"Dia sudah tidur?" Sesil meletakkan nampan berisi teh hijau di meja untuk Reynara yang baru saja menidurkan Cyara di kamar tamu. Ia pun baru saja turun untuk mengantar Kei tidur.
Reynara mengangguk, mengambil cangkir di depannya dan mulai menyesapknya. "Apakah masih tidak ada yang turun?"
Sesil menggeleng. Setelah acara makan malam selesai, para pria –kecuali Dirga- naik ke lantai dua dan masuk ke ruang kerja Saga. Sebelum turun, Sesil sempat melihat dua pengawal yang berjaga di depan pintu. "Apa kau tahu sesuatu?"
"Tentang Saga? Atau Dirga?" Salah satu alis Reynara terangkat. Menatap Sesil yang duduk di seberang meja.
"Kupikir keduanya masih saling berhubungan. Ada masalah serius tentang Dirga, kan?"
"Hmm, satu-satunya hal yang membuat mereka saling berhubungan hanya Rega, kan? Arga juga tak mengatakan apa pun. Saat aku bertanya tentang penjagaannya yang semakin ketat, dia malah mengatakan sesuatu yang tak masuk akal tentang adik untuk Cyara. Apa dia sudah gila?" gerutu Reynara. "Apakah dia pikir kita bisa memiliki anak hanya karena pria itu menginginkannya? Meski ..., ya, kehamilan Cyara juga menyenangkan dan hubungan kami membaik karena itu. Tetap saja Cyara masih terlalu kecil untuk memiliki seorang adik. Apakah dia pikir hamil itu mudah?" dengusnya lagi.
Sesil terdiam, ya. Jadi tak hanya Saga yang memperketat penjagaan. Tetapi juga Arga. Dan ... satu-satunya hal yang menghubungkan Dirga dan Saga memang hanya Rega. Bukankah kematian Rega sudah menjadi titik balik dalam permusuhan mereka?
"Apa kau mendengarku?" Reynara terlihat kesal akan Sesil yang tampak sibuk dengan pikiran wanita itu sendiri. Ya, ia akui hubungannya dan Sesil tidak begitu dekat. Tapi setidaknya mereka bisa saling berbagi cerita sebagai seorang istri dari pria Ganuo. Yang jelas tak pernah bisa memiliki banyak pilihan ataupun kebebasan. Dan walaupun ia juga mulai mencintai Arga.
Sesil mengerjap dan tetap mengangguk tak sepenuhnya mendengarkan apa yang digerutukan oleh Reynara tentang Arga
"Apa kau punya?"
Sesil terdiam sejenak, matanya mengerjap dengan pelan. Tak mengerti dengan pertanyaan yang diajukan Reynara. "P-punya a-apa?"
Reynara memutar kedua bola matanya. "Aku sudah menduga kau tak mendengarku. Apa yang kau pikirkan? Dirga?" dengusnya.
Sesil hanya memberikan ringisan tipis.
"Seandainya aku bisa memikirkan pria lain tanpa membahayakan nyawa pria itu, Saga jelas lebih penyabar dari Arga."
Sesil menyadari akan hal itu dan hanya memberikan senyuman tipis sebagai tanggapan akan kalimat Reynara.
"Jadi ... apa kau punya benda itu?" Reynara kembali bertanya dan kembali pada topik awal.
"Apa?"
Reynara mengedarkan pandangan ke sekeliling mereka sebelum memajukan tubuhnya ke arah Sesil. "Testpack."
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga Sesil 2 ( After the Story)
Storie d'amoreAku mencintai Saga, tapi tak bisa menolak kehadiran Dirga. -Sesil-