Prolog

1.8K 94 2
                                    

©a jaemren story by fanaqiel

Suara berisik dari motor-motor besar milik anggota Gravier memenuhi halaman rumah sederhana milik Jaedan. Hingga sang pemilik rumah yang pada saat itu sedang mengobrol bersama diruang keluarga merasa terganggu.

Jaedan membuka pintu dan melihat para anggotanya memakai motor besar dan pakaian serba hitam itu terlihat sedikit bingung. Untuk apa mereka bertamu dan menganggu malam-malam begini?

Mahen selaku ketua dari Gravier mengawali para anggotanya untuk turun dari motor dan mendekat ke arah Jaedan yang masih tidak bergerak dari pintu.

"Yoo bro." Sapa Mahen.

"Oi, Bang. Ngapain lo pada dateng kesini malem-malem?." Tanya Jaedan sambil ber-high five kepada para anggotanya.

"Ada yang mau gue omongin. Bokap nyokap didalem kan?." Jawab Mahen.

"Ada didalem mereka. Mau ngomongin apa ini? Harus ada bokap nyokap Bang?." Tanya Jaedan.

"Iya harus ada. Nih ngga disuruh masuk gitu kek?". Sela Jeriko tidak sabaran.

"Berisik lu. Yaudah masuk."

Anggota Gravier yang berjumlah 8 orang berbondong masuk kerumah sederhana milik Jaedan. Agung dan Yuna selaku Ayah dan Ibu Jaedan yang sedang mengobrol kemudian menyambut teman-teman dari anaknya tersebut.

"Eh anak-anak pada mau main ya? Aduh kalo malem ini Bunda ngga ijinin Nuel pergi, karena besok harus bantuin Bunda bikin kue pagi-pagi. Kalo malem ini pergi besok pasti dia bangun kesiangan." Ucap Bunda Yuna sembari mempersilahkan Gravier untuk duduk.

Jika dirumah, Ayah dan Bunda Jaedan memang sering memanggilnya Nuel. Jaedan Arsyanuel.

"Aduh ngga mau main kok, Bun. Kita cuma mau dateng kesini buat ngomong sama Ayah dan Bunda." Ucap Mahen.

"Mau ngomong apa, nak?."

"Kita mau ngajak Jaedan buat sekolah lagi bareng kita."

Ucapan Mahen baru saja mengagetkan anggota keluarga tersebut. Jaedan yang mendengar pun sontak menegakkan duduknya yang semula bersandar dan menatap anggotanya dengan pandangan bingung.

"Bang, maksud lo apa?." Sela Jaedan

...

Jaedan Arsyanuel,

Cowo yang biasa dipanggil Jaedan sama teman-temannya, dan Nuel jika bersama keluarganya.

Jaedan hidup sederhana dengan kedua orang tuanya. Ayahnya seorang petani kebun milik tetangga, dan Ibunya seorang penjual kue. Jaedan terpaksa berhenti sekolah saat masih Semester 1 Kelas 11 dikarenakan dirinya merasa kasihan kepada orang tuanya, padahal Ayah dan Bundanya masih sanggup jika harus membayar uang sekolahnya. Tapi Jaedan adalah orang yang keras kepala.

Ayah dan Bunda Jaedan sangat bersyukur karena Jaedan memiliki teman yang sangat peduli. Tidak ada dari mereka yang membeda-bedakan, karena menurut mereka pertemanan yang tulus itu tidak memandang harta.

Jaedan adalah anak tunggal. Tidak heran jika kedua Orang Tuanya sering over protective.

®ijwby

Dirumah mewah bernuansa putih, Ravindra bersama kedua orang tuanya sedang menonton TV bersama diruang keluarga. Ravindra adalah anak tunggal.

Ravindra merupakan anggota kelompok club motor yang bernama Alaska dan berjumlahkan 13 orang. Di geng motor tersebut, Ravin memiliki sahabat dekat yaitu Haris dan Yesa.

Ravin hidup dengan bergelimang harta. Ayahnya seorang arsitektur terkenal dan Ibunya merupakan Designer. Namun, dibalik hidupnya yang serba berkecukupan, Ravin selalu merasa terpuruk karena selalu ditinggal kedua orang tuanya.

Orang tuanya itu worka holic dan jarang ada waktu untuk Ravin. Ravin biasa dirumah bersama si Mbak yang menyiapkan segala kebutuhannya. Dan sahabatnya, Saskia yang sering menemaninya.

Disaat mereka sedang menonton acara TV, Papa Ravin tiba-tiba berbicara, "Besok Mama sama Papa mau ada acara. Kami tinggal ya?"

Ravin mendecih, "Biasanya juga ditinggal kan? Buat apa nanya gitu."

"Ravin, maafin Mama sama Papa karena jarang ada waktu buat kamu. Kami bakalan kurangin schedule kami kedepannya biar bisa bareng sama Ravin terus. Tapi untuk saat ini belum bisa, Nak." Ucap Mama Ravin memberi pengertian.

"Terserah Mama sama Papa. Ravin cape."

Ravin meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamarnya. Orang tuanya dibuat menyesal karena tidak pernah ada waktu buat anak semata wayangnya itu. Tapi pekerjaan padat, mendesak mereka untuk segera ditangani.

Dan itulah perdebatan yang terjadi jika Ravin sedang bersama kedua orang tuanya. Dirinya sudah muak dengan ucapan orang tuanya yang pamit hendak meninggalkan dirinya karena pekerjaan mereka.

Ravin hanya ingin mereka ada waktu buat dirinya, pengen bisa family time, jalan-jalan layaknya keluarga harmonis yang lain.

"Sesusah itu ya Ma.. Pa.."

to be continued

i wanna be yours - JaemRen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang