16. Kemurkaan Ravindra

553 56 3
                                    

© a jaemren local story by fanaqiel


Sas bukanlah tipe orang yang bisa menasehati sahabatnya tentang cinta, karena kisah percintaannya pun tidak berjalan dengan mulus. Terakhir, ia benar-benar hanya berhubungan dengan Madhava dan itu pun masih membuatnya trauma sampai sekarang.

Pagi ini, ia menemani Ravin yang terlihat berantakan dikamarnya. Ravin menceritakan semua yang terjadi pada Sas semalam dan berakhir Sas tidur dikamar pemuda aries itu. Mereka sepakat untuk tidak berangkat sekolah hari ini karena sudah merencanakan sesuatu.

Tidak masalah karena Chandra dan Winda sedang berada di Perancis. Mereka berdua juga sudah ijin pada sekolah dengan alasan sedang ada acara keluarga.

Namun, ada satu orang yang belum mereka ajak bekerja sama, yaitu si Mbak. Si Mbak ini memang susah diajak kerja sama, beliau tetap konsisten akan melaporkan majikannya jika Ravin berbohong.

Namun, dengan omongan manis andalan Saskia, Mbak berhasil diajak kerjasama dengan embel-embel,
"Nanti kalo kita udah pulang aku ajak Mbak nonton bioskop, gimana?" , atau bisa juga seperti ini, "Sas sama Ravin ajakin shopping sepuasnya deh terserah Mbak."

•••

Setelah sekitar hampir 5 jam waktu yang mereka habiskan untuk memanjakan si Mbak, Ravin dan Sas akhirnya bisa bernafas lega dan segera melancarkan rencananya.

Jam menujukkan pukul 2 siang, itu tandanya sekolah akan pulang 1 jam lagi. Sas dan Ravin menuju kesuatu tempat tujuan mereka. Bisa kalian tebak? Iya, mereka menuju markas Zifees, tanpa sepengetahuan Alaska dan Gravier.

Karena takut Sas terluka, Ravin menyarankan Sas untuk membawa alat self defense, berjaga-jaga jika ia juga diserang.

Setelah sampai didepan markas, Ravin melihat pintu tertutup rapat. Saat berencana ingin membobol, ternyata pintu tidak dikunci, cakep, gini kek dipermudah, batinnya.

"Ga dikunci, ya?" Tanya Sas yang berada dibelakangnya. Ravin hanya mengangguk kemudian masuk.

Terlihat emosinya sudah kembali berada dipuncak, rasanya ingin membakar tempat ini. Ia sungguhan benci pada orang yang bernama Gamaliel itu. Apa orang itu benar-benar terobsesi padanya? Tcih.

"ARGHHH!!!"

Ravin berteriak meluapkan emosinya, menghancurkan semua yang ada didalam markas itu. Menendang meja, dan menghancurkan semua pajangan yang ada disana.

"GUE BENCI BANGET SAMA LO GUE BENCI BAJINGAN BRENGSEK!!!"

"GARA-GARA LO GUE SAMA JAEDAN JADI HANCUR, GUE BENCIIIIIII LO ANJINGGGG!!!"

Ravin menangis. Dia benar-benar tidak ingin berpisah dengan Jaedan. Ravin sudah jatuh hati pada pemuda itu, ia tidak mau semua ini berakhir begitu saja hanya karena bajingan itu.
Beberapa saat kemudian, suara motor terdengar dari arah luar. Ravin mengetatkan bibirnya, Sas sedikit gelalapan.
"Vin, mereka dateng!"

"Lo tenang aja, berdiri dibelakang gue. Kalo ada yang nyerang, gunain alat yang lo bawa tadi."

Sas mengangguk paham.

Anggota Zifees datang dengan raut muka kebingungan, tapi hanya ad beberapa anggota disana, hanya ada sekitar 10 orang beserta Gama.

Gama menampakkan dirinya didepan pintu yang sudah terbuka, menatap markasnya yang sudah tidak berbentuk dan melihat pujaan hatinya berdiri dengan seorang perempuan dibelakangnya.

i wanna be yours - JaemRen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang