Hari ini sesuai perkataan Papi Sigit, mereka akan bertemu dengan calon Naren.
Mereka terlihat sudah bersiap menuju ke restoran yang sudah disiapkan untuk pertemuan 2 keluarga tersebut.
Dan fakta mengejutkan lagi untuk Naren, bahwa hari ini bukan cuma pertemuan saja tapi langsung dilanjut dengan tunangan.
Gila emang, pikir Naresh.
Keluarga Wijaya sudah tiba di halaman Resto yang ditentukan. Mereka langsung masuk dan menemui pelayan disana.
"Selamat Siang Pak, ada yang bisa kami bantu?" Tanya pelayan.
"Eumm bisa tunjukan ruangan yang sudah dibooking keluarga Batara?" Ucap Sigit.
"Oh, apakah ini keluarga Wijaya?" Tanya pelayan.
"Ya benar." Jawab Sigit.
"Baik pak, mari ikuti saya." Ucap pelayan tersebut.
Pelayan tadi mengantar sampai depan pintu ruangan yang sudah dibooking keluarga Batara
"Ini ruangannya pak, keluarga Batara sudah menunggu keluarga bapak." Ucap Pelayan.
"Terima kasih." Ucap Sigit.
"Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu pak." Ucap pelayan tadi dan pergi berlalu.
Keluarga Wijaya pun sudah memasuki ruangan, disana sudah terlihat keluarga Batara yang sudah menunggu.
"Selamat siang tuan Bagas Batara, sorry kalau kita datangnya telat." Ucap Sigit saat sudah sampai didepan keluarga Batara.
"Tidak apa-apa Sigit, kita belum terlalu lama menunggu. Silahkan duduk." Ucap Bagas Batara.
"Kau dari dulu tidak berubah Bagas. Tetap awet muda seperti dulu." Ucap Sigit.
"Ah bisa aja kamu." Bagas melirik Naren yang sudah duduk disebelah Mamanya.
"Itu Naren?" Tanya Bagas sambil menunjuk Naren.
"Iya dia Naren, calon menantumu." Ucap Sigit.
"Wah dia sangat tampan sekali, iya kan ma." Ucap Bagas.
"Iya pa." Jawab Tania Batara.
"Terus calon menantuku dimana? Kenapa dia tidak kelihatan?" Tanya Sigit.
"Ah Windy sedang on the way kesini, dia tadi izin telat lagi ngurusin sedikit masalah dikantor cabang." Ucap Bagas.
"Oh rajin sekali calon menantuku itu." Ucap Sigit.
"Nak Naren ini udah kerja apa masih kuliah?" Tanya Bagas.
"Udah kerja om." Jawab Naren.
"Dia yang sekarang ngelola perusahaan Wijaya Gas." Ucap Sigit.
"Oiya?" Ucap Bagas.
"Iya, saya udah tua jadi ke kantor itu cuma ngecek aja. Selebihnya Naren yang urus semuanya." Ucap Sigit.
"Oh ya sama kayak aku, sekarang perusahaan Batara juga yang ambil alih si Dimas, makanya sekarang dia tidak bisa ikut karena hari ini ada rapat dengan klien penting. Windy juga, dia yang mengurusi kantor cabang Batara." Jelas Bagas.
"Oh ya bagus, mungkin nanti Windy bisa bantu-bantu Naren nantinya." Ucap Sigit.
Dering ponsel Tania membuat percakapan itu terhenti.
"Siapa Ma?" Tanya Bagas.
"Windy pa, sebentar ya saya izin angkat dulu." Ucap Tania dan diangguki oleh Sigit dan Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Love
FanfictionWhitory Vers. {Publish : 24-03-2023 {End : ? Update setiap hari, kalau nggak males+masih ada stok cerita di draft:v