BAGIAN 4

10.1K 972 188
                                    

"Dan tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah malam, Kami lepaskan dari malam itu siang, maka tiba-tiba mereka ada dalam kegelapan." (QS. Yasin : 37)

*
*
*
SELAMAT MEMBACA—

BAGIAN 4

"Bunda, ini adek beneran gak hamil kayak bunda kan?" Wafa terus bertanya tanpa henti sepanjang perjalanannya dari dapur hingga teras rumah.

"Udah bunda bilangin gak akan adek, Astaghfirullah, kamu ini kenapa sih," kesal bunda Zena.

"Tau, berisik banget," serobot Ghaza dibelakang mereka.

Wafa menggandeng bundanya dan mendusel-dusel kepalanya di pundak bunda Zena, "Bunda, beliin parfum kayak yang punya kakak dong," pintanya sambil nyengir menyebalkan jika dilihat oleh Ghaza.

Ghaza membulatkan matanya, "pantes sisa dikit parfumnya," bicaranya santai tapi nadanya sedikit kesal.

"Iya, emang kenapa? Minta dikit doang kok."

"Parfum kayak gimana?"

"Pokoknya nanti bunda liat aja deh."

"Itu parfum gak ada yang jual di sini," tambah Ghaza.

"Affah iyah?" Wafa mengalihkan pandangannya pada Ghaza.

"Gak percayaan amat," Kakak kedua Wafa itu berpamitan kepada sang bunda. Mencium punggung tangannya kemudian mengecup pipi kanan dan kiri sang bunda. "Bunda, kakak berangkat dulu yah, hari pulang agak malem karena ada tugas."

"Iya, Sayang. Hati-hati di jalan yah, jangan lupa makan, salat."

"Iya, bunda."

Ghaza pergi meninggalkan adik dan bundanya yang berdiri di depan teras rumah. Laki-laki dengan kaus putih dibalut kemeja kotak-kotak hitam itu menaiki motor Yamaha XSR 155 hitamnya lalu mengenakan helm cargloss full face miliknya, setelahnya dia membunyikan klakson tanda bahwa dia akan pergi.

"Ayo, bun, berangkat," Ayah Diaz muncul dari belakang bersama Alfariz. Mereka sama-sama mengambil kunci kendaraan masing-masing.

"Bunda, Aa berangkat dulu ke rumah sakit, yah."

"Hati-hati, yah."

"Aa pulang malem, bun."

"Iya."

Keluarga itu pergi ke tujuan mereka masing-masing.

****

Di SMAN 1 Tunas Bangsa, siapa yang tidak kenal dengan Wafa? Cowok ini termasuk salah satu siswa yang paling dikenal oleh siswa lainnya. Banyak yang mengagumi sosok Wafa karena beberapa prestasinya. Wafa dikenal sebagai anak yang banyak tingkah dan banyak bicara. Dia memang tidak terlalu pandai dalam bidang akademik, tetapi dia pandai dalam bidang non akademik. Fotograper, voli, memainkan gitar itu adalah hal-hal yang dia kuasai dan ini menjadi daya tariknya.

Dengan ketenaran Wafa yang seperti itu,  dia mau bersahabat dengan Aldan?

Bukan tanpa alasan. Persahabatan keduanya begitu tulus. Bahkan mereka lahir ditanggal, bulan dan hari yang sama. Namun, nasib Aldan sedikit berbeda, ibunya meninggal ketika melahirkannya. Rumah mereka berdekatan, bahkan berhadapan hanya butuh 5 langkah bagi mereka untuk saling berkunjung.

Ulang tahun adalah hal yang tidak Aldan sukai, maka dari itu Wafa menghargai itu. Mereka tidak pernah merayakan hari bahagia mereka bahkan sekedar untuk makan-makan. Mereka memilih untuk diam seakan tidak ada apa-apa.

WELCOME HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang