(5) FL- Cuek

332 49 15
                                    

Pagi harinya keluarga Batara dan Wijaya pun sudah berkemas-kemas untuk pulang ke rumah masing-masing. Pasutri baru juga akan pulang ke rumah yang telah dibelikan oleh Sigit sebagai hadiah pernikahan.

Meskipun akan ditinggali berdua, tak tanggung-tanggung Sigit membelikan rumah yang sangat besar tentunya juga dengan harga yang tak main-main dong.

"Pak Cahyo hati-hati mengantar anak-anakku okey, jangan sampai mereka berdua lecet." Ucap Bagas.

"Siap pak Bagas." Jawab Cahyo, sopir pribadi keluarga Batara yang ditugaskan Bagas untuk mengantar Windy dan Naren.

Mobil yang ditumpangi pasutri itupun sudah melaju meninggalkan hotel.

Saat sampai dirumah, Naren dan Windy menurunkan barang-barangnya dan dibantu oleh Pak Cahyo.

"Pak Cahyo makasih, nanti pak Cahyo minta tambahan aja uang sama papa okey. Bilang aja disuruh Windy." Ucap Windy pada Pak Cahyo.

"Aduh neng Windy, nanti kalau saya yang ditampol pak Bagas gimana?" Tanya pak Cahyo.

"Gak bakalan, bilang aja disuruh Windy gitu pasti nanti papa ngasih kok." Ucap Windy.

"Okedeh neng, nanti pak Cahyo bilang sama Bapak. Kalau gitu Pak Cahyo pulang dulu ya neng." Ucap Pak Cahyo.

"Hati-hati pak." Ucap Windy.

Windy berjalan memasuki rumah dengan membawa kopernya. Sedangkan Naren dia sudah masuk duluan.

Saat Windy hendak masuk ke dalam kamar utama, suara Naren mengentikan langkah Windy.

"Mau apa kau?" Tanya Naren.

Windy mengerutkan keningnya.
"Aku hendak memasukan barang-barang ini ke dalam kamar." Jawab Windy.

"Siapa yang membolehkan lo masuk ke kamar itu, kamar lo ada dilantai 1, ini kamar khusus gue." Ucap Naren.

Lantai satu? Jadi maksudnya kita pisah kamar? - Batin Windy.

"Maksudnya?" Tanya Windy.

"Kita tidak akan tidur bareng. Gue gak sudi kalau harus tidur bareng sama lo." Ucap Naren.

Segitukah?- Batin Windy.

Windy hanya diam saja.

"Kau dengar tidak?" Tanya Naren.

"Iya." Ucap Windy kemudian dia pun turun ke lantai satu dan langsung memasuki kamarnya.

"Astaga, baru beberapa jam jadi istrinya. Tapi hatiku sudah sakit dibuatnya." Ucap Windy pelan.

Tak terasa air mata Windy menetes.

"Ah aku gaboleh cengeng, Windy harus kuat." Ucap Windy dan dia mulai membereskan semua barang-barangnya.

_____

Selesai membereskan barang-barangnya, Windy keluar dari kamar. Dan dia melihat Naren yang sudah tampak rapi tengah berjalan menuruni anak tangga.

"Kamu mau kemana?" Tanya Windy.

Naren melirik sekilas dan menjawab
"Gue mau ketemu Misel." Jawab Naren.

"Misel?" Tanya Windy.

"Ck! Dia pacar gue, namanya Misel." Jelas Naren.

"Kamu beneran masih berpacaran dengan cewek itu?" Tanya Windy.

"Ya iyalah! Kan gue udah bilang, walaupun kita udah nikah gue dan pacar gue Misel tetep pacaran." Ucap Naren membuat Windy sakit hati.

"Tapi kalau orang tua pada tahu gimana?" Tanya Windy.

Forced LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang