1

159 26 0
                                    

Usai memasukan iPad kedalam tas dan mengecek kembali penampilannya dari ujung rambut hingga kaki dan dirasa sudah sesuai dengan apa yang ia harapkan, Sofia—perempuan berusia 23 tahun itu siap menuju ke kantor perusahaan yang menjadi tempat kerja terbarunya.

Tin Tin

Bunyi klakson terdengar, usai berpamitan pada orang tuanya, Sofia langsung keluar rumah sebab Jihan—sahabatnya itu sudah menunggunya. Hari pertama Sofia bekerja,Jihan siap untuk mengantar jemput dalam rangka supportnya untuk Sofia.

"Cantik sekali." Puji Jihan

"Terima kasih banyak, rasanya jauh lebih menegangkan kalau dibandingkan dengan saat interview."

"Com'on girl. Denger-denger atasan disana baik kok. Mana katanya yang namanya pak Chandra, ketampannya unreal."

Sofia tertawa kecil saat Jihan menambahkan bumbu mengenai ketampanan pria dikantor barunya yang mana sejujurnya Sofia tidak tertarik sedikitpun dengan pria tampan ataupun tidak tampan, karena menurutnya berhubungan spesial dengan lawan jenis sebenarnya cukup menyita waktu dan juga tenaga.

"Ji, beneran nih nanti pulangnya kamu bakalan jemput?"

Meski sejauh ini Jihan bukan tipe sahabat yang obral janji, namun tetap saja Sofia meragukan hal satu ini, pasalnya Jihan sahabatnya ini selebritis dan calon istri pengusaha terkenal, rasanya aneh menjadikan Jihan secara tidak langsung antar jemputnya.

"Udah tenang aja, jadwal udah aku atur sedemikian rupa. Pokoknya khusus hari ini aku bakalan urusin kamu."

"aaa terima kasih cantikku."
Sofia mengecup gemas pipi Jihan yang gembul itu, dan tentunya meninggalkan bekas lipstiknya disana. Jihan tentu langsung akan teriak histeris karena merusak polesan make up diwajahnya.

***

Sudah terbiasa dengan situasi asing seperti ini namun tentu saja sedikit membuat Sofia merasa gugup. Pasalnya saat ini ia berada di lobby salah satu kantor perusahaan big 4 yang menjadi idaman banyak orang. Fresh graduate sepertinya tentu saja sudah sangat luar biasa bisa diterima disini, walau Sofia akui peran orang dalam juga berpengaruh untuknya. Ia harus banyak berterima kasih pada Jihan yang sudah mengenalkannya pada Maya—yang tentu soniornya disini.

"Sofia Gweny Prasodjo?"

Sofia menoleh saat seseorang menyebutkan namanya. Dan benar saja disana ada sosok Maya, orang yang berjasa sudah membawanya kesini. Meski belum pernah bertemu secara langsung sebelumnya, namun Jihan sempat menunjukan foto 'kak' Maya ini.

"Iya benar. Kak Maya bukan?" Sofia hanya memastikan dan tentunya sedikit basa-basi.

"Betul sekali. Ayo kita bareng naik ke lantai 7 disana team sudah nungguin kamu."

Sofia bak anak anjing yang lucu, ia mengikuti Maya tepat dibelakang perempuan itu. Rasanya sedikit canggung, Maya jauh lebih cantik ketimbang foto yang ditujukan oleh Jihan dan tentu saja aura yang dipancarkan permpuan itu begitu mempesona. Satu hal lain yang Jihan mungkin lupa untuk cerita, seluruh orang yang ada di kantor ini memiliki penampilan yang menarik semuanya.

Sofia kembali merasa kagum oleh sosok Maya yang karena hal sepele, perempuan itu mengetuk pintu sebelum memasuki ruangan. Selain good looking, sepertinya disini wajib untuk good attitude.

"Team, kenalin ini rekan terbaru kita namanya Sofia. Sultan kamu harus baik-baik sama dia ya, dia lebih muda dari kamu soalnya."

Sofia menatap serta melemparkan senyumnya pada satu persatu orang yang ada di dalam ruangan itu.

"Sagi." Orang pertama yang mengajaknya berkenalan yakni kak Sagi—pembawaannya dewasa dan menurut Sofia, pria ini sangat serasi dengan Maya, mungkinkah mereka sebenarnya adalah pasangan kekasih? Bisa saja.

"Lee Kwang Soo, kenalin."

Sofia menyambut uluran tangan dari pria paling jangkung disini, dari namanya mungkin seniornya ini keturunan dari Korea, wajahnya juga mendukung prasangka Sofia.

"Kenalin, Sultan."

Sofia mengangguk dan turut menyebutkan namanya seperti sebelumnya. Dalam benaknya ia akhirnya tau siapa Sultan yang dimaksud oleh Maya tadi.

Jika sebelumnya Sofia berkata tidak akan perduli dengan pria tampan, rasanya ia akan memberikan pengecualian pada sosok Sultan.
Menurut Sofia, kepribadian Sultan sulit ditebak diawal pertemuan mereka ini, jika melihat dari ujung rambut hingga kaki, Sultan seperti pria tampan diluar sana yang dingin serta misterius tapi sorot mata pria itu begitu jahil, apakah kedepannya nanti Sultan akan menyulitkannya selama bekerja disini, entahlah.

Love MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang