Kakashi merebahkan tubuh ramping sakura di atas ranjang queen size gadis itu. Perlahan. Setelahnya ia mencopot sepasang sandal sederhana gadis itu. Pekerjaan di rumah sakit menuntut Sakura mengenakan alas kaki yang nyaman untuknya.
Ia hendak menyelimuti tubuh Sakura ketika sebuah gerakan tak terduga menghentikan niat pria itu.
Sakura tiba-tiba terduduk.
" Ugh...Sasuke kenapa kau pergi. Hiks...hiks aku rindu. Sasuke aku...aku sepi kesepian."" Tenanglah Sakura, ayo tidurlah lagi."
Kakashi berusaha menidurkan Sakura dengan memegang kedua bahunya berniat merebahkan kembali gadis itu." Tidak mau!".
" Kau...sensei kenapa Sasuke pergi hiks."" Ia tidak pergi Sakura, ia tetap ada di hatimu."
" Ia pergi sensei. Kenapa terjadi lagi dan kali ini tidak akan pernah bisa kembali." Tangan gadis itu menghentak - hendak ranjang di bawahnya.
" Aku benci ini sensei. Ditinggalkan lagi hiks."" Ada aku di sini Sakura. Dan bukankah kau akan menikah dengan garaa?."
" Garaa ya. Aku tidak tau sensei. Aku tidak peduli lagi."
" Sensei, temani aku. Jangan pergi seperti Sasuke."" Kau mabuk Sakura, sekarang kembali tidur ya. Aku akan menemanimu sampai ke tidur."
" Peluk aku sensei." Kedua tangan Sakura terentang menantang Kakashi untuk memeluknya.
Kakashi terdiam. Walaupun ia ingin tapi ini tidak boleh. Ia harus tetap waras walaupun tadi ia sempat minum beberapa gelas namun sebagai mantan anggota ANBU ia mempunyai kontrol yang sangat baik. Ia menahan diri. Gadis ini sedang mabuk dan tak terkontrol.
" Tidurlah Sakura." Kakashi mencoba mendorong lagi bahu Sakura.
Hingga tiba-tiba ia terkaget karena secara cepat Sakura memeluk lehernya. Erat.
" Hiks ..hiks Sasuke pergi sensei."
Kakashi mematung. Lengan gadis ini lembut. Ia dapat merasakan melalui sentuhan lengan Sakura yang terekspos karena bentuk baju gadis itu yang tanpa lengan.
Kenapa gadis ini selalu memakai pakaian seksi. Apa ia tidak tahu banyak mata lelaki yang meneteskan air liurnya menatap tubuh indah Sakura. Sejenak batin Kakashi teralihkan.
" Apa kau rindu padanya Sakura?."
" Rindu sekali sensei sampai dadaku sesak."
Kakashi mengelus punggung ringkih ini. Suatu hal yang mustahil berani Kakashi lakukan bila gadis ini dalam keadaan sadar. Biarlah untuk kali ini saja ia melakukannya sebelum gadis ini pergi meninggalkannya.
" Kau gadis yang kuat Sakura. Aku yakin kau mampu melewati semua ini ."
" Tapi aku merindukannya sensei. Kenapa Kami sama tidak adil padaku. Baru sesaat kurasa ia kembali pada kita namun ia pergi selamanya. Aku bingung sensei. Ingin marah namun kepada siapa. Aku lelah berpura-pura semua baik-baik saja hiks...hiks."
Kakashi masih terdiam dan masih mengelus punggung Sakura. Ia tahu selama ini gadis ini menahan semua kesedihannya. Bersikap normal. Namun sekarang gadis ini meledak dan mungkin Kakashi beruntung menjadi seseorang yang harus mendengar semua isi hatinya. Walaupun mungkin setelah sadar nanti, Sakura akan melupakan semuanya. Biarlah untuk sekarang semua ganjalan di hati gadis kesayangannya ini keluar dan setidaknya membuat Sakura merasa sedikit lebih lega.
" Hidup harus terus berjalan Sakura. Aku pun pernah mengalami semua yang kau rasakan. Kehilangan Minato sensei, Obito sahabatku serta Rin. Obito mati di hadapanku sedangkan Rin mati di tanganku."Mata Kakashi terpejam membayangkan ketiga orang tersayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMILIHMU
FanfictionKesalahan satu malam bersama sang sensei merubah semua takdir Sakura. Menerima lamaran dari kazekage muda Suna kini status Sakura adalah tunangan Garaa. Namun semua berubah setelah tanpa sengaja Sakura dan Kakashi sensei melakukan hubungan satu mala...