🏘🏘🏘
وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّتَّخِذُ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اَنۡدَادًا يُّحِبُّوۡنَهُمۡ كَحُبِّ اللّٰهِؕ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ؕ وَلَوۡ يَرَى الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡٓا اِذۡ يَرَوۡنَ الۡعَذَابَۙ اَنَّ الۡقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيۡعًا ۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعَذَابِ
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zhalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS. Al-Baqarah: 165)
☆
☆
☆BAGIAN 1
Suasana kediaman Ghifari siang ini sangat sepi mengingat hari ini hari jumat, para laki-laki sedang melaksanakan salat jumat di masjid.
Sementara itu bunda Zena sedang menyiapkan makan siang seperti biasa sebelum para penghuni rumah pulang. Mereka masih tinggal di rumah yang sama, suasana rumah juga masih tetap sama seperti dulu bedanya tidak ada Anna. Anak itu sudah berumah tangga dan memiliki seorang anak perempuan yang usianya 3 tahun di bawah Wafa.
"Akh gak dapet nasi kotak jumatannya," julid Wafa ketika sudah di depan pintu rumah sambil mendorong kursi roda Aldan.
Aldan tadi meminta Wafa untuk mengantarkannya pulang ke tumah, eh malah diajak kerumahnya. Wafa ingat jika Aldan belum makan apapun tadi di sekolah.
"Ngeluh terus sih," balas Aldan.
"Ya lagian, biasanya dapet."
"Kayaknya bunda lo lagi masak deh, wangi soalnya."
Wafa mendengus, bibirnya dia majukan tiga senti. Kemudian menyugar rambut panjangnya yang tadi siang digunting oleh pak Bagas di sekolah. Ya lagian, masih sekolah kok manjangin rambut, begitu kata bunda Zena.
"Bener nih, seperti mencium bau-bau opor ayam," katanya.
Wafa masuk begitu saja meninggalkan Aldan yang masih terdiam didepan pintu besar itu.
Tidak lama Wafa kembali lagi dengan cengiran khasnya. "Lupa kalo lo ada di sini."
"Padahal gue bisa masuk sendiri," ungkap Aldan.
"Iya, gue tau, tapi di depan sana ada tanjakan yang sedikit curam nanti kesulitan naiknya."
Yang dimaksud Wafa adalah tangga, sebelum memasuki ruang tamu terdapat dua anak tangga. Memang menyusahkan yang bikin rumah, apa fungsi dua anak tangga di dalam rumah.
Aldan hanya mengangguk dia sudah tau karena sering bermain di sini apalagi hari jumat. Keluarga Wafa sering mengajaknya untuk makan bersama.
Wafa mencoba mengangkat kursi roda Aldan melewati tangga namun entah apa yang membuatnya oleng, tiba-tiba mereka....
Brak...
Mereka terguling ke kanan. Kedua cowok itu saling tatap dan akhirnya mereka tertawa kencang sampai bunda Zena yang sedang memasak pun menghampiri mereka.
"Astaghfirullah, kalian kenapa?" panik bunda Zena. Pasalnya dua cowok itu rebahan di atas lantai.
"Kita gak kenapa-napa, bun. Kita cuma lagi nyobain lantai yang baru di pel ini," jawab Wafa ngasal.