BAB 15

1.3K 6 0
                                    

"Akkkkku gakkk kuaaaaaat...!" rintihan Lastri terdengar seperti suara yang tercekik, mungkin dia berusaha untuk tidak berteriak.

"Lasssss gak kuatttt, kelllluar..!" kembali suara Lastri meninggi saat puncak orgasme di raihnya, suaranya lebih tinggi daripada tadi. Aku yakin, kali ini Mbak Wati pasti akan bangun dan keluar mencariku. Habislah aku.

"Gantian Las, aku juga pengen nyobain seenak apa kontol gede..!" kata ibu warung menarik Lastri untuk menggantikannya.

"Nanti dulu Bu, memekku masih ennak..!" jawab Lastri menarik lepas tangannya dari pegangan Ibu warung.

"Buruan, nanti Mbaknya keburu bangun." kata Ibu warung memaksa Lastri bangun dari atas tubuhku.

"Aduh, bisa pada pelan gak sih, suaranya?" kataku jengkel, terlebih aku sama sekali tidak menikmati ngentot dalam keadaan ketakutan seperti sekarang.

"Jang, Ujang, kamu di mana ?" suara Mba Wati memanggilku dari kamar kami menginap, membuatku terkejut, matilah aku. Mbak Wati pasti sedang mencariku. Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi juga.

"Walah keburu bangun, kamu sich Las berisik." kata Ibu warung buru keluar kamar meninggalkan kami.

"Buruan mas, keluar..!" kata Lastri menggulingkan tubuhnya di sampingku. Aku segera berdiri dan membetulkan celanaku sambil berjalan cepat keluar kamar.

"Iya, Mbak..! Aku lagi ngerokok di luar..!" jawabku setengah berteriak, aku lega di luar kamar tidak ada Mbak Wati, sepertinya dia masih di dalam kamar.

"Jang, anter Mbak pipis. Loh kok, belum tidur, Bu ?" sapa Mbak Wati menyapa Ibu Warung yang tersenyum geli.

petualangan gunung kumkusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang