8

68 6 0
                                    

Belanda 06:23

Adel dan zee kini sedang berada di lobi hotel rencananya ia akan hari ini. Sebelum mereka pulang mereka akan menyempatkan diri untuk menjenguk ayas di rumah sakit,

"Del itu taxi nya udah di depan tuh ayoo" seru zee menarik adel.

"Go to hospital" zee sambil memakai Saltbelr.

Skip.....

Rumah sakit

Adel dan zee telah sampai di sebuah rumah sakit, mereka berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Menuju ke ruangan ayas, sampai di depan kamar inap ayas tanpa ba bi bu zee dan adel masuk ke dalam. Yang pertama mereka lihat adalah adik mereka yang masih terbaring di atas brankar rumah sakit, terlihat masih tidak berenaga bibir pucat dan tubuhnya semakin kurus.

"Ayas" panggil zee saat sudah berada di dekat brankar ayas. Ayas yang mendengar namanya di panggil kemudian berbalik dan melihat kedua kakanya berdiri di dekat brankar. Dengan inisiatif sendiri ayas mencoba untuk duduk namun di cekal oleh zee agar ayas tetap berbaring saja.

"Udah gini ajah gak usah duduk" perintah adel. Ayas hanya mengangguk

"Gimana keadaan kamu sekarang yas. " tanya zee sambil mengusap pucuk kepala ayas

"Udah mendingan, " ayas tersenyum melihat kedua kakanya. Zee dan adel pula tersenyum menatap adiknya

"Kak aku mau cerita" ayas

"Boleh cerita sini" adel menarik dua kursi, adel dan zee kemudian duduk "sekarang cerita" zee dengan senyuman tulus.

"Kenapa yah kepala aku sering sakit. Sakiiit banget sampe sampe ayas pen mati ajah. Apalgi yang di sini" ayas menunjuk ke arah dadanya "disini sakit banget. Kadang juga ayas kaget kenapa di sini kadang gak berdetak" ayas masih menunjuk ke arah dadanya.

Adel dan zee mendengar cerita adiknya itu tak kuasa menahan tagisnya adel menitihkan airmata kesedihan, cerita ini sangan mendalam atas tak bisa berbagi rasa sakitnya itu.

"Jan ngomong gitu yas kau pasti sembuh kamu gak boleh ngomong gitu hiks... " runtuh sudah pertahanan adel. Adel menangis sambil memegang tangan ayas. Ayas mengangkat wajah kakanya kemudian mengusap air mata itu

"Iya iya ayas minta maaf. Tapi kak kalau ayas udah cape ayas boleh nyerah yah, sumpah kak ini sakit banget" ayas menampilkan senyuman dan zee tau arti senyuman itu. Senyum itu pernah ayas tampilkan ketika ayas akan meninggalkan mereka ke Belanda pertama kali.

"Gak gak gak boleh yas jangan kek gini kamu pasti sembuh" keukeh zee sambil memegang kedua pipi ayas.

"Iya aku akan mencoba bertahan" ayas beralih menghapus airmata zee.

"Yaudah kita pamit yah kita udah harus balik besok kaka skolah" zee menarik adel.

Bandara

Kini adel dan zee serta bunda ayah omah dan opah sudah berada di bandara ayah bunda omah dan opah hanya mengantar saja.

"Kalian hati hati yah di Indonesia, jangan bandel" bunda memeluk zee dan adel

"Iya bun janji gak nakal" ucap adel

"Inget makan nanti bakalan ayah pantau dari sini" ucap ayah sambil memerhatikan kedua anaknya

"Ayah zee titip ayas yah jangan biarin dia sendiri" ucap zee karena sekarang perasaannya tidak enak saat setelah melihat senyuman itu.

"Iya iya bawel kamu, sanah tuh pesawat mu gak lama lagi bakal terbang" sambung omah

"Baik baik di sana" opah

Secret (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang