HADIAH YANG INDAH UNTUK MATSURI

1.4K 68 7
                                    

Di sinilah Matsuri sekarang berada. Di sebuah klinik  kecil yang ada di sebuah desa kecil yang ada di pinggiran kota Suna. Sudah terhitung dua bulan lebih ia pergi dari Suna. Meninggalkan semuanya. Sahabatnya, tempat tinggalnya dan tentu saja meninggalkan orang yang sangat ia cintai.

Waktu malam ketika ia pergi meninggalkan Suna, ia sungguh bingung. Ia bingung harus pergi ke mana. Ia tak punya sanak saudara. Yang ia lakukan hanya berlari dan terus berlari sampai ia menemukan tempat ini. Tempat yang damai walaupun berapa di pinggiran negara Suna. Ia yakin Garaa sama tidak akan bisa menemukannya di sini.

Di sini ia tinggal di sebuah flat sederhana. Berbekal uang simpanannya yang lumayan cukup untuk mendukung kehidupannya. Namun ia sadar semua itu cepat atau lambat pasti akan habis. Maka ia putuskan harus mencari pekerjaan dengan meninggalkan semua atribut shinobi Suna. Mulai sekarang Matsuri bertekad untuk menjadi warga sipil.

Akhirnya ia mendapatkan pekerjaan di tempat baru ini. Menjadi pelayan di sebuah kedai makanan yang tidak terlalu besar tempatnya. Namun jangan tanya, kedai itu selalu laris manis di serbu oleh pelanggan. Itu semua karena koki mereka yang sangat handal dalam mengolah makanan. Matsuri sangat nyaman kerja ditempat itu. Lingkungan kerja dan orang orang yang sangat baik kepadanya. Mereka memperlakukan Matsuri seperti keluarga walaupun ia termasuk orang baru di tempat itu. Hal itu membuat Matsuri betah bekerja di tempat itu terhitung dua bulan lebih ia ada di sana.

Hingga pada sore hari tadi ketika ia bekerja tiba-tiba rasa pusing menderanya. Ia merasa tidak enak badan. Sebenarnya ia merasakan mual-mual sudah beberapa hari yang lalu namun ia mengabaikannya. Rizuka sang putri pemilik kedai yang berusia seumuran dengannya memaksanya untuk segera memeriksakan kesehatannya di klinik yang berada di desa ini.

" Coba anda ingat Matsuri san, tanggal berapa terakhir kali anda mendapatkan menstruasi?." Tanya lembut sang dokter wanita yang berusia sekitar empat puluh tahun itu padanya.

Matsuri terperanjat. Seketika ada perasaan gelisah menerpanya. Seakan sesuatu hal akan terjadi beberapa detik ke depan. Karena kesibukannya bekerja ditempat baru ia menjadi melupakan tamu bulanannya itu.
" Seingat saya dua bulan yang lalu dokter. Tepatnya dua bulan sebelum saya meninggalkan desa saya yang terdahulu" cicit Matsuri bimbang.

" Sudah kuduga. Begini nona Matsuri, anda sekarang sedang hamil" ucap dokter wanita ini dengan tersenyum.

" Ham...hamil? Aku?? Hamil??." Matsuri tergagap mendengar penuturan dari dokter wanita di depannya ini.

" Ya benar. Sudah jalan tiga bulan. Dan kondisi yang anda alami saat ini adalah kondisi yang lumrah terjadi pada ibu hamil nona Matsuri. Anda akan merasakan mual mual dengan intensitas yang sering. Mungkin juga akan kerap terjadi di pagi hari. Badan mudah lelah. Pusing dan bisa juga tidak berselera untuk makan". Ujar sang dokter lembut.

Matsuri meraba perutnya. Ia usap usap perut yang sedikit berukuran lebih besar dari biasanya. Kenapa Matsuri tidak menyadarinya selama ini. Ia hamil. Hamil anak dari Garaa. Pria yang dicintainya namun terlarang untuk dimilikinya. Air matanya menetes. Perbuatan mereka di malam itu membuahkan hasil. Percintaannya dengan Garaa yang diingat samar-samar olehnya karena pengaruh alkohol. Namun pasti yang ia ingat, Garaa menyetubuhinya dengan semangat bahkan ia ingat wajah penuh kenikmatan Garaa ketika pria itu mencapai klimaksnya.

Kini benih pria itu menghasilkan jabang bayi di perutnya. Ia memiliki bagian dari pria itu.Di saat semua orang menentang rasa cintanya pada pria itu. Di saat ia harus terusir pergi. Ia menangis terharu. Ia tak menyangka Kami sama memberinya hadiah yang luar biasa. Kebahagiaan membuncah di hatinya. Kini ia tidak sebatang kara. Ada nyawa yang harus ia jaga dengan segenap hati. Walau nanti kedepannya ia akan membesarkan anak ini seorang diri. Ia berjanji akan membesarkan anaknya dengan kasih sayang.

MEMILIHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang