15. Tentang kita selanjutnya

467 55 0
                                    

© a jaemren local story by fanaqiel


"Ravin."

Ravin melewati ruang keluarga yang diisi Chandra dan Winda yang sedang menonton TV. Dirinya sudah siap dengan jaketnya berhenti dari langkahnya ketika suara sang Papa memanggil nya.

"Apa?"

"Mau kemana kamu?"

Ravin menghela nafas gusar. "Mau kerumah sakit."

Kedua Orang tuanya mengernyit mendengar jawaban anaknya itu. "Siapa yang sakit?" Tanya Winda.

"Bunda."

"Bundanya temen kamu itu kemarin?"

"Hm."

Winda bergegas menghampiri Ravin yang berdiri tak jauh dari mereka. "Bu Yuna sakit apa?"

"Kecelakaan."

Winda terkejut mendengarnya, tangannya menutup mulutnya yang terbuka. "Astaga! Kapan kejadiannya?"

"Kemarin. Udah aku mau pergi dulu, Ravin pamit."

"Tunggu." Winda mencengkal tangan kurus Ravin, "Dirumah sakit mana? Biar mama sama papa bisa jenguk kesana."

Ravin memutar bola matanya.
"Rumah sakit Cipta Medika, kalo mama sama papa mau jenguk mending besok aja."

"Yaudah, kamu pulang jam berapa? Jangan malem-malem. Besok sekolah."

Ravin mengernyit, tumben mama nya berkata seperti itu? Biasanya mereka akan membiarkannya, mau Ravin pulang subuh, bahkan tidak pulang pun jika malam minggu pun, mereka tidak peduli.

"Iya. Jam 10 udah balik."

"Hati-hati dijalan ya, sayang."

"Hm."

•••

Ravin sedang memarkirkan motornya dan segera melepas helm. Mengambil makanan yang ia gantung di motor, sekotak martabak manis dan asin beserta beberapa buah.

Sebenarnya, Ravin sempat ingin mengajak Sas untuk membawakan semua kantong plastik ini, tapi ternyata si perempuan ribet itu hangout bersama teman-temannya.

Ravin menuju kamar nomer 42 yang berada dilantai 3. Ia berjalan dilorong rumah sakit yang tampak sepi itu, padahal masih jam 8 malam. Saat sudah dekat, ia melihat Jaedan sedang duduk dikursi depan kamar Yuna.

Ravin melihat Jaedan sedang memejamkan matanya dengan kepala yang mendongak, tangan yang bersedekap ke dada, dan tubuh yang disandarkan kedinding. Terlihat lesu.

"Jae?"

Jaedan perlahan membuka matanya, menyesuaikan cahaya. Dirinya tidak benar-benar tidur, hanya lelah saja dan pikirannya penuh.

"Eh, Vin? Lo kesini ternyata."

Ravin terkejut mendengar ucapan Jaedan baru saja. Ia tidak salah dengar kan? Jaedan memanggilnya dengan sebutan lo?

i wanna be yours - JaemRen [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang