Semenjak kejadian dimana Naren sakit 3 hari yang lalu, sekarang hubungan Naren dan Windy menjadi lebih dekat.
Naren tak bersikap cuek lagi pada Windy, bahkan dirinya juga sekarang mau makan bareng Windy dimeja makan.
"Yakin udah mau berangkat ke kantor?" Tanya Windy saat keduanya tengah menikmati sarapan bersama.
"Iya, lagian badanku udah enakan. Aku juga udah izin 3 hari masa mau izin lagi sih Win." Ucap Naren.
"Yah emang kenapa? Toh kantor itu juga punya papi kamu sendiri." Ucap Windy.
"Yah nggak gitulah." Ucap Naren.
"Beneran udah enakan kan?" Tanya Windy memastikan.
"Iya Windy, gak percayaan banget sih sama suami." Ucap Naren.
"Yaudah aku bawain bekal buat makan siang nanti ya? Sekalian sama obat." Ucap Windy.
"Eh masak iya aku harus nentengin bekal makan sih Win, malu dong sama karyawan." Ucap Naren membuat Windy mengernyitkan keningnya.
"Loh kenapa harus malu?" Tanya Windy.
"Malu lah. Kayak anak kecil aja dibawain bekal." Ucap Naren.
"Kamu malu ya kalau dibawain bekal sama aku?" Tanya Windy.
"Astaga bukan begitu." Jawab Naren cepat.
"Terus apa?" Tanya Windy.
"Aissss sudahlah, nanti kamu datang aja ke kantor biasanya juga kamu bawain bekal kesana kan." Rayu Naren.
Windy tersenyum mendengar ucapan Naren.
"Oh oke, nanti aku bawain deh." Ucap Windy.
"Aku udah selesai sarapannya, aku langsung ke kantor saja ya Win." Ucap Naren.
"Baiklah." Ucap Windy dan mengantar Naren ke depan pintu.
"Eh tapi kak, aku nanti minta izin buat ke rumah mama ya? Mama tadi nyuruh ke rumah karena Kak Dimas udah pulang. Sebenarnya aku mau ngajak kamu juga, nggak tau kalau hari ini kamu udah mau ke kantor." Jelas Windy.
(Aku putusin mulai sekarang Windy manggil Naren dengan sebutan kakak aja hehe, lagian umur Naren juga lebih tua dari Windy)
"Iya aku izinin, salam ke mama nanti ya." Ucap Naren.
"Iya nanti aku salamin. Udah sana berangkat nanti kamu telat loh." Ucap Windy.
"Iya aku berangkat dulu ya." Pamit Naren.
"Iya, hati-hati." Ucap Windy dan akan segera menutup pintu, tapi dicegah oleh Naren.
"Tunggu Win." Ucap Naren.
"Kenapa?" Tanya Windy.
Cup
Windy mematung saat Naren mencium keningnya.
"Aku berangkat dulu ya hihi." Ucap Naren dan segera berlari menuju mobilnya.
Sedangkan Windy?
Dia sedang menampilkan ekspresi bingung, iya bingung dengan kejadian yang barusan terjadi.
"Ini nggak mimpi kan?" Gumam Windy.
Tangannya bergerak untuk menampar pipinya sendiri.
"Awwww sakit, jadi ini beneran aku gak mimpi?"
_______________
"Haloo semuaaa Windy yang cantik ini kambek. Pasti semuanya pada kangen aku kan." Ucap Windy saat memasuki rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Love
FanfictionWhitory Vers. {Publish : 24-03-2023 {End : ? Update setiap hari, kalau nggak males+masih ada stok cerita di draft:v