Cw; cringe, kiss scene! maaf.
"Papa bercanda kan?!"
Aziel, pemuda itu menatap tak percaya sang Papa. Kemudian menolehkan kepalanya kearah satu-satunya wanita yang berada dimeja makan itu. Menuntut jawaban bahwa apa yang diucapkan sang Papa tidaklah benar.
"Kita gak bercanda, Ziel," ujar Mama membuat kedua bahu Aziel merosot kebawah.
"Gila. Hidup udah gila," gumam Aziel kemudian menatap kedua orang tuanya.
"Ini bukan lagi jamannya dijodohin, Pa, Ma," ucap Aziel. "Aku bisa cari pasangan aku sendiri."
"Kapan?" Papa bersuara membuat meja makan itu kembali hening. "Papa gak pernah ngelihat kamu pacaran tuh," Papa Aziel meneguk air putih kemudian meletakkan gelas yang kosong itu pada meja.
"Keputusan papa udah bulat. Nurut atau semua ATM kamu papa blokir." Papa pun berdiri dari bangku dan pergi meninggalkan ruang makan, menyisakan Aziel dan juga sang Mama yang mengelus punggung sang anak.
"Turutin apa kata papa, ya? Ini yang terbaik buat kamu." Mama pun ikut berlalu menyusul sang Papa.
Aziel menghela nafas kemudian menidurkan kepalanya diatas meja makan.
"Yaelah gini amat hidup."
••
Aziel Lamuel pemuda yang lahir pada bulan Agustus ini sedang menempuh pendidikannya disalah satu universitas swasta, mengambil jurusan desain grafis dan sedang berada disemester keenam.
Diumur yang sudah menginjak dua puluh satu tahun Aziel benar-benar belum pernah pacaran. Hei bukan karena Aziel jual mahal atau tidak ada yang mau, namun menurut Aziel berpacaran hanya membuang waktu.
Namun Aziel kembali menyesali keputusannya yang tidak mau berpacaran, sebab kini kedua orang tuanya malah ingin menjodohkan dirinya dengan rekan bisnis sang papa.
Oh ayolah sekarang bukanlah jamannya Siti Nurbaya yang harus dijodohkan dengan orang tidak dikenal. Bagaimana nanti Aziel malah dijodohkan dengan bapak-bapak berkepala botak dan berperut buncit?!
AZIEL TIDAK MAU!
Rasanya Aziel ingin menangis karena kini ia harus benar-benar mengikuti perintah sang papa untuk menemui rekan bisnisnya malam ini.
Sedari tadi, Aziel hanya dapat berdoa semoga rekan bisnis papanya berhalangan hadir. Kakinya pun tidak tinggal diam, kedua kaki Aziel terus bergerak membuat dirinya harus ditegur oleh Mama.
"Maaf saya terlambat."
Seorang pria berjas rapi kini memasuki ruangan private yang sudah dipesan oleh tuan Luke, papa Aziel.
"Tidak apa-apa, Daniel." Luke berdiri kemudian menjabat tangan pemuda yang ia panggil Daniel tadi.
"Silahkan duduk."
Daniel pun mengangguk kemudian mendudukkan dirinya dihadapan Aziel yang senantiasa masih menundukkan kepalanya.
"Daniel perkenalkan ini anak saya, Aziel namanya." Luke menunjuk Aziel yang berada disebelah istrinya.
Aziel yang disenggol sang ibu pun menggerutu dalam hati kemudian dengan ogah-ogahan ia pun mengangkat kepalanya. Kini mata Aziel terkunci pada pemuda dihadapannya yang juga sedang menatap dirinya sambil mengulas satu senyuman.
Eh bentar. Maksudnya ini pria yang mau dijodohi sama Aziel? Bukan bapak-bapak berkepala botak?
"Daniel." Daniel menjulurkan tangannya bermaksud untuk bersalaman dengan pemuda yang terlihat terkejut.