bab 14

1.2K 144 25
                                    

Pov Johant

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pov Johant

Aku terusik dengan pikiran Kana, bagaimana tidak? Dia mengatakan atau dia ada niat jika suatu saat nanti dia akan seperti Gulf. Uh sial! Dia anak muda, perjalanannya masih panjang. Sedangkan aku hanya Om-Om yang Gulf sebut tadi. Bisa jadi dia bertemu orang yang lebih baik nanti. Aku akan tua dan keriput setelah ini. Bisa jadi bukan? Dia akan meninggalkanku?

"Kenapa Daddy mendiamkanku, bukannya aku yang harusnya marah sekarang?"

"Kau marah tentang apa? Memangnya aku menghianatimu? Atau pergi darimu mengikuti Gulf. Tidak, kan? Aku tidak memiliki kesalahan."

Sudah satu minggu kejadian kehadiran Gulf. Semenjak saat itu Gulf tak pernah menggangguku lagi. Tapi aku hanya kepikiran ucapan Kana waktu itu.

"Lalu kenapa kau mengabaikanku, Dad?" Kana dengan manjanya selalu duduk di atas pangkuanku. Sial, milikku selalu tak tahan dengan pantat anak ini.

"Kana, aku tak ingin itu sekarang," ucapku memindahkan bokong Kana kembali ke kasur yang ia gesekkan dengan sengaja dimilikku yang masih terbungkus.

"Kenapa? Apa kau akhirnya sadar, Ded? Jika kau sedang berkencan dengan anak kecil?"

"Kana?"

"??? "

Aku menghela nafas lelah, bocah laki-laki ini lebih menakutkan ternyata, dia lucu, manja namun tiba-tiba dingin seperti sekarang. Aku benci sifatnya yang terakhir.

"Dad, katakan apa yang menganggumu?"

"Seharusnya aku yang bertanya itu?"

"Dad? Kau kenapa sih? Kau berubah semenjak Gulf itu datang. Apa akhirnya kau sadar, jika kau lebih mwncin--- mphh... "

Mulutnya yang menusuk itu aku kunci dengan ciumaku. Aku kesal padanya, dia terus meragukanku.

"Apa ini! Kau bilang tidak ingi sekarang," rajuknya kembali ke sikap manja.

"Kana, aku ingin bicara."

"Hmm, katakan ..." Kana memainkan ujung kukunya, sangat ingin aku menerkamnya sekarang. Hey? Kenapa aku malah mesum? Anak ini benar, dia sangat penggoda sehingga aku begitu takut jika dia akan menggoda seseorang selain aku.

"Aku benci kau mengatakan bagaimana suatu saat nanti kau menjadi seperti Gulf!" ucapku tak sabar lagi dengan pikiranku.

"Aku hanya penasaran, bagaimana nanti aku melakukan kesalahan seperti itu? Apakah kau akan mencari penggantiku seperti sekarang? Kau menggantikan Gulf dengan aku. Bahkan kau menghapus jejak Gulf di seluruh rumahmu."

"Maka jangan lakukan itu, Kana! Kali ini aku benar-benar berbeda denganmu, aku lebih mencintaimu dari apa pun. Jangan berpikir kau akan meninggalkanku. Untuk itu aku berjanji tidak akan meninggalkanmu."

"Bohong! Semua orang juga mengatakan itu, bahkan Gulf tempo hari yang lalu. Tapi apa, dia juga pernah mengkhianatimu, Dad?"

"Apa kau tau rasanya di tinggalkan?" tanyaku pada Kana sehingga dia memiliki air mata di sudut matanya.

DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang