14. Menyerah?

501 50 5
                                    

© a jaemren local story by fanaqiel




"GAMALIEL!"

"BRENGSEK KELUAR LO BAJINGAN!"

"ANJING KELUAR LO PADA!"

Malam nya, Jaedan nekat pergi ke markas Zifees seorang diri. Dirinya sudah muak dan tidak sabar untuk segera menghabisi Gamaliel.

Jaedan tidak akan pernah puas jika hanya beradu antar fisik, dirinya ingin Gamaliel mati saat ini juga. Maka dengan ketidak sabarannya dan keemosian yang sudah dipuncak, membawanya berani menginjakkan kaki dimarkas ini.

"BRENGSEK KELUAR ANJING!"

Gama yang sedang bersantai diruangan kekuasannya ditemani 3 anggota lain sesaat tersentak karena suara teriakan diluar. Dia berfikir, siapa yang berani teriak seperti itu diwilayahnya?

Jaedan melihat Gama keluar dari sebuah ruangan bersama 3 orang dibelakangnya. Markas memang sepi, hanya ada 4 orang tersebut.

"Ngapain lo -"


Bugh

Tanpa aba-aba, 1 tonjokan Jaedan layangkan pada Gama dengan kencang dan brutal.
Gama yang kaget belum bisa melawan karena ini terlalu tiba-tiba.

Jaedan menendang perut, kepala dan menginjak kaki Gama dengan kesetanan. 3 anggota Zifees yang melihat itu langsung menghajar balik Jaedan. Namun kekuatan mereka yang tak seberapa dengan Jaedan, mereka dengan cepat tumbang satu persatu.

Gama yang masih sadar dengan pelan langsung bangkit. Dengan gerakan tangan yang akan melayangkan tinju ke wajah tampan Jaedan, ia langsung saja menepis tangan itu dengan mudah.

"Maksud lo apa brengsek!"

Jaedan mencengkram baju Gama, dengan guratan urat emosi yang tercetak jelas disana. "Lo masih tanya apa maksud gue? Lo itu beneran bodoh apa gimana? APA YANG LO LAKUIN KE NYOKAP GUE BAJINGAN!"

Jaedan berteriak didepan muka Gama. Ia merasa, luka-luka yang ada ditubuh Gama belum cukup untuk membalas semua perbuatan yang telah mereka lakukan ke Bunda nya.

Gama tersenyum miring dengan sedikit kekehan, "Gue? Ngelakuin apa ke nyokap lo?"

Sepertinya, Gama memiliki 5 nyawa.

"Lo kan yang udah nabrak nyokap gue kemarin?"

Gama memasang wajah sok kebingungannya, pura-pura tidak mengerti. "Nabrak nyokap lo? Perasaan gue kemarin ga sengaja nyenggol pedagang kue."

Sungguh Jaedan sangat berusaha mengontorl emosinya sekarang. "Lo bilang apa barusan?"

Gama tersenyum angkuh. "Dengerin gue ya, Jaedan. Lo itu miskin, ga pantes buat dapetin Ravin yang jelas-jelas dia anak orang kaya. Lo tuh ga pantes sama dia, apa kata orang-orang? Apa kata keluarganya Ravin nanti? Lo tuh cuma anak pedagang kue miskin sama tukang kebun yang penghasilan sehari-hari mungkin cuma bisa buat beli mie instan 1, iya kan?"

Bugh

Bugh

Bugh

Tonjokan-tonjokan keras ia layangkan lagi pada Gama. Nafasnya memburu, matanya menahan tangis karena menahan rasa sakit. Orang tuanya baru saja dihina oleh orang yang punya mulut tak beradab seperti Gamaliel.

Gama berusaha membalas pukulan Jaedan walau dirinya sudah babak belur dan berantakan.

Bugh

Gama berhasil melayangkan satu tonjokan pada muka Jaedan yang langsung bengkak sekaligus berdarah. Tonjokan anak itu memang tidak main-main, rasa perih langsung dirasanya.

i wanna be yours - JaemRen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang