Alexandria Boutique, sebuah nama yang terpampang jelas di depan sebuah bangunan besar bernuansa putih dan cream menyambut kedatangan Tama dan Kirana, area parkir yang cukup untuk dijadikan stadion futsal diisi beberapa mobil mewah termasuk kendaraan milik Tama.
"Kenapa kita kesini?" Tanya Kirana yang masih kebingungan.
"Nanti kamu juga akan tau, ayo turun dulu." Ajak Tama yang langsung turun kemudian menunggu Kirana di sisi mobil satunya.
Tama memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya lantas melenggang masuk ke dalam bangunan itu, mereka disambut dengan ramah oleh seorang pria dan wanita yang membukakan pintu.
"Ada yang bisa kami bantu tuan dan nona?" Tanya sang wanita.
"Kami akan menghadiri pengumuman riset besok, tolong tunjukkan koleksi terbaik kalian yang cocok untuk acara besok." Jawab Tama.
"Baik tuan, mari saya tunjukkan." Ujar sang wanita.
Baik Tama maupun Kirana akhirnya berjalan mengikuti wanita tadi, setibanya di salah satu ruangan butik, mereka kembali disambut 2 orang wanita yang berpakaian rapi, nametag dengan logo dan nama butik tersebut terjepit dengan rapi di saku dada mereka.
Staf butik yang tadi mengantar Tama dan Kirana kemudian mempersilahkan keduanya untuk duduk, sementara kedua karyawan yang tadi berdiri, kini sibuk memilih busana yang cocok dikenakan oleh kedua tamu mereka.
Kirana menoleh ke arah Tama dengan tatapan bingung, sedangkan yang di pandang justru asyik menatap koleksi yang terpajang dalam ruangan tersebut. "Apa maksudmu?" Bisik Kirana.
Belum juga Tama menjawab, kedua staf wanita tadi sudah kembali dengan sebuah setelan tuxedo berwarna abu-abu dan sebuah dress panjang dengan warna senada, "Bagaimana menurut anda, tuan dan nona? Ini salah satu koleksi eksklusif kami yang baru tiba minggu lalu, barangkali mau dicoba terlebih dahulu?" Ujar salah satunya menawarkan.
"Sebetulnya aku kurang suka warnanya, tapi cobalah." Ujarnya sembari menatap Kirana.
Mendengar hal itu, Kirana membelalakkan matanya, "Ah, baiklah." Ucapnya pasrah.
Tak berselang lama, Kirana keluar dari bilik ganti dengan dress abu-abu melekat pada tubuhnya, cantik tentu saja namun entah kenapa ada yang membuat Tama tidak nyaman memandang Kirana mengenakan gaun itu, "Berikan warna lain." Ujarnya.
Kirana menghela nafasnya kemudian masuk kembali ke bilik ganti, kali ini staf yang tadi membawakan gaun untuk Kirana kembali membawa gaun berwarna hijau tua, gaun ini tak kalah indah dari yang pertama ditawarkan. Kirana segera mengenakannya dan menunjukkannya di depan Tama.
Pria itu diam sejenak dan menelisik penampilan Kirana dari atas hingga bawah, bahkan ia meminta agar gadis itu berputar, "Tidak, berikan yang lain lagi." Katanya.
Mendengar hal itu, Kirana melempar tatapan tajam pada Tama, ia menyumpahi pria itu dalam hatinya kemudian kembali ke dalam bilik ganti. Kali ini staf wanita tadi membawakan gaun warna coklat susu dengan beberapa detail yang indah, sejujurnya dari ketiga gaun yang dicobanya, ia pun jatuh cinta dengan gaun ini, 'Awas saja kalau dia menyuruhku mencoba gaun lain lagi, akan kuhajar dia!' Batinnya.
Kirana keluar dengan senyum yang dipaksakan, ia berputar agar Tama bisa melihat keseluruhan dari gaun yang tengah di coba oleh Kirana, lagi-lagi pria itu terdiam sejenak untuk mengamati, "Ini cantik, kita ambil yang ini saja, berikan setelan tuxedo dengan warna senada untukku."
"Pilihan yang indah tuan, ini juga cocok dengan warna kulit pasangan anda." Puji salah satu staf butik yang hanya dibalas senyum tipis oleh Tama.
Walau awalnya Kirana agak emosi dengan tingkah Tama, namun dia akhirnya pasrah dan merasa lega karena ia tak perlu mencoba gaun lain lagi, ia kembali ke bilik ganti dan mengenakan kembali pakaiannya. Gadis itu lantas keluar dan duduk di samping Tama, "Menyebalkan sekali!" Bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of Love [BTS SUGA] ✔
Fiksi Penggemar(Trigger Warning ⚠️ : Kecelakaan) Pada akhirnya Adyatama Madani Aryasatya atau yang kerap disapa Tama mau tidak mau harus memimpin perusahaan yang dibangun oleh kakeknya, pasalnya ia menjadi satu-satunya pewaris dari keluarga Aryasatya. Dengan diban...