(9) FL- Baik?

282 48 9
                                    

Kring.......

"Aduhhh, kenapa cepat sekali paginya?" Gumam Windy sambil mendudukan dirinya diatas kasur.

"Kepalaku juga pusing sekali pasti ini efek menangis semalam." Ucap Windy sambil memegangi kepalanya.

Kemudian ia berjalan menuju meja rias, dan menatap pantulan wajahnya dari cermin.

"Oh astaga, mataku bengkak sekali." Ucap Windy saat melihat dirinya dicermin.

"Ah sudahlah Win, kau harus segera ke dapur untuk masak. Eh tapi sebelum itu cuci muka dulu." Ucap Windy dan masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai mencuci wajah, Windy bergegas menuju dapur. Dan mulai memasak.

"Windy!" Suara panggilan Naren terdengar di telinga Windy.

"Ada apa?!" Ucap Windy sedikit berteriak agar didengar Naren.

"Kesini sebentarrr!" Ucap Naren.

Windy mematikan kompornya dan langsung bergegas ke kamar Naren.

"Ada apa?" Tanya Windy to the point saat sudah sampai didepan kamar Naren.

"Win bantu carikan kemeja putihku dong, aku daritadi nyari nggak nemu-nemu. Penting banget Win soalnya." Ucap Naren.

Kalian pasti kaget kan kalau Naren udah pakai aku-kamu.

Kalau author sih nggak kaget ya ehe..

"Emang kamu naruhnya dimana?" Tanya Windy.

"Perasaan ada dilemari ini deh, tapi dari tadi aku uber-uber nggak nemu." Ucap Naren sambil menunjuk lemari yang tepat berada di depan Windy.

"Oh oke." Ucap Windy dan langsung segera mencarikan kemeja yang dimaksud Naren.

Tak butuh waktu lama, Windy langsung menemukan kemeja itu yang terselip diantara baju-baju Naren lainnya.

"Kemeja ini?" Tanya Windy sambil menunjukannya pada Naren.

"Ah iyah benar ini, kok kamu nemu sih Win? Aku tadi juga udah nyari disitu kok nggak ada." Ucap Naren sambil memakai kemejanya.

"Ya gatau." Ucap Windy dan memperhatikan Naren yang terlihat kesusahan mengancingkan kemejanya.

Windy mendekat, tangannya terulur untuk membenahi kancing kemeja Naren.

"Win? Kamu mau apa?" Tanya Naren.

"Udah tenang aja, gak bakalan aku apa-apain kok. Aku cuma mau benerin kancing kamu aja. Lagian itu udah kewajiban aku jadi istri kamu." Ucap Windy membuat jantung Naren berdetak kencang.

Ah sial, jantungku kenapa begini? -Batin Naren.

"Nah sudah selesai, aku ke dapur dulu ya mau bikinin kamu sarapan." Ucap Windy dan melangkah keluar dari kamar Naren.

Tapi sebelum benar-benar keluar, panggilan Naren membuat langkahnya terhenti.

"Win, kamu nanti anterin bekal makan siang kayak kemarin aja. Aku bakal telat meeting kalau misalnya sarapan dirumah." Ucap Naren.

"Jadi kamu gamau sarapan dulu?" Tanya Windy.

"Aku sarapan nanti dikantor aja deh, kalau nggak ya nunggu kiriman bekal dari kamu aja." Ucap Naren.

"Oh yasudah nanti aki bawain bekal buat kamu." Ucap Windy.

"Makasih Win, aku berangkat ke kantor dulu." Ucap Naren dan berlalu pergi untuk menuju ke kantornya.

Tumben sekali dia berkata baik padaku? -Batin Windy.

Windy kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda akibat Naren.

Forced LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang