(8) FL- Sedikit Kecewa

334 46 11
                                    

Siang hari ini, Windy kembali terserang virus kegabutan lagi dirumah.

Ia bosan dirumah sendiri, sedangkan Naren sudah pergi ke kantor dari pagi.

Bosan. Sangaattttt bosan.

Windy yang sedang menonton televisi sesekali menghela nafas lelah.

"Oh astaga, aku terserang virus kebosanan lagi." Gumam Windy sambil menggonta-ganti channel televisi.

Seolah-olah mengetahui bahwa sang pemilik sedang bosan. Tv pun menayangkan beberapa tayangan yang juga membosankan.

"Ini TV juga kenapa tayangannya ngebosenin gini sih?" Gumam Windy.

"Apa aku ke kantor Naren lagi saja ya, kemarin kan dia mau makan bekal masakan yang aku bawakan. Apa hari ini ku buatin bekal lagi saja." Gumam Windy.

"Ah iya aku ke kantor Naren saja, daripada gabut." Ucap Windy dan beranjak menuju dapur.

Namun saat dipertengahan menuju dapur, suara bell rumah mengagetkan Windy.

Dengan segera ia langsung berlari ke arah pintu.

"Iya sebentar." Teriak Windy.

Ceklek......

"Na-Naren?" Windy terkejut saat yang memencet bell adalah Naren, tapi dia tidak sendirian.

Disebelahnya sudah berdiri seorang wanita yang cantik sambil memegang tangan suaminya dengan mesra.

"Hai, Windy ya? Kenalin aku Misel pacar Naren." Ucap Misel sambil mengulurkan tangannya.

Dyerrr.....

Bagai disambar petir disiang bolong. Hati Windy sakit sekali mendengar perkataan dari Misel.

Dia tak langsung menerima jabatan dari Misel, Windy malah terdiam sambil menatap Naren yang terlihat sedang menatapnya dengan pandangan datar sambil tersenyum tipis.

"Win? Kok diem aja, padahal aku ngajak kenalan loh." Ucap Misel.

Windy tersadar dan langsung berjabat tangan dengan Misel.

"Ah iya aku Windy." Ucap Windy sambil tersenyum manis.

Senyumnya manis sekali -Batin Naren

"Bolehkah aku dan Naren masuk nyonya Windy, eh maksudnya nyonya Wijaya?" Ucap Misel.

"Bo-boleh, silahkan saja." Ucap Windy dan mempersilahkan mereka berdua masuk.

Kenapa ekspresi muka Windy biasa saja? -Batin Naren.

Ya tuhan hatiku sakit sekali -Batin Windy

Windy melihat Naren dan Misel memasuki kamar Naren.

"Mau apa mereka berdua dikamar bersama?" Gumam Windy

"Apa mereka mau melakukan itu? Jika iya jahat sekali Naren. Dia bahkan meminta ku untuk tidak tidur bersamanya. Tapi kenapa dia mau saja sekamar dengan Misel."

"Mama, Papa, Kak Dimas apa Windy bisa menerima ini semua? Hati Windy sakit sekali dengan semua perbuatan yang Naren lakukan."

"Ah jangan nangis Win, kau tidak boleh nangis. Bukankah sudah biasa jika Naren bersikap seperti itu padamu? Kenapa harus bersedih." Gumam Windy sambil mengelap air matanya.

"Ah lebih baik aku ke rumah kak Kiran saja, daripada disini." Ucap Windy.

"Tapi sebelumnya lebih baik aku berpamitan dulu pada Naren."

Windy
Aku izin ke rumah kak Kiran, mungkin aku akan pulang nanti malam.

Naren
Baiklah aku izinkan, tapi ingat kau harus jaga sikap. Biar bagaimanapun kau sudah mempunyai suami.

Forced LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang