13

75 16 3
                                    

Sofia nyaris memekik kaget, ia sampe menutup mulutnya agar tidak teriak yang jelas mengganggu ketenangan pelanggan hotel lainnya saat ia melihat Sultan sudah berdiri didepan kamarnya sambil membawa buket bunga yang berukuran cukup besar. Bukan buket besar yang menjadi fokusnya tapi sosok Sultan yang menjadi pusat perhatiannya.

Sultan membuka tangannya selebar mungkin bersiap untuk menyambut Sofia, dan tanpa pikir panjang Sofia langsung memeluk Sultan mencurahkan segala kerinduannya pada sosok tengilnya Sultan.

"Lama tidak bertemu, aku kangen banget" ucap Sultan sambil mengusap belakang kepala Sofia

"Kapan kamu pulang?" Tanya Sofia sambil mengendurkan pelukannya

"Dua atau tiga hari yang lalu sih lebih tepatnya"

Mendengar jawaban Sultan, Sofia langsung melotot kaget. Ternyata selama itu Sultan sudah ada di Indonesia dan tidak mengabarinya. Woah ! Tunggu saja pembalasanku batin Sofia

Jusuf yang ada disitu merasa canggung, mau maju salah mau mundur juga salah. Jusuf memilih untuk berdeham agar dua sejoli ini menyadari keberadaanya didekat mereka.

"Ehem"

Upaya Jusuf agar keberadaannya diketahuipun berhasil, baik Sofia ataupun Sultan langsung tersadar jika ada sosok lain selain mereka.

"What's up bro? Thanks udah jagain Sofia" ucap Sultan

"It's okay. Sof saya duluan ya?" Pamit Jusuf

Setelah kepergian Jusuf, sultan secara terang-terangan menatap jahil Sofia yang saat ini sedang mode menggemaskan.

"Ini aku disuruh diluar aja? Gak diajak masuk apa gimana gitu?" Tanya Sultan yang langsung disambut baik oleh Sofia

"Acaranya jam berapa nanti? Jam setengah 8 atau jam 8? Atau jam 7?" Tanya Sultan sambil meletakkan buket bunga diatas meja

"Jam setengah 8, tapi yang lain ngajak kumpul jam 7 sih. Gimana ?" Tanya Sofia polos karena ia tidak tahu apa yang ada dibenak Sultan saat ini tentangnya.

Sofia menerima dengan senang hati saat Sultan merengkuh tubuhnya. Sultan menyusuri paha Sofia dan tangannya bergerak nakal masuk kedalam kaos yang dipakainya. Bulu kuduk Sofia bahkan merinding saat deru nafas Sultan menyapu leher dan telinganya, mengalirkan sensasi yang luar biasa.

"Sultan udah, aku merinding" akhirnya Sofia menyerah sebelum ia lepas kendali dan malah semakin brutal

"Aku cuma menuruti kemauan kekasihku kalau aku pulang."

"What?"

"Kiss me next time we meet, as wild and hot as lava." Ucap Sultan menirukan ucapan Sofia beberapa bulan yang lalu itu dan tentu saja membuat perempuan itu seketika menjauh dari Sultan.
Jika dikantor saja mereka separah itu dan lagian saat itu Sofia hanya bercanda, alibinya seperti itu.

"Kita cuma punya waktu satu jam, cukup bagiku buat kamu gak bakalan bisa lupa every inch, every touch and......" Sultan sengaja menggantung kalimatnya karena ia suka melihat wajah Sofia yang cemas dan merona dalam waktu yang bersamaan.

"Gemesiiinn" Sultan menyubit dengan gemas pipi Sofia, meski sebenarnya ia juga sangat ingin mencium Sofia tapi jika melihat kekasihnya ini cemas bagi sultan tidak akan terasa romantic feelingnya jadi percuma saja.

"Aku cuma bercanda, wajah kamu cemas banget"

"Ya, aku takut aku yang ngapa-ngapain kamu malahan"

Sultan tidak dapat membendung lagi tawanya, ia bahkan sampai tergeletak begitu saja diatas kasur.

Love MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang