Sofia tidak pernah menyangka akan menggantikan posisi Maya dikantor, seniornya itu mengajukan cuti karena orang tuanya sakit dan mandat ini langsung diminta oleh pak Candra.
Awalnya Sofia sempat ragu untuk mengerjakan job desk Maya yang belum ia kuasai secara serius, tapi siapa yang bisa menolak perintah langsung dari atasan kerja dan menurut Sofia ini menjadi tantangan tersendiri.Sofia dipanggil oleh Candra diminta untuk keruangannya dan ternyata ia dikenalkan dengan Jusuf, mitra dari bosnya itu dan dengan kata lain saat ini ia bekerja dengan Jusuf.
Sofia turut menceritakan perkenalannya dengan Jusuf kepada Sultan dan ternyata mereka saling mengenal.
Sultan tidak banyak bicara, protes atau cemburu seperti yang ia harapkan justru Sultan malah hanya memintanya semangat sampai pria itu pulang ke Indonesia beberapa minggu lagi.Sofia selalu merona saat Sultan mengiriminya foto ataupun sekedar mengabarkan posisi atau hal yang sedang ia kerjakan, menelfonnya saat ada waktu luang atau malam sebelum jam tidur Sofia.
Sebenarnya ada puluhan foto yang Sofia ambil sebagai balasan dari tindakan Sultan, tapi semua itu hanya berakhir sebagai niat tanpa perbuatan, menurut Sofia sekian banyak foto yang ia ambil tidak ada yang layak untuk dikirim dan menumpuk saja di memori ponselnya.Sofia tidak terlalu perduli dengan Jusuf, menurutnya mereka hanya profesional dalam bekerja, ia juga kerap menolak ajakan Jusuf untuk makan bersama ataupun hang out diluar jam kerja.
Bagi Sofia tidak ada pertemuan diluar jam kerja dengan pria manapun dengan Sultan pun dulu juga seperti itu.Sofia benar-benar menghormati Jusuf tapi ia terkadang merasa terganggu dengan pesan yang dikirimkan pria itu kepadanya, meski begitu sebisa mungkin Sofia membalasnya dengan sopan. Jika ada yang kurang berkenan menurutnya pasti akan Sofia sampaikan dengan cara yang baik.
Sultan baru saja mengabarkan kalau pekerjaannya di Kairo sudah selesai dan besok ia akan terbang ke Korea menemui kakak laki-lakinya yang lain. Sofia baru mengetahui jika Sultan memiliki kakak laki-laki kembar saat resepsi pernikahan pak Candra. Ya benar, pak Candra memiliki kembaran yang memilih untuk menetap dan berkarir di Korea sana. Jika boleh Sofia sedikit cerita, perempuan yang kemarin menikah dengan pak Candra bukanlah kak Wendy, sosok yang sempat bertemu dengannya di apartment Sultan kala itu, melainkan calon istri dari Cakra—kembaran pak Candra yang juga tidak mengetahui jika mereka kembar.
Tidak seperti keluarganya yang terpecah belah, keluarga Sultan begitu harmonis. Hubungan mereka semuanya baik dan hangat. Bahkan saat terjadi kesalahpahaman yang membuat pak Candra harus menikahi calon istri dari kembarannya pun semuanya berjalan baik tanpa ada pertikaian yang terjadi. Kedua orang tua Sultan juga begitu hangat dan romantis meski sudah memiliki 3 anak laki-laki yang berusia dewasa. Sungguh Sofia ingin memiliki keluarga yang seperti ini tapi semua orang yang lahir kedunia ini tidak bisa menuntut mau dilahirkan dari keluarga yang seperti apa. Perceraian kedua orangtuanya adalah takdir untuk Sofia, sedikit banyak datangnya sosok seperti Sultan mampu menghangatkan dirinya yang selama ini kedinginan.
Tapi kembali lagi usia Sofia masih muda, baru 23 tahun dan Sultan yang baru berusia 25 tahun masih terlalu dini untuk membahas pernikahan kecuali memang mereka putuskan untuk menikah muda. Sofia juga masih ingin mengenal Sultan lebih lanjut lagi, mengenal keluarganya dan juga baik buruknya Sultan serta keluarga besarnya. Sofia juga tidak akan menutup keburukannya tapi ia akan terus mengurangi keburukan yg ia punya itu pasti. Sofia juga masih ingin memastikan apakah sosok Sultan adalah orang yang ia cari selama ini atau malah ia hanyalah tempat singgah untuk pria itu.
Jangan kira selama satu bulan ini ia diam saja, ia dan Jihan sahabatnya berubah menjadi Intel kelas kakap untuk mencari tahu semua tentang Sultan. Meski sulit karena keluarga Sultan termasuk golongan old money tapi Sofia dan Jihan terus berusaha keras sampai apa yang mereka cari berhasil didapatkan.
Sofia sampai keheranan, barisan perempuan yang pernah dekat dengan Sultan dan yang menjadi mantan kekasihnya bukanlah perempuan biasa, selain cantik mereka semua memiliki value yang besar."Ji, kayaknya aku mendingan mundur aja deh. Mentalku kena ini mah"
Baru melihat barisan para mantan Sofia sudah langsung menciut nyalinya"Wait, kamu harus lihat yang lain dulu." Ucap Jihan
Sofia menelan ludahnya, diusia semuda ini begitu banyak pencapaian yang didapat oleh Sultan, selain pendidikan karirnya juga semulus wajahnya. Previllage keluarga hanyalah penunjang, kemampuan diri sendiri itulah yang utama.
Setelah hampir 3 jam berkutat dengan mode detektif, Sofia dan Jihan tercengang dengan fakta-fakta yang mereka dapatkan. Keluarga Sultan benar-benar luar biasa hebat. Sofia tidak hanya sekedar minder tapi ia sangat sadar diri se sadar-sadarnya.
"Kalo Sultan beneran sama aku, apa dia nggak takut diketawain mantannya ya Ji? Apalagi si Liza, looknya udah kayak Barbie hidup. Selain butuh pesugihan, aku juga butuh salon ketok magic ini Ji"
Jihan ketawa lepas mendengar keluh kesah sahabatnya itu, ia sendiri juga tidak menyangka jika Sofia akan dihadapkan hal luar biasa seperti ini. Tapi Jihan tidak akan membuat Sofia semakin merasa rendah, ia harus membangkitkan rasa percaya diri sahabatnya itu, ia layak untuk dicintai dan mendapatkan pria yang terbaik juga. Tapi Jihan sendiri juga sulit menemukan kekurangan Sultan yang bisa dijadikan alasan jika pria itu juga manusia.
"Waktu Sultan nginap dirumahku dia mungkin merasa kayak lagi syuting tukar nasib kali ya Ji"
Jihan lagi-lagi tidak sanggup membendung tawanya, sepertinya Sofia sudah benar-benar putus asa. Sofia sudah tidak terselamatkan
"Aku harus bangun kayaknya Ji, ini mimpi kalo dilanjutin berarti memang akunya juga ngarep" imbuhnya
"Mulai dulu baru putuskan untuk nyerah atau lanjut" ucap Jihan
"Oh ya aku lupa mau cerita, kamu kenal sama Jusuf Andreson? Atau pernah dengar gitu?"
"Tau, selebdok kan?"
Sofia mengangguk dan mengakui betapa luasnya informasi dan koneksi yang sahabatnya itu ketahui.
Jusuf rekan kerja barunya itu lebih dikenal dengan selebdok, Sofia juga baru tau jika Jusuf memiliki banyak sekali pengikut di sosial medianya.
Selain berbisnis, Jusuf juga termasuk dokter yang aktif disalah satu rumah sakit, dan ini menjadi salah satu alasan Sofia takjub dengan Jusuf."Aku sekarang kerja sama dia, pak Candra langsung yang nyuruh."
"What? Sejak kapan?"
"Dua minggu ini sih, setiap hari aku ketemu dia dan baru nyadar kalau beliau selebdok ya beberapa hari yang lalu, parah kan?"
"Udah ketemu sama fansnya belom?"
"Udah. Ternyata pak Jusuf kocak juga"
"Baik nggak?"
"Siapa?"
"Jusuf lah"
"Oh baik, banyak pembahasan kalau beliau tuh."
"Naksir nggak?"
"Siapa?"
"Kamu lah. Kamu naksir pak Jusuf?"
"Eh, enggalah. Aku cuma cerita doang kok." Dan jawaban Sofia ini hanya ditanggapi oleh ketawanya Jihan
Lagian orang cuma cerita dituduh suka, aneh kan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maybe
FanfictionAntara nyaman dan cinta sungguh membuat dilema. Sofia yang merasakan sesuatu aneh pada dirinya, ia yang enggan untuk mengakui jika ia menaruh hati pada Sultan, disisi lain ia juga meragukan keseriusan pria itu. Namun disisi lain Sultan terus berusah...