Act 4

28 1 0
                                    


"Sekolah ya..." Gumam Rie.

"Selamat datang di Akademi Anarki Bawah Tanah." Ekspresi Belle terlihat sangat antusias dan bahagia. Dia tersenyum sambil mengangkat kedua tangannya dengan keceriaan berlebih. Matanya bersinar dan terlihat sangat bersemangat dalam kedatangan Rie sebagai murid baru yang pertama di akademi ini.

Rie meringis. Mengingat tentang apa yang Belle katakan tentang sekolahnya yang sangat tak biasa. "Pertama tama. Ini sekolah apa rumah angker?"

Ketika Rie dan Belle tiba di depan gerbang sekolah, mereka melihat pemandangan tak terbayangkan. Gedung Akademi Anarki Bawah Tanah terlihat tua dan terbengkalai, temboknya yang mungkin dulunya putih sudah agak kekuningan, lusuh dan banyak bagian yang terkelupas dari catnya.

Ada coretan dimana-mana, ada banyak coretan dengan pilog merah membentuk bentuk yang cukup aneh. setelah perhatian yang cukup lama baru Rie berani menyimpulkan kalau itu gambar banteng.

Terlihat ada beberapa kaca pecah yang bahkan pecahan kacanya masih ada di sekitar halaman. Entah itu masih baru atau memang tidak ada yang mau membersihkannya.

Ada banyak semacam tanaman liar yang merambat di sekitar gedung dan banyak sampah berserakan di sekitar area itu. Pintu gerbangnya sendiri terlihat berkarat dan miring ke satu sisi, seperti hendak roboh. Keseluruhan pemandangan terlihat sangat suram dan terbengkalai, seakan-akan gedung tersebut sudah ditnggalkan selama bertahun-tahun.

Rie menatap Belle secara keseluruhan. Dari atas sampai bawah. Rambut panjang digerai ke belakang. Seragam sekolah yang cukup manis dan cocok dipakainya dan rok selutut. Rie hanya sangat tidak menyangka. Gadis se feminim dan selalu ceria seperti Belle bersekolah di tempat yang sungguh tak layak. "Kau selama ini sekolah di tempat seperti ini?"

"Yap.." Belle tersenyum dan mengangkat bahu. "Aku juga awalnya takut-takut, tapi ujung-ujungnya juga terbiasa. Ada apa? Apa adik kecilku ini malu.. Malu sekali di hari pertamanya sekolah ." Belle menggoda Rie.

"Hentikan itu." Kata Rie datar.

"Ih, padahal kau hampir melihat seluruh tu-"

"Hei!" Rie memotong. Menoleh, "Apa hubungannya?!"

"Yeah.. ada saja waktu yang tepat untuk mengungkit hal ini. Sekarang, yuk langsung masuk. " Belle mulai melangkah terlebih dahulu, Rie mengikutinya dari belakang

Rie menghela napas. "Oke.."

Mereka memasuki gerbang. Berjalan melintasi pekarangan akademi yang penuh dengan kerusakan semak-semak berduri, memasuki pintu utama.

Saat Rie dan Belle memasuki gedung akademi, mereka bisa melihat banyak siswa-siswa di luar ruangan di koridor akademi, berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil. Beberapa di antara mereka terlihat sedang merokok dan mengobrol santai. Beberapa siswa tampak menyendiri, sementara yang lain berbicara dengan keras dan berteriak-teriak.

Beberapa di antara mereka juga tampak agak aneh, dengan pakaian yan tidak biaa dan rambut yang dicat dengan warna-warna cerah yang mencolok.

Terdapat siswa-siswa yang terlihat sedang berkelahi atau berdebat satu sama lain, bahkan ada yang membawa tongkat dan pisau. Perkelahian langsung dimulai di tempat. Mereka mulai saling memukul. Satu orang dagunya di pukul dengan tongkat hingga ia terpelanting jatuh terkapar tepat di hadapan kaki Rie.

RIPSNORTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang