Yoshi × Asahi ; Insecure

444 32 10
                                    

Ini fiksi!



























"Permisi, Kak Jaden ada?"

"Ada. bentar ..." Pemuda dengan perawakan kecil itu menolehkan kepalanya kedalam ruangan Sekretariat, "JADEN ADA YANG NYARIIN NIH!" Teriak pemuda itu membuat Arsa sedikit terkejut, tanpa sadar ia mundur dari hadapan pemuda yang tadi berteriak.

"Suara lo, Lio." Jaden keluar dari ruang sekretariat lalu geleng-geleng karena suara kencang milik Malio. Malio hanya menampilkan cengirannya sebelum menepuk pundak Jaden.

"Duluan, bro."

"Duluan ... Arsa?" Malio mengedipkan matanya bermaksud untuk menggoda Jaden, kemudian segera berlari dari amukan macan, xixixi.

"Yak Malio! Jauh-jauh sana lo!" Jaden menghela napas kemudian mengalihkan pandangannya menuju sosok yang kini berdiri kikuk.

"Kamu digodain sama Malio gak?"

Arsa menggeleng. "Enggak Kak Jaden,"

"Syukur deh, tuh anak jangan didengerin suka sesat," ucap Jaden dan dibalas anggukan oleh Arsa.

"Kamu ngapain nyari Kakak tadi?"

"Mau ngajakin makan siang," Arsa menatap Jaden, "Kak Jaden belum makan, kan?" Sedikit memiringkan kepalanya menunggu jawaban dari Kakak tingkatnya itu.

Tangan Jaden menepuk pelan kepala Arsa, "Belum. Tapi Kakak masih ada rapat sekitar setengah jam, Sasa mau nungguin?"

Sasa, nama panggilan dari Jaden untuk Arsa. Hati Arsa menghangatkan, ah rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan diperutnya.

"MAU!" Terlalu semangat Arsa sampai lupa jika kini mereka masih berada di depan ruang sekretariat yang mana tentunya masih banyak orang berlalu lalang.

Jaden yang merasa gemas dengan tingkah Arsa itu mencubit kedua pipi milik pacarnya, "Jangan gemas-gemas, Kakak gak suka kamu jadi pusat perhatian."

"Hhmm maaaffff~" Arsa sedikit menunduk membuat Jaden jadi tak tega. Jaden pun menarik Arsa kedalam pelukannya dan menghirup dalam-dalam aroma sang kekasih.

"Tungguin Kakak di taman, ya?" Bisik Jaden.

Arsa mengangguk.

Kemudian mereka pun melepaskan pelukan tersebut.

"Kakak masuk dulu," Jaden mengusap rambut Arsa.

"Kak Jaden!"

Arsa mengambil satu tangan Jaden dan menempelkannya ke tangan kanannya. Menyatukan jari telunjuk mereka dan tertawa bersama.

"Semangat Kak Jaden!"

Ya Tuhan bolehkah Jaden mengigit kedua pipi Arsa?





















Ya Tuhan bolehkah Jaden mengigit kedua pipi Arsa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
liris ; asahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang