dosahi - cemburu

287 30 0
                                        









































ujian kelulusan sekolah sudah berada di depan mata, tinggal menghitung hari lagi maka para siswa yang berada di tingkat akhir akan segera lulus.

beberapa siswa juga mulai terlihat sibuk belajar untuk persiapan ujian sekolah ataupun ujian masuk perguruan tinggi.

begitu pun dengan dhika - ikon kelas dua belas mipa dua ini juga terlihat sibuk belajar. menghabiskan waktu jam kosongnya di perpustakaan dan sibuk membolak-balik halaman pada buku tebal yang ia baca.

di sebrang bangkunya terdapat gundukan kepala dan bahu yang naik turun dengan teratur. dhika menatap orang itu kemudian terkekeh pelan sebelum kembali membaca deretan kata pada buku yang ia baca.

tidak lama kemudian dhika pun merenggangkan kedua tangannya yang terasa sedikit kaku dan mengerjapkan matanya karena merasa lelah membaca buku.

"sha,"

"asha bangun,"

"asha," panggil dhika sambil tangannya menggoyangkan tangan asha.

asha pun mengangkat kepalanya kemudian mengerjapkan matanya untuk membiasakan cahaya matahari yang menerobos masuk lewat jendala.

"aku ketiduran," asha mengucak matanya membulat dhika segera menghentikan kegiatan tersebut.

"jangan dikucak nanti iritasi," ucapnya.

asha pun memilih untuk mengangguk.

"ayo kekelas," ajak dhika sambil membawa beberapa buku yang ingin ia pinjam dan bawa kerumahnya.

di perjalanan menuju kelas banyak yang menyapa dhika sehingga membuat asha yang berada disampingnya mencibir pelan.

"kamu kenapa?"

"enggak apa-apa tuh," asha berjalan duluan sambil membuang mukanya membuat dhika menatap heran punggung sempit asha yang mulai menjauh.

aih dhika ini dasar cowok tidak peka. tidak tau apa kalau asha ini merasa cemburu sebab balasan dhika yang terlampau baik pada gadis-gadis menyapa dirinya.

dengan perasaan kesal asha mempercepat jalannya sambil menghentakkan kedua kakinya sehingga ia menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di koridor.

sedangkan dhika juga berjalan pelan di belakang asha yang sudah mulai jauh sambil berpikir ada apa dengan sosok pacar mungilnya itu.

"ashaaaa tungguin!" panggil dhika sambil berlari untuk menyamakan langkah asha, pacarnya.

••

"sha, kamu marah?" tanya dhika membuat asha yang sedang memainkan handphonenya menggeleng.

saat ini mereka berada di perpustakaan yang berada di tengah-tengah kota. ah hari minggu asha harus diisi dengan tumpukan buku karena sang ibu yang ribut menyuruh asha untuk belajar.

"terus kenapa chat aku gak kamu balas?" dhika kembali bertanya sebab sudah dua hari ini asha tidak menjawab pesan yang ia kirimkan.

bahkan di sekolah juga asha terkesan menghindar dari dhika.

"emang dasar cowok gak peka,"

ah padahal asha juga cowok(。•́︿•̀。)

"maksud kamu, aku?" dhika menunjukkan dirinya sendiri membuat asha mendengus malas.

"emang ada orang lain selain kita berdua di sini?" asha bertanya dengan wajah masamnya, membuat dhika menggaruk kepala bagian belakangnya dengan bingung.

"aku mintaa maaf deh," dhika memasang wajah memelasnya. "ya walaupun aku masih gak tau apa kesalahanku."

kembali asha mendengus kemudian menarik asal buku untuk ia baca. menutup wajahnya dengan buku dan mengabaikan dhika.

"sha,"

"ashaaaa,"

"kok aku dicuekin?"

"ashaa,"

"sayang,"

sudut bibir asha berkedut ingin senyum sebab jarang sekali dhika memanggil sayang pada dirinya. namun asha masih mempertahankan egonya untuk marah dengan ketidak pekaan seorang dhika lokatara.

"aku cemburu."

kata asha dari balik buku yang menutupi wajahnya. dhika dengar kok, tapi dia milih buat diam.

merasa tidak ada respon membuat asha menjauhkan buku dari wajahnya kemudian melihat dhika yang senyum-senyum.

"aku cemburu, dhika."

"iya aku dengar kok,"

"tapi kamu diam!?!"

dhika tertawa pelan sambil tangannya menjulur untuk menepuk-nepuk pucuk kepala asha.

"astaga ternyata kamu cemburu toh," katanya setelah menyelesaikan tawanya membuat asha menjauhkan kepalanya dari jangkuan tangan milik dhika.

kemudian melipat kedua tangannya di dada dan menatap kemusuhan dhika.

"udah gak peka terus sekarang malah ketawa," kembali asha mencibir dan membuang wajahnya guna menghindari tatapan dhika.

dhika bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju asha dan menarik bangku disampingnya.

"asha," panggil dhika sambil membawa asha untuk menghadap dirinya.

kini mereka saling berhadapan dengan asha yang masih menghindari tatapan dhika.

"kamu makin lucu kalau marah-marah gini," canda dhika membuat asha mendelik dan memajukan sedikit bibirnya seperti bebek, xixixi.

tangan dhika membingkai wajah asha kemudian memajukan wajahnya untuk meraih labium berwarna merah muda itu untuk ia cium sebentar kemudian segera menjauhkannya.

"dhika kalau ada yang lihat gimana?!" protes asha karena kebrutalan dhika.

"gak bakal ada yang ngelihat,"

karena memang posisi mereka yang berada di meja ujung ruang perpustakaan dan terhalang beberapa rak buku.

"tetap aja," cicit asha yang merasa malu karena takut ada yang melihat perbuatan dhika tadi.

dhika ini memang minta dipukul୧| ͡ᵔ ﹏ ͡ᵔ |୨

tawa pelan terdengar dari mulut dhika. "asha tau enggak, kalau lagi cemburu gini bikin aku malah makin jatuh cinta,"

dhika dan mulut manisnya.

"asha mau apa, biar enggak cemburu lagi?" tanya dhika.

"jangan ramah-ramah sama cewek,"

"aku gak suka ngelihat kamu senyum buat cewek-cewek yang jelas-jelas mau godain kamu." jelas asha membuat dhika mengangguk pelan.

"aku janji gak bakal terlalu ramah lagi cewek," ucap dhika membuat asha kemudian memeluk dhika-nya. "aku sayang kamu. jangan cari yang lain, ya?" gumam asha.

"aku gak pernah kepikiran buat nyari yang lain, soalnya buat dapetin kamu aja aku perlu berantem dulu sama johan, sepupu kamu."

tangan dhika mengelus rambut bagian belakang asha kemudian meletakkan dagunya pada pucuk kepala asha.

asha pun menyamankan dirinya pada pelukan milik sang pacar.

"aku sayang kamu dhikaaaa~"

"aku lebih sayang kamu ashaaa"

"aku yang lebih sayang kamu, dhikaaa!!!"

"tapi aku juga cinta kamu ashaaaa~"

ah sudahlah.

biarkan saja mereka anak muda itu menghabiskan waktunya untuk berbucin ria. jangan ditiru, ya. kalau mau mesra-mesraan jangan di perpustakaan, takut keciduk, xixixi(ㆁωㆁ)






















































liris ; asahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang