Member baru

654 68 20
                                    

votment please!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

votment please!
.
.
.
.

'Sejahat apapun ortu gue, mereka tetap ortu gue'

Itulah kata kata yang pas untuk seorang Akmal, sebejat apapun orang tua nya tidak memberi makan, sejahat apapun kedua orang tua nya, ayah dan bunda nya tetap kedua orang tua akmal. Dan Akmal sangat menyayangi mereka.

Kini jasad sang ayah yang sudah terbujur kaku tepat berada dihadapan nya, akmal sudah tidak bisa menangis. Namun mata nya yang setun tidak bisa berbohong bahwa ia sangat kehilangan ayahnya.

Xl IPS 2

Buk dwi
@me kemana kamu?! kenapa tidak masuk sekolah?!
06.59

maap buk, baru join jadi yatim
09.38

Damar
Lo yang bener aja?!
09.40

boong doang si
09.41

Buk dwi
AKMAL!! kamu doakan ayah kamu meninggal?!
10.00

yakali buk, nih saya kasi bukti dah
10.05

cilup baa10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cilup baa
10.06

ampun buk, jan marah dulu, nih yg bener
10.06

DamarKenapa lo gak bilang ke gw sama felix?!10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Damar
Kenapa lo gak bilang ke gw sama felix?!
10.07

Felix
Ku kira hubungan kita spesial 😖
10.08

alay, kek anak taskan sama robet
10.09

Felix
Mentang mentang yatim, ngejek bapak orang sembarangan huhh
10.10

Be Yours

Akmal tersenyum tipis saat membalas chat kedua sahabatnya. Lalu kembali menatap ayah nya.

"Tante, bunda tau?" tante wira mengangguk.

"Sehabis dapat kabar ayah kamu meninggal dia pingsan, kalaupun bangyn dia selalu manggil nama kamu" Lucky yang setia disamping akmal pun segera menenangkan remaja tersebut agar tidak kembali menangis.

"Kepala gue mau pecah. . ."

"Stt. . ."

Iya. Memang benar kepala akmal mau pecah! Siapa sih kepala nya yang gak mau pecah saat dapat musibah seperti ini? Akmal bingung, mau ikut kepemakaman ayahnya, atau menjenguk sang bunda yang tak henti henti memanggil namanya.
Andai tubuhnya bisa seperti naruto. . .

"Bagaimana jika kamu ikut dulu proses pemakaman, setelah itu baru menjenguk bunda kamu, bunda disana juga ada yang menjaganya bukan?" ucap Lucky mencoba memberikan solusi, ah akmal sangat bodoh, memikirkan hal seperti ini saja otak nya tidak bisa. Akmal pun mengangguk.

Setelah proses pemakaman selesai, Lucky mengantar Akmal ke rumah sakit. Dimobil akmal sedikit gusar, Lucky yang peka pun lantas menanyakan hal tersebut.

"Ada yang ganjal dah"

TING

"Lo gak ngajar?!" akmal baru ingat bahwa dirinya dan Lucky menempel seperti kepompong dari semalam.

"Absen sekali bukan masalah, lagi pula saya sudah izin" Lucky mengidik kan bahunya, Akmal pun mulai merasa bersalah.

"Lo harusnya gak perlu izin segala, lo udah nolong gue pingsan sekaligus kasih gue nginap di apartement lo udah lebih dari cukup, sorry ngerepotin lo"

"Apa yang kamu bicarakan? Sudahlah"

"Hutang gue banyak sama lo" Lucky menampilkan wajah tidak senangnya saat Akmal berbicara seperti itu.

"Jangan bicara seperti itu, Akmal. Fokus saja dengan bunda kamu"

"Oke kontol" ingat. Akmal tetaplah akmal.

tbc
vote please!


Be Yours [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang