(13) FL - Permintaan Maaf

386 42 8
                                    

Windy menyetir mobil dengan kacau, air matanya tak berhenti mengalir sejak dirinya pergi meninggalkan kantor.

Dirinya bingung mengenai kejadian yang barusan dia lihat.

Sebenarnya Naren itu mau gimana, tadi pagi dia bersikap baik kepada Windy. Tapi sekarang Naren langsung menjatuhkan Windy ke dasar jurang dengan perbuatannya.

Windy sangat capek dengan kehidupan rumah tangganya.

Sesampainya dirumah, Windy langsung masuk ke dalam kamarnya. Dirinya menangis sejadi-jadinya dikamar.

Meratapi nasib rumah tangganya yang begitu jauh dari kata sempurna.

Dia menangis sampai tertidur.

___________

Sore harinya Naren pulang dari kantor, dia memasuki rumah dan mendapati rumah yang gelap dan sepi.

"Kok gelap, emang Windy kemana?" Gumam Naren saat memasuki rumah.

Dirinya menyalakan lampu dan menatap ke arah kamar Windy yang tertutup.

"Windy didalam kan?" Gumam Naren.

Naren berjalan menuju kamar Windy, mengetuk pintu kamar tersebut.

Tok tok tok

"Win? Kamu di dalam kan?" Tanya Naren.

Tidak ada sahutan dari dalam, Naren panik. Dirinya takut Windy pergi meninggalkannya.

Ceklek...

Saat Naren tengah berpikir, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan Windy yang terlihat kacau.

Mata sembab dan rambut yang berantakan.

"Win kamu kenapa?" Tanya Naren.

Dasar Naren goblok!

Windy hanya diam saja, tak menjawab sedikitpun pertanyaan Naren.

"Win kenapa diam aja?" Tanya Naren lagi.

"Sebenernya kamu anggap aku apa kak?" Tanya Windy dengan wajah datar.

"Maksud kamu?" Tanya Naren.

"Aku tanya sebenarnya kamu anggap aku apa?" Tanya Windy lagi.

"Kamu kan istri aku?" Jawab Naren dengan nada yang sedikit ragu.

"Bahkan kamu sendiri ragu kan?" Tanya Windy lagi.

"Aku gak ragu Win." Jawab Naren.

"Kalau aku istri kamu, kenapa kamu perlakuin aku begini kak? Aku ada salah apa sama kamu?" Tanya Windy.

"Kalau dari awal kamu gak nerima aku, kamu bilang kak. Jangan bersikap baik terus kamu berubah lagi. Tadinya aku kira kamu bakalan berubah, karena 3 hari kemarin sikap kamu sangat baik sama aku. Tapi setelah melihat kejadian tadi dikantor aku udah gapercaya kamu lagi kak."

"Aku gapernah nuntut apa-apa dari kamu kak, dari awal kamu mau kita tidur dikamar terpisah aku turuti. Sedangkan kamu sendiri tidur sekamar sama pacarmu, aku juga nggak ngelarang kan? Kamu nggak pernah ngasih aku hak sebagai seorang istri, kamu bahkan gamau nyentuh aku. Emang sehina itukah aku dimatamu kak?" Tanya Windy.

"Win aku gak maksud begitu." Ucap Naren.

"Terus maksud kakak gimana? Jelasin kak!" Ucap Windy.

"Atau kakak mau ya kita pisah?" Ucap Windy.

"Nggak, aku nggak mau." Ucap Naren.

"Kenapa nggak mau kak?" Tanya Windy.

Naren diam saja tak menjawab pertanyaan Windy.

Forced LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang