Apa yang harus aku lakukan jika jatuh cinta pada seseorang yang harus aku sebut DADDY
Namun semakin aku menyadarkan diri, rasa cinta ini lebih berkembang dari kenyataan untuk sekedar saling menghormati
Kana menggigit bibir bawahnya melihat Johant melepaskan pakaiannya tak sabaran. Matanya semakin terfokus melihat sesuatu di balik celana dalam Johant. Meskipun sebelumnya Kana sudah pernah melihatnya meski tak terlalu benar.
Benar, itu sangat bebas, besar mengangguk-angguk ketika dibebaskan.
Masih fokus melihat, Kana dikejutkan oleh Johant yang mengambil tangannya sehingga Kana terduduk. Wajahnya memerah sangat dekat dengan milik Johant yang bangun sempurna.
"Apa kau mau mengurutnya?" tanya Johant. Dia telah meremas kan tangan Kana dimiliknya.
Kana melihat tangannya yang tak mampu menampung seluruhnya. Ia tak mendengar apa yang Johant katakan padanya tadi.
"Apa kau ingin berhenti?" tanya Johant melihat Kana tak menggubris ucapannya.
Dagu Kana, Johant angkat sedikit untuk melihat padanya.
"Apa yang kau lihat, Kana? Apa kau takut?"
Kana menggeleng, mulutnya terbuka. "Ini sangat besar Daddy, apa ini muat di lubang pantatku?"
"Apa kau tau hubungan yang seperti ini?"
"Aku baru tau beberapa waktu yang lalu, Daddy. Kata temanku, itu sangat sakit jika memasuki lubang pantat. Apa itu benar?"
Johant mengusap kepala Kana sangat lembut, ia duduk menjajarkan wajahnya pada Kana.
"Kita berhenti saja ya, ini tidak boleh," ucap Johant tersadar kembali.
"Tidak boleh bagaimana, Daddy? Kau bukan Ayahku, tapi laki-laki yang Mama bayar untuk menemukan kebahagiaanku, aku ingin menjadi milik, Daddy. Aku sangat sakit jika Mama mengatakan kalian melakukan hubungan suami dan istri." Kana mengatakannya dengan mata yang mulai sebak.
"Hey, bukannya aku sudah bilang, ini bukan pernikahan yang sebenarnya, sama sekali aku tidak pernah tidur dengan Sofia."
"Benarkah? Lalu kenapa kau ragu sekarang, Daddy? Liat, dia sudah siap sekarang, pasti akan nikmat." Kana tiba-tiba saja mendorong Johant sehingga Kana dengan mudah duduk di atas perut Johant.
"Aku pernah menonton sebuah film, Daddy. Dia menggesekkannya ke sini."
Kana kemudian melebarkan pantatnya dan menyatukan milik Johant yang keras di antara belahan pantatnya.
"Kana ..., jangan begitu, sayang." Johant benar-benar merinding sekarang merasakan panasnya lubang pantat Kana yang menggesek miliknya yang keras.
"Dad-dhi mph ... ini benar, ah ... rasanya mph enak, Dad-dhy ...," ucap Kana mendorong dirinya maju -mundur.
Johant sudah tak tahan menjatuhkan Kana di bawahnya, pantat Kana yang panas hampir saja membuatnya muntah.
"Kana, kenapa kau sangat sexy, sayang." Johant mendaratkan ciuman panasnya di bibir Kana, kemudian perlahan turun menggigit kecil lehernya yang putih, sungguh Johant hilang akal, sehingga taburan warna cinta melukis di leher Kana yang putih.