1

484 15 0
                                    

Minggu pagi

“zee adel ayas turun nak ayo sarapan” teriak bunda lea meneriaki anak anaknya

“mana mereka, hufft aku memiliki tiga anak gadis seperti memiliki tiga anak laki laki” bunda mulai menaiki tangga

Bunda lea sekarang sudah ada di depan pintu kamar anak anaknya dan mulai mengetuk satu persatu pintu kamar anaknya

“zee kamu sudah bangun sayang ayo sarapan sweet heart” bunda mulai memasuki kamar anak pertamanya dan membuka gorden agar cahaya dapat masuk ke dalam ruangan itu.

Zee yang terusik oleh cahaya matahari mulai terbangun. Zee mulai duduk dan memperhatikan sekelilingnya, bunda yang melihat itu langsung membuang handuk ke wajah zee

“sana mandi abis itu turun sarapan” bunda lea meninggalkan kamar anak pertamanya

Sekarang bunda lea berdiri di depan pintu kamar anak ke duanya. Bunda lea mulai membuka pintu dan menuju ke arah kasur

“hony bagun. Jangan tidur terus ayo sarapan sayang” bunda lea mencium pucuk kepala anak keduanya

Enggh

Bunda kemudian beralih ke samping dimana anak terakhirnya sedang tertidur. Bunda mencium seluruh wajahnya agar anaknya terbangun

“bangun ayas sudah siang, ayo ayo”Bunda langsung melemparkan handuk ke ayas yang sudah duduk

Anak keduanya terusik namun masih melanjutkan tidurnya. Bunda lea kemudian membuka gorden dan membiarkan sinar matahari yang membangunkan anaknya. Tak lama anak keduanya pun juga sudah mulai terusik dan duduk di atas kasur. Bunda lea kemudian melempar handuk kepada anaknya

“sana mandi bunda tunggu dibawah”mulai meninggalkan anaknya

Ruang makan

Pagi bunda pagi ayah” sapa adel dan zee bersamaan

“pagi sweetheart” sapa ayah

“di mana adik kalian? ” Bunda tak melihat anak bungsunya

“ayas di sini bunda” ayas mulai duduk di samping adel

Kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama. Usai sarapan mereka kemudian menonton bersama

Ruang keluarga

Ayas dan zee tengah fokus  pada tayangan televisi tiba tiba ayas mengeluarkan suara

“ayah boleh gak kalo ayas sekolah di sekolahnya kak zee, ayas cape tiap sekolah temennya cuma kak adel”Ayas melihat ayah

“boleh boleh ajah” kata ayah tak berpaling dari televisi

“dek sini deh” adel memanggil ayas sambil menepuk pahany. Ayas yang mengerti langsung melangkah menuju adel kemudian duduk di paha adel

Cup

Adel mencium pipi ayas. Lalu memeluknya

“kenapa ayas gak mau sekolah di rumah bareng kaka” tanya adel pada ayas yang masih senantiasa memeluk ayas.

“gak gitu kak ayas cuman mau temen yang banyak, yakali temen ayas cuman kak adel sih” ayas menutupi wajahnya di leher adel

“humm kalo gitu adel juga deh sekolahnya sama ayas sama kak zee” final adel

“oke kalian besok sekolah deh” timpal ayah kemudian mengganti chanel televisi

“yaudah yah kalo gitu biarin adel sama ayas sekelas sama aku bisa kan” timpal zee tiba tiba

“bisa sih tapi apa mau adek kamu langsung kelas 11” ayah

“kalo ayas terserah yang penting sama kak zee dan kak adel hehe” ayas perpindahan duduk di samping bunda yang sedari tadi fokus menonton film azab

“ayas mau bobo hmm” tanya bunda kala melihat ayas yang matanya sudah sayup

“biar zee gendong bun kayaknya udah tidur dia” zee kemudian menggendong ayas ala koala dan menuju ke kamar adel

Halaman Mansion

“kak zee sini deh, ada yang pengen adel tanya” adel memanggil zee yang hendak masuk ke dalam mansion

“ada apa? ” zee mendekat ke arah adel dan duduk di kursi panjang yang ada di halaman mansion

“kak apa bedanya sekolah biasa sama homeschooling? ” adel menampakkan raut bingung ia rasa tak ada bedanya karena sama sama belajar

“ya beda lah, kalo sekolah biasa kita dapet banyak teman terus nih ya kalo homeschooling itu kan belajarnya sesuai mood kamu ajh kaya hari ini kamu mau belajar mtk ya yaudah mtk ajh sampe jam pelajaran selesai, tapi kalo sekolah biasa ini tiap hari kita belajarnya itu bisa sampe 5 pelajaran sekaligus” jelas zee

“menurut kaka mana yang lebih bagus homeschooling atau sekolah biasa” adel mulai berdiri menuju ayunan di hadapannya

“enakan homeschooling lah, gak enak kalo sekolah biasama banyak tugas catatan terus gurunya beeh memberi tekanan batin tiap hari” ucap zee dramatis

“ooh gitu yah” adel mulai menunduk

“emang kenapa kamu gak mau sekolah biasa mau homeschooling ajh”zee

“enggak lah kak adel harus jagain ayas, adel gak mau ayas kenapa napa” adel tersenyum melihat zee

“elah lebay” zee menggeplak kepala adel

“ih kaka aku gak lebay yah dia itu masih kecil harus dilindungi, adel sebagai kaka harus ada buat adeknya” timpal adel mulai meninggalkan zee yang hendak berdiri dari kursi

“ciah pundung dia” zee mengikuti adel dari belakang

Ruang pelatihan beladiri

Bugh

Bugh

Plak

Cras

Bugh

Terdengar suara kegaduhan dari dalam ruang bela diri zee dan adel yang mendengar itu langsung masuk ke dalam ruangan. Disana zee dan adel melihat ayah dan juga ayas sedang berlatih

“ayah jangan keras keras sama ayas dong kasian ayas dia masih kecil ayah” zee menuju ke arah ayas yang sudah ngos ngosan

“gpp kak, tadi hosh emang ayas hosh yang minta” ayas mulai menuju ke arah tempat duduk dan minum. Ayas yang hanya menggunakan baju tidur.

“dek kamu istirahat yah udahan ajah belajarnya” bujuk adel

“ enggak enggak, ayas mau jadi kuat tau” ayas menuju ke ring pertandingan

“ayas udah yah ayah udah gak bisa, ayah cape” ayah kemudian meninggalkan ayas yang sudah masuk kedalam mode nangis. Ayah yang melihat itu langsung menuju anaknya

“nanti lagi yah, ayas sekarang harus istirahat, ayah juga mau istirahat oke. ” ayah membujuk ayas agar tidak menangis

Setelah mendapat bujukan ayah kemudian meninggalkan ruang pelatihan.

“jagain adek kalian yah ” timpal ayah tiba tiba

“kenapa harus di jagain” ucap zee

“dia bisa ajah ajak anak anak lain duel kalo udah di skolah, mana tenaganya banyak lagi itu anak yang di ajak kemungkinan kecil bisa bertahan dan gak pingsan ayah ajah kewalahan ini hufft” ayah mulai meninggalkan zee dan juga adel

Zee dan adel menuju ke tempat atas duduk,

“ayas jangan keras keras latihannya ingat kondisi tubuh ayas juga yah” nasehat zee

Secret (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang