bab 13

1.2K 161 25
                                    

Cerita by

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita by.
.
.
.
.
ArnanaSuppawut

Kana sudah siap dengan seragamnya yang Johant pungut di dalam mobil, bahkan di ruang tamunya. Mereka masih betah berciuman, padahal sudah di ambang pintu keluar.

"Kana, jangan menggodaku terus, aku tidak yakin kau bisa sekolah nanti."

"Hmm, sepertinya aku lebih menyukai itu."

"Apa kau mau Mamamu pulang karena mendengar kabar anaknya sudah izin selama dua hari?"

"Owh ... aku melupakan Mama, baiklah. Daddy kurangi sedikit kadar tampan, Daddy. Agar aku bisa berkonsentrasi dengan baik."

Hal itu jelas saja membuat Johant sedikit tertawa. "Kau yang menggodaku, Kana. Lihat, dengan seragam sekolah saja, kau berhasil membuatku bangun."

"Dasar, tongkat pipis yang baper."

"Tapi kau suka, kan?" goda Johant melingkarkan tangannya di pinggang Kana. Tentu saja ia gesekan ke perut Kana miliknya yang keras itu.

Namun mereka sedikit teralih, seseorang sepertinya ingin membuka pintu rumah ini.

"Johant?" ucap seorang laki-laki yang baru saja masuk.

Johant terkejut dengan kehadiran laki-laki ini. Ia datang dengan muka yang sedikit lebam dan ada tanda-tanda penganiayaan di beberapa tangannya.

Laki-laki itu berjalan ke arah Johant sambil menangis. Tidak! Dia berlari ke dalam pelukan Johant. Sehingga pegangan yang erat di tangan Kana terlepas.

"Maafkan aku, Jo. Hiks ... hiks ...," tangisnya di dalam pelukan Johant.

***

Pof Gulf

Aku sangat takut, pria yang berjanji untuk kebahagiaanku ternyata salah. Dia pria dengan kelainan sex parah. Aku mendapatkan penganiayaan yang luar biasa saat dia tiduri. Memang dia memenuhi apa yang aku inginkan, di mana selama aku bersama Johant, aku  kekurangan materi.

Dia bekerja keras memang, sial! Obatku sangat mahal untuk dia tebus, sehingga kebutuhanku yang lain tak dapat dia penuhi.

dr. Mew datang padaku, selain dia menyelamatkanku dengan memberikan keahliannya dalam mengoperasi penyakitku, setelah aku mendapatkan pendonor yang pas. Aku hidup normal seperti orang lain. Aku sangat berutang pada Dokter Tampan itu. Selain tampan dan pintar, dia juga sangat kaya. Aku tertarik padanya setelah dia merayuku.

Aku meninggalkan Johant yang berjuang mati-matian untukku. Bahkan dia rela menikahi wanita tua hanya untuk mendapatkan uang operasiku. Aku jahat bukan? Aku malah berterima kasih pada dokter sialan itu.

Aku menyesal sekarang, setelah hidup beberapa waktu dengannya.

"Anggap saja kita impas, Jo. Kau mengkhianatiku dan aku juga melakukan kesalahan yang sama," jelasku pada Johant untuk kembali padanya. Aku tau dia sangat mencintaiku.

DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang