hasahi - gaharu

291 21 0
                                        




























namanya hardana gaharu. pemuda tinggi dengan wajah tampannya itu banyak menghabiskan waktunya untuk berbaring di rumah sakit.

mengidap jantung lemah sejak lahir membuat gaharu kadang mengeluh pada dunia.

dengan jantung yang lemah ia harus membatasi kegiatan yang ia sukai. dulu gaharu suka main bakset saat duduk dibangku kelas sepuluh sma namun ia harus berhenti saat jantungnya sudah tidak dapat berkegiatan berat lagi.

"aku nggak bakal sembuh juga, sa." hari itu gaharu yang sedang menatap langit dari jendela kamar inapnya bersuara.

"jangan ngomong gitu .." suara pelan pemuda yang sedari tadi menemani gaharu.

"kata dokter ada kemungkinan kamu bakal sembuh, jadi tolong tahan sebentar, ya?"

ini namanya kalingga hansa. pemuda dengan tubuh mungilnya yang sudah menjadi kekasih gaharu sejak kelas sepuluh dan menjadi teman kecil sejak usia mereka tujuh tahun.

hansa selalu berada di sisi gaharu. menemani gaharu disaat ia senang ataupun sedih. hansa selalu menjadikan pundaknya untuk gaharu bersandar saat merasa lelah dengan dunia. hansa juga akan selalu memberikan pelukan hangat dan usapan lembut pada punggung rapuh gaharu.

gaharu menatap hansa dengan lekat kemudian berucap, "kalau aku mati kamu nangis, nggak?"

hansa tertegun.

"kenapa kamu ngomong gitu?" hansa mengambil tangan gaharu untuk ia genggam. "kamu benar-benar mau ninggalin aku sendiri?"

"aku cuma bertanya. karena yang pasti dengan jantung ini hidup aku nggak bakal lama lagi," kata gaharu sambil menatap kearah manik hansa.

"kamu mau janji nggak sama aku?" tanya gaharu membuat hansa ikut menatap matanya.

"apa?"

"janji setelah aku nggak ada kamu harus hidup bahagia. lakuin hal-hal yang belum bisa kamu lakuin karena selalu nemanin aku di sini," tukas gaharu sambil mengelus rambut hitam hansa. "melukis. jalan-jalan di pantai. atau menghabiskan waktu dengan tidur seharian. kamu boleh lakuin semua itu, hansa."

air mata hansa turun saat tangan gaharu mengusap pipinya.

"haru ..."

"makasih karena kamu udah mau nemani aku, hansa." terakhir gaharu menarik hansa untuk ia peluk.

tangis hansa pecah. kenapa gaharunya harus berpesan begitu.

"aku gak bisa lakuin semua itu sendiri, haru," lirih hansa pada pelukan mereka.

"aku mau lakuin semuanya sama kamu, jadi tolong bertahan, ya?" hansa mendongkak menatap gaharu dari bawah.

lengkungan indah tercipta pada bibir gaharu kemudian ia kembali mengeluarkan suara.

"kamu bisa, hansa. kamu bisa bahagia tanpa aku nantinya, aku bakal jaga kamu dari atas," gaharu mengusap air mata hansa.

"jangan nangis. aku minta maaf karena bikin kamu nangis." kata gaharu membuat hansa menggeleng ribut.

"aku janji bakal berkunjung di mimpi kamu nantinya, hansa."

tangan dingin gaharu kini membalut kedua pipi hansa dengan jejak air mata yang mengering.

saling mengunci tatapan satu sama lain.

"haru .." panggil pelan hansa.

gaharu tersenyum kemudian menyatukan kedua kening mereka.

deru napas mereka saling bersahutan karena jarak wajah yang saling berdekatan.

"aku mencintaimu, kalingga hansa."

gaharu menyatukan kedua bibir mereka dan menciumnya dengan lembut dan penuh kehati-hatian.

air mata hansa turun saat ia menutup kedua matanya sambil menikmat setiap afeksi milik gaharu-nya.


••




semesta mengambil gaharu. hansa sempat menyalahkan semesta karena sudah mengambil satu orang yang berharga untuk hansa.

namun lambat laun, hansa mulai menerima jika gaharu-nya kini menjaga ia dari atas.

"hai, haru."

sore dengan awan mendung, hansa duduk disamping pusaran milik gaharu yang ditumbuhi oleh rumput-rumput yang terlihat indah dengan bunga diatasnya.

"maaf ya aku baru bisa berkunjung sekarang," tangan hansa mengusap nisan milik gaharu kemudian mencabuti rumput liar disekitar tempat gaharu tinggal.

"kamu tahu nggak? sekarang aku udah kuliah di universitas impian kita," kata hansa sambil mengingat obrolannya dengan gaharu dua tahun silam.

ini adalah kali pertama hansa berkunjung pada makam gaharu setelah gaharu-nya dinyatakan meninggal.

dulu hansa rasanya tidak sanggup untuk ikut memakamkan gaharu. namun setelah dua tahun berlalu, hansa memberanikan diri untuk datang berkunjung pada makam gaharu.

"haru maaf ya kalau kamu dari atas masih sering lihat aku nangis,"

"karena nyatanya ikhlas gak segampang itu, gaharu." isak tangis hansa terdengar begitu pilu di pemakaman sore itu.

"aku minta maaf karena belum bisa bahagia sesuai permintaan kamu."

"aku lakuin semua hal yang aku suka, namun rasanya beda kalau ngelakuin itu sama kamu."

"sekali lagi maaf karena aku masih harus terus nangis tiap ingat kamu." hansa kembali mengusap nisan milik gaharu.

"terakhir mungkin aku bakal coba ikhlas atas kepergian kamu, gaharu."

hansa menghela napas kemudian menghapus jejak air matanya. meletakkan satu buket bunga lili yang gaharu sukai.

"aku pulang dulu, ya?" pamit hansa pada makam milik gaharu.

"sampai bertemu nanti, gaharu."


























liris ; asahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang