Jarak

27 3 0
                                    

Jika ada yang bertanya narasi apa yang tak pernah habis aku utarakan, jawabannya adalah rindu. Pembahasan yang tak pernah usai dari waktu ke waktu. Sebuah jarak pun telah dituduh sebagai awal rasa itu bermula.

Tak henti-hentinya hati ini selalu dicecar rindu. Perihal waktu-entah jarak ini sementara atau lama-tetap dengan lancangnya rasa rindu ini selalu hadir seketika.

Ternyata memang tak mudah menjalaninya. Dulu, kita yang bisa selalu bersama berbagi cerita. Kini kita hanya bisa saling menatap layar yang bersuara.

Disaat perempuan lain marah ketika komunikasinya terputus, justru aku harus berkata, "Istirahat ya, tidurnya jangan larut malam. Besok kamu harus bangun pagi, kan?"

Disaat perempuan lain kesal karena tak sabar ingin bertemu, aku harus rela menunggu dan berkata, "Selesaikan dulu pekerjaanmu, aku akan tunggu kamu."

Setiap waktu sunyi aku selalu menyebut namamu dalam hati kecilku. Perjuangan aku di sini tak mudah. Sabar, ya. Tinggal sebentar lagi. Mungkin rasa rindu ini akan sedikit reda ketika kita saling berpaut dalam do'a.

- NR -
Jum'at, 24 Maret 2023

Tentang Kamu (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang