penghambat besar baginya, selain itu ia juga sering terkena demam dan bakal sembuh dengan cepat.
Sembari diperjalanan menuju rumah sakit L.O.D, Aamon singgah sebentar ke toko bunga guna membeli satu buket bunga cantik untuk gadis pujaan hatinya itu.
Mulutnya bersenandung kecil seraya menatap fokus kearah jalanan. Aamon rasa hari ini ia begitu bersemangat. Semua pembahasan yang menarik sudah Aamon pikirkan dan jika ada kesempatan Aamon pikir ia hendak menyampaikan pada ayah Floryn bahwa ia serius dengan Floryn. Bisa dibilang ia ingin meminang Floryn. Diterima atau tidaknya, itu urusan nanti. Sing penting yakin!:)
Lambat laun sudah mobilnya berjalan, kini pada akhirnya ia pun sudah sampai ketempat tujuannya. Aamon memarkirkan mobilnya ke area parkiran lalu dengan riang melangkah masuk kerumah sakit.
Langkahnya membawanya ke kamar inap no.7 tempat yang biasanya ia kunjungi. Aamon terdiam sejenak saat tepat didepan pintu tersebut, rasa gugup tiba-tiba saja merasukinya, namun dengan cepat ia dapat mengendalikan dirinya.
Aamon mengetuk pintu tiga kali tetapi tidak ada jawaban dari dalam sana. Aamon merasa heran namun ia tidak menyerah. "Floryn apa kau didalam? Ini aku, Aamon datang berkunjung." Seru Aamon akan tetapi masih tidak ada jawaban dari Floryn.
Aamon pun berpikir untuk membuka pintunya saja. Dan kala itu juga ia membeku, saat netranya menyapu habis ruangan kamar tersebut. Tiada siapa-siapa disana, kosong! Barang-barang Floryn juga tidak ada disana.
Apa Floryn dipindahkan dikamar lain? Tetapi mengapa? Jangan-jangan penyakitnya bertambah parah? Pertanyaan - pertanyaan aneh mulai mengerumuni otak Aamon, hingga sebuah suara menyadarkannya kembali.
"Pak Aamon?!"
Aamon berbalik arah melihat siapa yang memanggilnya. Rupanya ia, Angela--perawat yang dulu pernah membantunya mencari kamar inap Floryn.
"Mengapa anda disini?" Tanya Angela.
"Aku ingin menemui Floryn, tetapi dia tidak ada disini." Jawab Aamon.
"Apa kau tau dia dimana?"
"Ohh, malam tadi Floryn sudah keluar dari rumah sakit bersama Rafaela. Mereka pergi ke kampung halamannya di Oasis, sebab ayah dari Floryn hendak dimakamkan." Jelas Angela.
Aamon sontak tersentak mendengarnya. Barang-barang yang dibawa Aamon tadi hampir saja terjatuh kelantai kalau saja Angela tidak dengan sigap menyambutnya.
"Maksudmu, itu berarti Ayah Floryn meninggal dunia?!"
Angela mengangguk lantas menceritakan semua perihal yang terjadi pada malam itu kepada Aamon. Sedangkan Aamon sendiri dilanda kekhawatiran yang mendalam pada Floryn hingga tanpa pikir panjang dirinya bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Tunggu Tuan Aamon barangmu ketinggalan!" Seru Angela dari jauh.
"Ambil saja buatmu!" Sahut Aamon. Pria itu berjalan keluar rumah sakit lalu mengambil mobilnya yang ada di area parkir. Dirinya berencana untuk pergi ke Oasis menemui Floryn. Tak peduli dengan seberapa jauhnya tempat tersebut, Aamon akan terus maju guna menemui gadis pengisi hatinya yang kini dilanda kesedihan.
Dengan bermodalkan peta dari Google map beserta tekad yang kuat Aamon memulai perjalanannya kekampung halaman Floryn.
"Floryn, Semoga kamu disana baik-baik saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers In Winter ✅
Fiksi RemajaAamon Paxley, pria yang memiliki sejuta talenta serta kekayaan itu merasa hidupnya masihlah buram. Bak kelabu gelap yang memutari jalan hidupnya. Harinya suram, hartanya tak mampu membuatnya bahagia. Hal tak terduga terjadi menimpa adiknya Gusion ya...