2

97 21 5
                                    

"lagi ngerjain apa?"

Sofia merinding hebat saat tiba-tiba sebuah lengan menopang pada sudut meja di kubikelnya, dan ternyata ada sosok Sultan yang berdiri disamping mejanya itu.

"Tadi kak Maya minta saya untuk membuat strategi proyek yang sedang tim kita handle pak." Jawab Sofia percaya diri dan tentunya ia berhati-hati, ini pertama kali ia dan Sultan berbicara secara 4 mata.

"Hmm, kamu panggil Maya dengan 'kak' sedangkan ke saya kamu panggil 'pak' usia saya jauh lebih mudah dari Maya."

"Maaf pak saya tidak tahu."

"Hmm, panggil saja Sultan."

"Baik pak— ehm maksud saya Sultan."

"Ya sudah lanjutkan tugas kamu, saya tinggal dulu, mau ke cafetaria."

Sofia mengerutkan keningnya, jam istirahat masih lama dan memang sepemahamanya perusahaan ini memang fleksibel namun tetap saja pergi ke kantin saat jam kerja menurutnya tidak etis.

"Kenapa? Mau nitip?"

Sofia buru-buru mengembalikan fokusnya karena saat ini Sultan masih ada didepannya.

"Makasih pak—eh Sultan, saya tidak mau titip apapun kok."

"Oke."

Dan Sultan pun pergi sesaat setelah pembicaraan keduanya berakhir. Usai kepergian Sultan datanglah Maya dan Sagi yang barusan rapat dengan staff A&R

"Sultan dimana?"

Sagi menyadari keberadaan Sultan yang saat itu tidak ada didalam ruangan.

"Sultan barusan pamit mau ke cafetaria."

"Sih, bocah itu." Gerutu Maya

Sofia menjadi canggung dan ia tidak tau harus bilang apa lagi.

***

Tak terasa sudah setengah hari Sofia bekerja dikantor ini, ia juga sudah mulai dipercaya untuk terlibat secara langsung dalam proyek alih-alih menjadi trainer.

Sejauh ini tidak ada yang rumit untuknya, dan teamnya ini benar-benar solid. Istirahat jam makan siang pun mereka semua memilih untuk makan bersama.

Sofia duduk diantara Maya dan Lee, didepannya ada Sultan dan juga Sagi, saat ini mereka sedang di restoran menunggu menu pesanan mereka diantar. Sejujurnya didalam paper bag Sofia ada bekal yang sudah ia siapkan dari rumah, tapi aneh rasanya jika tidak ikut makan siang bersama team.

"Sof, kita sering makan siang bersama  kayak gini. Hampir setiap hari, ya ada pengecualian kalau salah satu dari kita yang ada agenda sendiri, kayak meeting terus libur ngantor, pokoknya begitulah."

Sofia mengangguk paham dan sepertinya ia akan mulai menyisihkan gajinya untuk pemborosan seperti ini.  Saat situasi dirasanya aman, ia mengirim pesan pada Jihan untuk meminjam uang. Ini kali pertama Sofia bekerja dan uang yang ia miliki selama bekerja
rasanya sangat tidak mampu untuk ia habiskan disini. Sofia tidak ingin menanggung malu jika diakhir nanti saat split bill ia tidak memiliki saldo.

"Kamu kenapa Sof? Dimakan atuh makanannya nanti keburu dingin." Ucap pak Josua—ketua teamnya, sekaligus senior yang paling tua.

"ah—iya pak."

Sofia yang kikuk tentu tidak menyadari jika Sultan memperhatikannya dikursinya, pria itu bahkan secara tidak sadar sampai mengeluarkan senyum simpulnya.

Makan siang mereka sudah selesai dan kini saatnya mereka untuk kembali ke kantor. Sebagian anggota team harus menuju ke lapangan untuk meninjau sekaligus survey tempat, sedangkan Sultan dan Sofia kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus mereka selesaikan.

Love MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang