Votment please!
.
.
.
.Kurang lebih sudah seminggu bunda akmal kelua dari rumah sakit, Dan sekarang malah akmal yang ngedrop.
Akmal izin sekolah, felix dan damar pun rutin menjenguk akmal.
"Lo kenapa ngeblok nomor pak Lucky?" tanya felix
"Ha?"
"Pak lucky tadi nanya gw, dia juga bilang kalo lo gak bolehin dia kerumah lo"
Akmal diam tak menjawab.
"Lo suka sama pak Lucky, mal?" tanya Damar, seketika tubuh Akmal menegang.
"Jujur aja, mal. Kita udah temanan dari orok kalo lo lupa" Akmal menundukan kepalanya.
"Huft, oke gue jujur. Iya gue suka dia, tapi gue insecure gak mungkin dia suka balik sama gue. Woilah njir dia sempurna sedangkan gue cuma bocah" Damar memukul pelan lengan teman nya.
"Tolol, dia suka sama lo begoo, lo kaga nyadar? Nih ye kalo dia kaga suka sama lo, gak mungkin dia rela bolak balik ngantar lo sampai izin gak ngajar"
"Dia cerita tentag itu juga?!" kedua sahabatnya megangguk.
"Anjir.. Tapi gak mungkin njir"
"Serah lo dah kepala batu, btw bunda lo kemana?" Akmal menganggat bahu nya.
"Nyari laki baru kali"
Be Yours
Akmal izin 2 minggu, dan selama itu pula akmal dan Lucky lost contac.
Akmal yang memutuskan.
Dan hari ini ia telat masuk sekolah. Tolol memang, ingin menjauhi Lucky namun membuat masalah yang harus berurusan dengan Lucky.
Sengaja sih sebenarnya supaya ketemu Lucky, boong kalau Akmal gak kangen sama Lucky.
"Hormat tiang bendera." ucap Lucky dingin.
"Loh lo - pak - kak- yang lain cuma mungut sampah?!"
"Melawan?" Akmal sedikit menciut ketika mata tajam Lucky menatap dirinya.
"Sial" umpat Akmal.
Kini Akmal tengah hormat ditengah lapangan. Ia lirik kelasnya dan melihat kelasnya sedang jamkos, lalu dengan kecepatan nya Akmal kabur dari hukuman dan lari ke kelasnya.
"Anjay ngab Akmal dah masuk" sambut kedua sahabatnya.
"Akmal, kamu kabur?" suara Lucky. Akmal bisa menebak. "Ikut saya ke -"
"Ruang bk" Akmal sudah sangat hafal, ia berjalan mendahului Lucky.
Sesampainya diruangan keduanya diam dengan Akmal yang menunduk.
"eerrm... Maafin gue" ucap Akmal membuka topik, Akmal bisa mendengar bahwa Lucky membuang nafasnya kasar.
"Kenapa kamu meminta maaf?"
"Udah, udah.... -"
"Udah bikin kita lost contac?" potong Lucky. sial, situasi seperti apa ini? Mengapa dirinya gugup dan takut?
Akmal hanya mengangguk.
"Tatap saya, kenapa kamu seperti itu?"
"Ya-ya err.."
"Yang jelas Akmal." Lucky sedikit meninggikan suaranya, untung saja ruang bk dan kantor sedikit sedikit jauh dan diruangan itu hanya ada mereka berdua.
"Gue rasa ini udah berlebihan! Gak semestinya guru sama murid kaya gini njir. Lucky, gue suka sama lo. Sebelum itu berubah jadi 'cinta' makanya gue mau berhenti"
Lucky terkejut, Akmal menyukainya? Yang benar saja?
Be Yours
"Kamu suka? Sama saya?" kini Lucky yang gugup, Akmal hanya menundukan kepalnya, ia kelepasan jujur.
"Bisa beri saya alasan mengapa kamu suka?""Tolol, mana gue tau"
"Tidak mungkin tidak tau"
"Oke, fine. Cuma lo yang bisa ngertiin gue selain tuh dua curut"
"Itu saja?"
"Yang lain kagak bisa gue bilang make kata kata"
"Pelan pelan, pasti bisa" Akmal mencubit lengan Lucky.
"Lo kok malah ngedesak gue?! Dah gue bilang gak tau cok, gak. Tau. gue tau gue anak terlantar, tolol, bego, gay lagi, emg pantas dicaci maki, kaga pantas dapat kasih sayang dari siapapun. Emang udah takdir. Thanks kemarin udah ngasi tau sedikit gimana rasanya dapat kasih sayang, biar gue pergi. Gue mau hilangin perasaan gue, sorry buat lo risih"
Akmal keluar sebelum Lucky buka suara.
Lucky terkekeh pelan.
"Bagaimana bisa risih jika saya juga suka sama kamu? Apa selama ini dia tidak sadar sikap saya seperti ape ke dia? Dasar remaja."
lucky bermonolog lalu keluar dari ruangan untuk mengajar olahraga menggantikan pak toha yang sedang ke luar kota
tbc
vote please
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Yours [On Going]
Teen FictionAkmal seorang remaja yang kehilangan arah karena hidupnya penuh dengan trauma dan masalah, namun seseorang yaitu Lucky berusaha masuk untuk menyembuhkan segala trauma tersebut. akankah Lucky berhasil mencuri perhatian Akmal? dan memenangkan hati nya...