Chapter 10 : Kotak Makan Siang

0 0 0
                                    

"Ah maaf sebelumnya, bolehkah saya merepotkan?" Tanya Kirana.

Tama tak merespon, namun sikap diamnya ini dianggap sebagai ijin bagi Kirana untuk melanjutkan perkataanya.

"Bolehkah saya menumpang sampai ke restoran tempat saya bekerja?" Lanjut Kirana namun tak mendapat sahutan dari Tama.

Pria itu tetap diam, namun mobilnya ia pacu mengarah ke restoran tempat Kirana bekerja, sementara Kirana yang melihat respon dari Tama akhirnya turut diam sebab ia tak mau merusak mood Tama yang entah kenapa seperti sedang tidak ingin berbincang, sungguh sangat berbeda dengan saat pria itu berada di yayasan bersama anak-anak tadi.

Tak lama kemudian, mobil hitam yang ditumpangi Kirana dan Tama berhenti tepat di depan restoran tempat Kirana bekerja, "Sudah sampai." Ujar Tama singkat.

"Ah iya, terima kasih banyak atas tumpangannya tuan Aryasatya eh maksudku, tuan Tama." Ucap Kirana.

"Tama saja." Ujarnya membetulkan penyebutan dirinya.

"Ah iya, Tama." Balas Kirana, gadis itu segera melepas sabuk pengaman yang dikenakannya tadi dan akan beranjak keluar namun hal tak terduga malah terjadi.

Brak!

"Argh!" Pekik Kirana sesaat setelah Tama menariknya kembali duduk di kursi mobil.

Rupanya sebuah sepeda motor melaju dengan kencang dan menabrak pintu mobil milik Tama. Setelah memastikan Kirana dalam keadaan baik-baik saja, Tama segera keluar dan menuju sisi lain dari mobilnya yang ditabrak, tak berselang lama mobil polisi tiba dan menangkap pengendara sepeda motor yang hampir menabrak Kirana.

"Selamat siang tuan, mohon maaf atas kejadian ini, pengendara motor ini tengah dibawah pengaruh alkohol dan kami sedang mengejarnya, apakah ada yang terluka?" Ucap seorang anggota polisi.

"Tidak, semua baik-baik saja, hanya mobilku yang nampaknya harus diperbaiki." Jawab Tama.

Setelah memastikan beberapa hal, mobil polisi itu melaju membawa si pengendara bersama kendaraanya sedangkan Kirana masih berada di dalam mobil Tama dalam keadaan syok.

"Sudah tidak ada apa-apa, ayo keluar." Ajak Tama sembari mengulurkan tangannya pada Kirana.

Kirana menyambut uluran tangan Tama lantas keluar dari mobil, gadis itu masih sangat syok akibat insiden yang baru saja terjadi bahkan Tama bisa merasakan tangan gadis itu dingin.

"Tenang, semua sudah berada dibawah kendali." Kata Tama berusaha menangkan Kirana, "Kamu tidak apa-apa kan?" Sambungnya.

Kirana menggeleng, keduanya lantas berjalan masuk ke restoran tempat kerja Kirana sembari tetap bergandengan, "Kirana, kamu tidak apa-apa?" Tanya salah seorang teman kerja Kirana yang nampaknya tadi menyaksikan kejadian mengerikan itu.

Kirana mengangguk, "Aku tidak apa-apa kok." Jawabnya singkat.

Gadis itu lantas mengarahkan agar Kirana duduk, dia lantas mengambil air yang langsung diberikannya pada Kirana. Setelah minum, Kirana berangsur mendapat kesadarannya.

"Terima kasih sudah menyelamatkan aku." Ujarnya lirih sembari menarik tangannya yang masih menggandeng tangan Tama.

"Tidak perlu berterima kasih, yang penting dirimu baik-baik saja." Jawab Tama.

Kirana mengangguk, "Iya, aku baik, tapi mobilmu?" Gadis itu menjeda omongannya sejenak, "Maafkan aku, seharusnya aku memperhatikan sekitar dulu sebelum keluar dari mobilmu." Lanjutnya.

"Mobilku urusan gampang, aku bisa mengurusnya nanti, jangan dipikirkan." Jawab Tama.

Kirana diam sebentar, "Berapa kira-kira yang harus kubayar untuk memperbaiki pintu mobilmu?" Tanyanya sembari menatap lekat ke arah Tama.

A Piece Of Love [BTS SUGA] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang