Apa yang harus aku lakukan jika jatuh cinta pada seseorang yang harus aku sebut DADDY
Namun semakin aku menyadarkan diri, rasa cinta ini lebih berkembang dari kenyataan untuk sekedar saling menghormati
Ada apa dengan Kana, aku sungguh merasa bersalah padanya, apa dia marah setelah aku meninggalkannya tadi malam? Bahkan dia selalu mencariku di ruang kerja.
Tapi aku sungguh tak bisa berkonsentrasi karenanya. Sial, milikku bangun lagi, anak laki-laki itu mendapat mimpi basahnya pagi ini, dia sangat imut, menangis, mengira kalau dia pipis di celana, jika mood-nya bagus, akukan bisa menertawakannya, pasti dia akan merajuk padaku.
"Daddy cium aku ..." katanya saat terakhir kali merajuk denganku. Tapi kenapa sekarang dia terlihat berbeda saat marah denganku, sehingga aku sangat gelisah memikirkan anak laki-lakiku yang manis.
"Pak ... Pak ... PAK." Seseorang bahkan memanggilku sejak tadi, sungguh aku hanya memikirkan GOOD BOY-ku sekarang.
"Owh, ada apa Lara?" Lara adalah sekretarisku.
"Sekolah anak Bapak menelepon, katanya Kana histeris di sekolah."
Sungguh membuatku langsung bangkit dari tempat duduk. Jangan bertanya lagi, aku langsung menuju sekolah Kana dengan segala kekhawatiran. Apakah anak laki-laki itu kembali pada masa lalunya? Membuatku semakin merasa bersalah, apa seburuk itu aku meninggalkannya tadi malam, padahal Sofia sudah memperingatiku.
Pov Off
***
Kana sendirian di UKS, ia tak bisa lagi menahan air matanya, semua bayangan datang padanya, dia hanya sendirian, Mama memberikan Daddy palsu padanya. Kenyataannya jika dirinya bukan untuk disayang.
Kana menjerit saat dia tak bisa lagi mengontrol pikirannya, jika dahulu ia tak memiliki teman, karena inilah Kana di jauhi, ia mudah marah tiba-tiba.
panic attack. Adalah penyakitnya sejak dulu. Ia bisa tiba-tiba marah dan menjerit seperti sekarang.
Kana melempar barang-barang yang di tata di meja, bayangan ayah yang meninggalkannya membuat dia kembali terluka.
Gulf, Gulf, Gulf. ...
Nama itu berkeliaran di benaknya, Kana sangat ketakutan membayangkan dia akan di tinggalkan lagi.
"Kana ...?" Laki-laki tinggi yang ada di benaknya datang, ia menerobos masuk menghampiri Kana yang menangis di dalam lututnya.
"Apa apa?" Belaian lembutnya mengendurkan tangis Kana, laki-laki ini masih peduli dengannya. Dulu saat Kana histeris, tak satu pun yang datang padanya kecuali Sofia. Ayah yang ia tunggu setiap hari, tak pernah menampakkan punggung.
"Daddy, jangan tinggalkan aku, hiks ... hiks ..." Kata-kata pertama Kana, ia pingsan atas rasa syok yang Kana terima.
Johant menyelesaikan permasalahan Kana, ia meminta pihak sekolah untuk menyembunyikannya.