Di sinilah mereka kini berada. Disebuah desa yang masih sangat asri yang jauh dari keramaian ibukota Kirigakure. Para penduduk menggantungkan hidupnya dari berburu di hutan, bertani serta berkebun. Terdapat banyak kebun jeruk disini. Hasil dari panen mereka biasanya mereka setor ke kota kota besar yang ada di ibukota.
" Wah ...tempat ini indah Kashi. Sejuk dan juga tenang".
" Apa kau suka Sakura? Tanya Kakashi kemudian.
Sakura mengangguk." Iya aku suka. Kurasa aku bisa betah disini."
" Kurasa tempat ini juga aman untuk kita tinggali selama kita menunggu suasana yang kondusif. Untuk sementara kita tinggalkan semua atribut ninja kita. Mungkin menyenangkan untuk sementara waktu kita menjadi warga sipil" senyum Kakashi pada Sakura.
Sakura mengangguk dengan tersenyum." Kurasa begitu Kashi".
" Ayo kita temui kepala desa. Kita mohon izin untuk tinggal di sini" tangan Kakashi menggenggam erat jemari Sakura seraya mengajak wanita itu berjalan pelan. Berharap bertemu seseorang untuk sekedar bertanya di mana ia bisa menemui kepala desa.
Setelah berjalan akhirnya ia bertemu seorang penduduk yang hendak pulang dari kebunnya. Orang itu menunjukkan di mana rumah si kepala desa.
" Permisi ....." sopan Kakashi yang berada di depan rumah kayu sederhana yang terlihat rapi dengan empat kursi serta satu meja di teras kecilnya.
" Iya...tunggu " terdengar suara lelaki dari dalam rumah. Tak lama sang penghuni rumah keluar. Nampak seorang lelaki tegap paruh baya berumur sekita limapuluh tahun datang menghampiri mereka. " Silahkan duduk di sini" ungkap sang kepala desa.
Kakashi dan Sakura berjalan menuju teras sang kepala desa.
" Silakan duduk. Siapa kalian dan ada perlu apa denganku ?
Kakashi dan Sakura duduk dengan sopan. " Perkenalkan nama saya Kakashi dan ini istri saya Sakura" ucap Kakashi tenang. Sakura yang mendengar penuturan Kakashi sangat terkejut. Namun ia bisa menguasai keterkejutannya. Ia paham sekarang mereka sedang dalam pelarian dan apa yang di katakan Kakashi adalah bagian dari penyamaran mereka.
" Kami adalah warga biasa dari Suna. Tempat kami beberapa hari lalu diserang oleh gerombolan penghianat yang berbahaya hingga kami memutuskan untuk pergi dari desa kami dan mengungsi. Kebetulan kami menemukan tempat ini. Kami sangat senang dan berniat untuk tinggal di sini. Kiranya kami mohon bapak kepala desa bisa mengizinkan kami untuk tinggal di sini. Mengingat istri saya juga sedang mengandung".Sang kepala desa mengangguk mengerti. " Nama saya Takeda. Saya kepala desa di sini. Mendengar penuturan kalian m, saya ikut prihatin. Dan sebagai sesama manusia kita wajib tolong menolong. Kalian berdua saya perbolehkan untuk tinggal di desa ini. Kebetulan ada pondok kecil yang kosong di dekat kebun jeruk milik saya. Bila kalian berkenan kalian bisa tinggal di sana sembari mengawasi kebun saya yang sebentar lagi panen. Itu pun bila kalian berkenan" ucap sang kepala desa Takeda.
Kakashi dan Sakura terlihat sumringah." Tentu saja kami bersedia.Ini sangat kebetulan sekali. Kami butuh tempat tinggal.Anda baik sekali Takeda san. "
" Kulihat kalian bukan orang jahat. Semoga kalian betah di sini. Kalian bisa mengikuti jalan itu sampai sekitar 200 meter berbelok ke kiri. Tak jauh dari situ nanti terlihat pondok kayu milikku serta kebun jeruk milikku."
" Terima kasih sekali Takeda san. Anda baik sekali" Kakashi berucap penuh syukur.
" Mungkin kalian hanya perlu membeli beberapa perlengkapan tambahan karena di sana sudah tersedia beberapa barang. Karena sebulan yang lalu pekerja ku yang tinggal disana pamit untuk pindah kerja di kota. Aku juga sangat senang bila ada yang menjaga kebunku".
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMILIHMU
FanfictionKesalahan satu malam bersama sang sensei merubah semua takdir Sakura. Menerima lamaran dari kazekage muda Suna kini status Sakura adalah tunangan Garaa. Namun semua berubah setelah tanpa sengaja Sakura dan Kakashi sensei melakukan hubungan satu mala...