28. ancaman

1.3K 122 22
                                    

Cie double up😂

Siang hari nya Gwey kini kembali terbangun dengan dahinya yang sudah tertempel fever patch. Ia lalu melihat Yedam yang sedang duduk di sofa sambil membaca buku.

"Kak Yedam, mana katanya mau telepon ayah sama ibu? Gwey kangen mereka"

"Kamu kan harus sembuh dulu baru bisa telepon mereka"

"Gwey udah sembuh, plis kak. Gwey kangen mereka"

Yedam pun dengan terpaksa merogoh sakunya dan memencet beberapa nomor disana dan memberikan pada Gwey saat sudah tersambung.

"Halo"

"Ayah, ibu"

"Gwey? Ini kamu nak?"

"Iya ini aku, aku kangen sama kalian"

"Yaampun nak kami juga rindu kamu, kenapa kamu gak pernah ada kabar? Terakhir kamu menghubungi kami setengah tahun yang lalu, kami khawatir, takut terjadi sesuatu sama kamu"

"Gwey baik² aja disini, maafin Gwey gak pernah hubungin kalian"

"Kapan kamu akan kembali ke Indonesia?"

Mendengar itu Yedam berdecih pelan, selalu itu yang ditanyakan kedua orang tua Gwey saat mereka berteleponan, memuakkan.

"Gwey masih belum tau" jawab Gwey sambil merunduk lesu.

"Yasudah, tidak apa. Yang penting kamu disana baik² aja dan kalo ada sesuatu hubungi kami ya? Sering² lah berkabar dan sempatkan waktu untuk pulang ke Indonesia, jujur melepaskan kamu ke negeri orang itu sangat membuat kami tak berhenti mengkhawatirkan mu"

"Iya yah, bu. Jangan khawatir, Gwey baik² aja disini, kalian gak perlu khawatir. Sudah ya Gwey tutup, Gwey sayang kalian" ucap Gwey sambil menutup mulutnya agar isakannya tak terdengar oleh kedua orang tua nya.

"Kami juga mencintaimu nak"

Sesaat panggilan itu diakhiri, Gwey langsung menangis tersedu-sedu, ia benar² ingin mengatakan yang sejujurnya namun sangatlah takut jika pria² ini juga bisa melukai kedua orang tuanya atau bahkan mampu menyingkirkan orang² yang dia sayangi.

"Habis ini makan ya? Terus minum obat lagi" Yedam yang hendak pergi pun terhenti kala pergelangannya di cekal oleh Gwey.

"Aku mohon.... Biarin aku pulang ke Indonesia sekali aja, aku kangen orang tuaku, seenggaknya mereka gaakan khawatir kalau ngeliat aku sekali aja"

Yedam menggeleng, "gabisa, kita gamau ambil resiko"

"Aku mohon kak, biarin aku pulang. Aku gaakan kabur, aku akan ikut kalian lagi pulang ke Korea tapi aku mohon kak, satu kali aja"

Yedam yang sebenarnya sudah menahan amarahnya sedari tadi pun hanya mendengus, "sekali gabisa ya gabisa Gwey! Kamu jangan ngelunjak, mentang² kami selama ini menuruti semua mau kamu karena kamu yang masih marah pada kita namun itu gak ngebuat aku biarin kamu keluar apalagi ke Indonesia"

"Plis kak, aku sejak awal ada di Korea belum pernah sama sekali pulang ke Indonesia, orang tuaku butuh aku"

"Mereka gak butuh kamu! Apa gak cukup selama ini aku dan yang lain mengirimkan uang pada mereka, seharusnya itu jadi balasan kamu untuk patuh dan tunduk sama kita"

Gwey kini menatap nyalang pada Yedam, "jadi maksud kakak, aku ini barang yang bisa kalian beli, gitu?"

Yedam memalingkan wajahnya dan hanya bisa diam membisu.

"Jawab kak! Aku ini bukan barang yang bisa kalian beli gitu aja!"

"Cukup Gwey! Sikap kamu udah keterlaluan, jangan pancing emosiku!"

THE OTHER SIDE | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang