5

79 5 0
                                    

Kelas

Kini adel dan zee telah masuk ke dalam kelas. Kondisi kelas sedang ricuh akibat guru yang mengajar tidak sempat hadir dan mereka hanya di beri tugas,

“gak banget deh hari ini” ucap adel sambil mengusao wajahnya pelan

“pengen bolos” tanya zee spontan di beri anggukan oleh adel

“sana bolos kalo mau ntar di rumah langsung di gantung sama ayah” jawab zee, adel mendengar itu spontan langsung mendengus

“kirain gak bakal cepu” ucap adel

“walaupun gue gak cepu ayah bakal tetep tau, jangan lupa ayah itu siapa” ucap zee lalu adel hanya misuh misuh

Kini adel dan zee hanya duduk di kursi sambil bermain ponsel. Dari luar di ujung koridor ashel dan dua temannya sedang jalan menuju ke kelas adel. Saat sampai ashel langsung membuka pintu kelas seisi kelas yang tadinya ricuh kemudian terdiam

Ashel masuk bersama temannya dan disinilah ashel di depan papan tulis.

“baik semuanya bisa minta waktunya sebentar, terutama kamu adel”ucap ashel sambil mengedipkan mata kepada adel, adel yang mendengar namanya di sebut pun mengalihkan pandangannya ke depan

Adel tiba tiba mendengus kesal saat tau siapa yang menyapanya. Adel kemudian menarik zee untuk keluar namun di tahan oleh zee

“gak disini aja dia gak bakal gangguin elo kok”ucap zee dan mulai memfokuskan pandangannya ke depan

“baik teman teman sekalian jadi disini aku mau mendata siapa siapa yang mau ikut ekskul basket, jadi ada yang berminat” ucap ashel, kemudian beberapa dari mereka mulai mengangkat tangan

“kalo gitu yang mau ikut bisa ke lapangan sekarang saya mau lanjut mendata ke kelas yang lain” ucap ashel “and bay bay adel jangan rindu” goda ashel saat hendak keluar dari pintu, adel melihat itu bergidik ngerih.

Gencar banget nih cewe deketin gue' batin adel

Kemudian kelas kembali ke kericuhan semula dan ada yang ke lapangan. Tak selang beberapa lama guru lain pun masuk dan mulai melanjutkan pelajarannya

Bel pulang

Disinilah sekarang adel dan zee sedang berada di parkiran sekolah, zee masuk ke dalam kursi pengemudi dan adel di samping

“ajarin gue nyetir dong masa gue harus nebeng mulu sama lo” ucap adel, sedari dulu adel selalu minta untuk di ajarkan mengemudi namun ayah dan bundanya tidak mengizinkan

“minta izin bunda sana kalo udah dapat nanti gue ajarin” ucap zee sambil memperhatikan jalan

“itu sih susah, mau dapet kepercayaan bunda itu susah” ucap adel sambil menunduk kesuh

“minta ijin ajah sama ayah kalo gitu” balas zee

“ide bagus kalo ayah udah setuju berarti bunda mau gak mau juga setuju” jawab adel antusias

“yaudah sana susul ayah ke Belanda minta izin” ucap zee sambil terkekeh

“yah terhalang negara” lagi lagi adel tertunduk lesuh

“kan ada ponsel bego ha ha ha ha ha” ucap zee sambil tertawa ngakak mau saja adel ini di bego begoin sama zee

“sumpah yah pengen gue benyek benyek muka lo ngeselin parah” ucap adel sambil menyapu dadanya. Namun zee sedari tadi tertawa melihat ekspresi yang di keluarkan adel.

Di mansion

Adel dan zee turun dari mobil kemudian menuju ke pintu utama, zee membuka pintu hal pertama yang ia lihat itu adalah kekosongan senyum ceria yang dulu sering ia lihat kini tidak ada.

“udah lah kita cuman perlu ngirimin do'a yang terbaik buat ayas biar cepet sembuh dari sakitnya” adel menasehati kakanya

Zee melirik ke adel dan mulai memfokuskan lagi wajahnya ke depan, zee dan adel melangkah masuk ke dalam mansion. Adel dan zee menaiki tangga untuk menuju ke kamar

Zee sudah menukar pakaiannya sama juga seperti adel,

“kebawah yuk pasti bunda udah nunggu” ajak zee

“gas lah” balas adel di angguki oleh zee,

Sekarang zee dan adel sudah turun untuk menemui bunda lea. Saat turun ke bawah pemandangan yang dapat dilihat adalah bundanya yang sudah berkemas

“bunda... Bunda mau kemana” tanya adel heran

“ayas ngedrop sayang bunda harus ke Belanda malam ini kalian ikut” ajak bunda

“hah kok bisa sih, yaudah tunggu mau ngambil tas sama baju” ucap zee kemudian berlari ke atas di susul adel

Tepat hari ini mereka semua terbang ke Belanda. Di sela sela perjalanan zee sempat memperhatikan wajah bundanya yang terlihat sangan khawatir.

“tenang bund ayas anak yang kuat kok” zee memberikan semangat pada bundanya. Kemudian bundanya hanya mengangguk dan tersenyum melihat putri pertamanya ini, ia merasa dulu zee masih menangis saat tau ia memiliki adik lagi namun sekarang hufh, mereka cepat sekali dewasa' batin bunda lea

Bandara

Kini mereka telah sampai di bandara internasional Soekarno-Hatta, mereka sedang menuju ke pesawat, pesawat mereka akan segera lepas landas. Adel zee serta bunda lea telah masuk ke dalam pesawat dan duduk di kursi yang telah tersedia

“pengen deh jadi pilot” ucap adel sambil melihat ke arah jendela, kebetulan tempat duduknya bersebelahan dengan jendela

“heleh baru di kasih rumus ajah lo udah k'o ” zee dengan memasang headset di telinganya

“ish gangguin orang lagi ngehalu ajah lo” balas adel dengan tatapan sinis

Kurang lebih 3 jam {ngarang} mereka di atas pesawat dan sekarang mereka telah sampai di bandara Belanda. Meraka turun dari pesawat dan langsung mencari taksi untuk langsung menuju ke rumah sakit.

Saat sampai di rumah sakit mereka langsung menuju ke ruang UGD  di sana sudah ada ayah opah dan omah adel dan zee.

“kok kalian ikut” tanya ayah heran melihat kedua putrinya turut ikut ke Belanda

“gak seneng anaknya kesini” balas zee sini terhadap ayahnya

“gak gitu, tapikan kalian sekolah emang udah izin” ucap ayah, spontan zee dan juga adel menepuk jidat bersamaan.

“lupa ya ampun gimana nih kak kalo balik sama ajah bakalan telat juga” ucap adel sambil menggigit jarinya

“udah gak usah udah terlanjur di sini nanti ayah yang bakal hubungin sekolah kamu kalo kamu lagi di Belanda ” ucap ayah,

Situasi mulai hening tak ada yang mau memulai percakapan. Lalu tiba tiba dokter keluar dari ruang UGD dan mengajak ayah untuk berbicara sesuatu di kantor nya

“bunda belum makan, makan dulu yuk” ajak zee pada bundanya namun dibalas gelengan kepala oleh bunda lea. Bunda lea sekarang terus saja mengeluarkan air mata bagai mana tidak putri kecilnya itu mengidap penyakit mematikan sedari dia masih kecil. Dan sekarang ia harus berjuang untuk melawan itu

“nanti kalo bunda sakit ayas bakal marah sama bunda, makan yuk bun” ucap zee sekali lagi. Kemudian bunda menurut dan ikut pergi ke kantin yang ada di rumah sakit

Ayah sudah kembali dari ruangan dokter.

“apa yang di katakan dokter” tanya omah saat melihat ayah telah keluar.

“ayas udah baikan tapi penyakitnya masih ada, kata dokter penyakitnya terlalu berbahaya kalau mau di operasi sekarang. Kalo di operasi sekarang kemungkinan kecil akan sembuh” jawab ayah lesuh, ayah kemudian duduk di kursi dan mulai menyapu wajahnya

“tidak apa apa ayas adalah cucuku yang kuat dia bisa melawan penyakitnya tenang saja” ucap opah menenangkan.

“ayas udah sadar apa belum? ” tanya adel menatap ayahnya

“sudah” ayah

Secret (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang