PENGAKUAN

1.7K 92 14
                                    

" Wah anda cantik sekali nona Sakura." Terlihat mata Mitsuko berbinar binar menatap wanita cantik di depannya.

Dengan balutan baju pengantin berwarna merah dengan hiasan bordir emas, Sakura terlihat cantik sekali. Memang baju pengantin perempuan khas Suna berwarna merah dengan hiasan emas. Biasanya atasan berbentuk baju lengan panjang dengan kerah shanghai.

" Kau terlalu memuji Mitsuko."

" Tapi ini memang kenyataannya nono. Garaa sama beruntung bisa menikahi wanita secantik dan sehebat anda."

Perasaan Sakura tidak menentu saat ini. Bagaimanapun juga nanti malam ia akan mengungkapkan kebenarannya pada Garaa. Dan sekarang mau tidak mau ia harus mengikuti permintaan pria itu untuk mencoba baju pengantinnya. Ia tak ingin membuat pria itu curiga sampai waktunya tiba.

Tepat siang hari Mitsuko menjemputnya di penginapan. Gadis manis di sampingnya ini begitu baik memperlakukannya. Sebenarnya Kakashi tidak setuju dengan agenda ini. Namun Sakura dengan pelan memberi pengertian pada pria itu hingga akhirnya Kakashi mengizinkannya untuk pergi. Dan tentu saja dengan pengawalan pria itu.

Sakura sekilas melirik Mitsuko. Gadis di depannya ini mengingatkannya pada Matsuri. Gadis manis cantik berambut pendek berwarna cokelat. Sejauh yang Sakura tahu, Matsuri adalah mantan murid dari Garaa. Gadis itu dulu banyak membantu Sakura saat ia tengah menjalankan misi untuk mencari bunga phonix yang hanya tumbuh di tanah Suna.

Gadis yang ceria dan ringan tangan. Menjadi pemandu yang baik selama Sakura dulu berada di sini. Ah ... ia jadi rindu pada gadis itu.

" Oh ya Mitsuko, apa kau kenal dengan Matsuri?." Sakura mulai bertanya sambil menyisir rambutnya yang akan di sanggul oleh Mitsuko.

" Tentu saja saya kenal. Kami bekerja dalam kantor kazekage hanya saja kami berbeda ruangan."

" Biasanya Matsuri yang menemaniku selama di disini. Apa dia sibuk ya. Aku rindu padanya."

" Sebenarnya ..." Mitsuko menjeda.

" Ada apa Mitsuko?."

" Sebenarnya Matsuri sudah meninggalkan Suna selama kurang lebih dua bulan ini nona. Dan kami juga tidak tahu kemana dan mengapa Matsuri bisa pergi ."

" Apa???. Memangnya ada apa sampai ia harus pergi."

" Kami juga tidak tahu nona. Matsuri juga tidak berpamitan pada kami. Bahkan pada teman karibnya pun tidak. Ia seperti hilang ditelan bumi."

" Apa ia sedang mengunjungi keluarganya, Mitsuko?"

" Setahuku itu tidak mungkin nona Sakura. Matsuri itu gadis yatim piatu. Ia tidak mempunyai keluarga lain di sini."

"Tapi pasti ada sebabnya kan. Tidak mungkin ia pergi bila tidak ada apa-apa. Karena sepanjang yang kulihat Matsuri adalah gadis yang periang dan baik."

" Saya juga berpendapat serupa seperti anda nona Sakura. Tapi mungkin ada masalah yang membuat ia harus pergi. Entahlah." Ucap Mitsuko sambil mulai menggelung rambut Sakura.

" Kasihan gadis itu bila memang demikian. Apalagi ia seorang diri." Ucap  Sakura sambil menatap pantulan dirinya di cermin.

Tangan Mitsuko dengan terampil membuat sanggul modern di rambut Sakura. Terakhir ia berikan hiasan bunga berwarna merah. Ia tancapkan pada sanggul hingga membuat Sakura terlihat anggun dan cantik.

" Rambut anda indah dan halus nona Sakura. Hingga saya tidak kesulitan untuk membentuknya." Mitsuko tersenyum puas pada hasil sanggulannya.

" Terima kasih atas pujiannya Mitsuko." Sakura tersenyum tulus.

MEMILIHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang