11

137 5 0
                                    

"Maafkan mama sayang, mama terlambat hiks" tangis sang mama meratapi kepergian anaknya, sungguh tangisan yang amat teramat pilu tangisan yang mengandung penyesalan yang teramat dalam

"Maaf kan papa ayas, papa terlambat" tangisan papa sambil melihat foto ayas yang terpampang di meja, senyuman kebahagiaan yang terpampang di wajah ayas.

"Heh.. Kenapa anda baru merasa bersalah sekarang kenapa tidak 10 tahun yang lalu" ucap zee jengah, mendengar isakan tangis sepasang suami-istri itu. Adel mendengar itu langsung memukul baju zee pelan

"Gak boleh ngomong gitu, dosa tau" ucap Adel lalu beralih menatap sang bunda yang sedari tadi mencoba menenangkan pikirannya.

"Kenapa baru sekarang anda mencari anak anda, huh apakah anda baru mengingat mempunyai anak atau baru merasakan kehilangan anak? " bunda mulai menatap ke arah perempuan yang ada di depannya, sungguh tak habis pikir kenapa wanita itu baru menyadari betapa istimewa nya seorang ayasya

Wanita itu menyeka airmatanya dan menunduk "saya tidak pernah berfikir dewasa, apalagi saat itu ayasya lahir bukan karena kemauan saya. " ucap wanita itu kemudian sang suami memegang pundak istrinya "biar saya ceritakan" ucap sang suami

"Pertama tama kenalkan saya mozio alterta, saya suami dari Andrea Mitchell ibu kandung ayasya, saya adalah ayah sambungnya. Jauh sebelum saya mengenal Andrea, Andrea sudah pernah menikah dia menikah karena perjodohan lalu mereka di paksa untuk melahirkan keturunan, namun Andrea menolak ia tak ingin mengandung anak dari pria itu

singkat cerita mertua Andrea datang ke rumah mereka mertuanya ternyata sengaja datang ke rumah itu dan membuat Andrea dan mantan suaminya itu harus tidur dalam stu kasur. Sebelum mereka tidur mertuanya sempat memberikan air kepada Andrea dan Andrea tidak tau bahwa air itu sudah di campur obat perangsang. Tiba tiba saat andrea sudah meminum air itu mantan suaminya datang dengan keadaan mabuk mertuanya memang merencanakan ini agar mereka dapat mendapatkan keturunan Stelah itu ayasya hadir di antara mereka berdua. Andera sangat tidak menyukai kehamilannya bahkan beberapa kali ia hampir mencelakai kandungannya sendiri mantan suaminya tak perduli tapi mertuanya perduli ia tak ingin keturunannya itu pergi. Jadi mertuanya menjaga andera hingga ayasya lahir, ayasya hidup tanpa kasih sayang kedua orang tuanya bahkan andera. Andera membenci anak itu hingga waktu ayasya sudah berumur 6 tahun ayasya meninggalkan rumah karena mertuanya saat itu sedang keluar kota ayasya masih kecil tapi dia tau bahwa ia ini tak di ingin kan oleh ibu dan ayahnya jadi dia memilih meninggalkan rumah, selama ayasya pergi hari itu andera tak merasa kehilangan sekalipun hingga mertuanya pulang dan menanyakan keberadaan ayasya singkat cerita mertuanya marah lalu mencari ayasya namun tak ketemu lalu mertuanya mendengar bahwa mantan suaminya menghamili sekretaris nya mau tak mau mereka menikahkan mantan suaminya dengan sekretaris itu sampai para sekretaris nya itu melahirkan ternyata sekretarisnya itu tak ingin berbagi suami dan yah mantan suami Andrea itu yang notabenenya pacar sang sekretaris kemudian menceraikan Andrea singkat cerita kami bertemu dan  menjalin hubungan setelah sekian lama kami pun menikah selama pernikahan kami, kami tidak di beri keturunan dan dari situ Andrea menyesal telah menyia nyiakan anak semata wayang nya" cerita mozio pada keluarga pradipta

Suasana senyap, adel menghela nafas panjang dan mengangkat kepalanya menatap langit langit mansion.

"Jadi kalian mau apa sekarang" tanya adel mengalihkan tatapannya ke arah Andrea dan mozio. Andrea menggeleng dan terisak kecil.

"Saya tidak tau saya hiks... Saya terlambat hiks.. Hiks" tangisan Andrea pecah lagi dan lagi, adel menghela nafas panjang lagi.

"Anda ingin di maafkan oleh ayas bukan" ucap zee dengan formal dan memperbaiki gaya duduknya. Andera mengangguk

"Kalau begitu cari orang yang sudah membuat ayas kesakitan, siksa orang itu. Kalau bisa jangan langsung membunuhnya biarkan dia meminta untuk bunuh diri saja" ucap zee lalu berdiri dari duduknya. Andrea tanpa ragu langsung mengangguk. Zee tersenyum miring dan meninggalkan ruangan itu. Sebelum jauh zee berbalik

"Saya akan mengirimkan nomer plat motor yang di gunakan tersangka dan beberapa bukti lainnya. Dan saya mohon bermain yang bersih tanpa menaruh kecurigaan pada siapapun, mengerti" ucap zee lalu andera mengangguk lalu kemudian berdiri

"Kalau begitu lebih baik saya pergi sekarang dia harus ku temukan. Harus dan bahkan harus secepatnya" ucap andera lalu berpamitan pada keluarga pradipta yang lain

Keluarga pradipta sekarang memiliki suasana sedih, rumah yang dulu penuh canda gurau kini terlihat senyap seperti tak ada kehidupan semua yang ada di sana sibuk dengan pikiran masing masing,

Pagi hari

Adel dan zee sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, mereka menuruni tangga langsung menuju meja makan di sana sudah tersedia sarapannya namun tidak dengan kedua orang tuanya mereka mengernyit mencari ke sekitar namun nihil tidak ada siapa pun hanya beberapa pekerja yang kerja di mansion yang mereka lihat

"Emm bi, bunda sama ayah kemana? " tanya zee pada salah satu pekerjaan yang ada di sana

"Oh nyonya sama tuan berangkat ke Belanda non" ucap sang bibi

"Auh gitu, ngapain ke Belanda bi" tanya zee lagi

"Urusan kerjaan non katanya" jawab bibi, Adel dan zee mengangguk mengerti kemudian mulai duduk dan memakan sarapannya. Usai itu zee dan Adel bergegas menuju ke arah pintu utama dan meninggalkan mansion.

Mobil mereka memasuki kawasan sekolahnya. Mobil terparkir rapih kemudian adel dan zee keluar dengan gaya slow motion, adel dan zee berjalan menuju ke kelas melewati siswa siswi  yang  lain yang menatap mereka dengan berbagai pandangan.

Tiba tiba adel terhenti tepat di depan seseorang yang sedang duduk dengan temannya. Terlihat interaksi mereka sangatlah dekat, tanpa adel sadari adel mengepalkan tangannya. Zee terhenti kala adel berhenti, zee mengikuti arah pandangan adel kemudian menemukan dia orang gadis sedang berbincang bincang, zee melirik adel dan lirikannya jatuh pada tangan yang terkepal. Zee terkekeh lalu memegang pundak adel

"Udahlah del gue tau kokbperasaan lo, " ucap zee lalu tertawa. Adel melirik zee dan mendengus kesal

Adel meninggalkan tempat zee tertawa, zee mengejar adel yang telah meninggalkannya di sana. "Adell tunggu" teriak zee namun adel masih terus berjalan hingga hilang dalam kerumunan siswa. Tanpa zee sadari ia menabrak bahu seseorang hingga terjatuh.

"Aduh sorry sorry gue gak sengaja" ucap zee lalu membantu gadis tadi berdiri.

"Eh Marsya maaf yah, gue gak sngaja tadi gue ngejar adel tapi gak dapet hehe" ucap zee di sertai tawa garingnya.

"E-eh iya gpp kok, makasih udah bantuin aku berdiri" ucap Marsya sembari menepuk nepuk roknya yang terkena debu.

"Eh yaudah kalo gitu gue anterin ke kelas lo yah" ajak zee lalu menarik tangan Marsya, tanpa meminta persetujuan Marsya terlebih dahulu zee sudaah lebih dulu menarik tangan Marsya

Marsya yang merasakan tangannya di tarik sedikit terkejut, Marsya melihat tangannya di pegang oleh zee ada debaran aneh yang Marsya rasakan etah la apakah itu debaran akibat kaget atau yang lainnya. Sesaat kemudian Marsya merasa ada yang menghangat di pipinya.


Secret (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang