7. Saudagar Kaya

9 2 0
                                    

Hari ini Justianus memutuskan untuk pergi berpatroli di sekitar ibu kota. Pria itu mendapat kabar dari pedagang kecil yang sering tertindas oleh para bangsawan. Justianus mendengus kesal. Masih banyak dari golongan bangsawan yang suka bertindak semena-mena pada rakyat jelata. Ini tidak bisa dibiarkan berlanjut, Justianus harus segera menemukan pelaku itu dan memberinya hukuman.

Sir Jonathan tersenyum malas melihat tuannya yang tengah mengerutu. Justianus sendiri memang hobi berkeliaran baik di ibu kota maupun pasar namun tampaknya pria itu justru keberatan. Dilihatnya Justianus yang tengah berdumel karena lumpur mengotori sepatu bots miliknya. Padahal  saat menyamar dulu, Justianus bahkan suka sekali membuat dirinya kotor. Entah apalagi yang akan diperbuat oleh bocah imut berbadan kekar itu.

"Yang mulia kita sudah sampai."

Seruan Sir Jonathan membuat Justianus berhenti. Jubah hitam yang menutupi wajahnya sedikit ia singkirkan.

"Para bangsawan itu selalu berada disini ketika melakukan aksinya yang mulia. Mungkin dari sini terlihat sepi namun lebih baik untuk sekarang kita menyelidikinya terlebih dahulu." jelas Sir Jonathan sambil melihat situasi.

"Menyelidikinya terlalu lama Sir Jo, aku akan menonton dari dekat."

Justianus mengabaikan saran dari Sir Jonathan hingga membuat pria itu kembali tersenyum malas. Sudah ia bilang, Justianus itu selalu bertindak menggunakan ototnya daripada akalnya.

"Apa kau sudah mendapat informasi yang ku inginkan Sir Jo?" bisik Justianus ketika memasuki lorong sempit dan becek.

"Maafkan saya yang mulia. Namun tidak ada yang mengetahui siapa gadis itu, seolah dia lenyap di telan bumi." terang Sir Jonathan.

"Menghilang?"

Justianus menoleh kebelakang lalu menaikan satu alisnya.

"Benar yang mulia. Sejak dirinya pergi dari pesta debut yang mulia dengan tergesa-gesa, gadis yang bernama Anneliese Ruby tidak dapat ditemukan. Saya tidak mampu menemukan jejaknya." Sir Jonathan menghela nafas.

Justianus yang mendengar itu termenung sesaat. Gadis itu benar-benar mencurigakan. Apakah dia ingin menjadi Cinderella yang dicari karena sepatu kacanya? Justianus mengeleng tidak mengerti.

"Ku rasa ayah juga menyelidiki gadis itu Sir Jo. Saat makan malam terakhir kali, ayah menyindir ku," Justianus mendengus sebal. Jika tidak bisa menemukan informasi apapun tentang gadis itu lebih baik Justianus turun tangan. "Aku harus bertanya sesuatu pada Sir Ethan. Kita lanjutkan ini nanti karena aku melihat mangsa yang datang."

Sir Jonathan menyeringai samar. Dia berlari kecil mengikuti tuannya. Mata bulat monolit itu melihat siluet seorang bangsawan gendut dan botak sedang menghajar seorang pedagang kecil.

Justianus segera berlari menghadang bangsawan gendut itu yang hendak melukai pedagang itu lagi.

"Hentikan!" teriaknya.

Bangsawan gendut itu menoleh. Matanya bergulir untuk mencari tahu siapa sosok yang berada di balik tundung hitam tersebut. Dengan beraninya ia menghentikan aksinya ini.

Bangsawan gendut itu meludah kesal. Di lemparnya pedagang yang sudah terkapar tidak berdaya itu ke tanah. Dia melangkah maju mendekati Justianus dan Sir Jonathan.

"Siapa kau berani menganggu bangsawan agung seperti ku!" matanya melotot tajam. "Kau tidak tahu siapa aku!?"

"Apa peduliku." sinis Justianus dari balik jubah.

"Kau! prajurit, habisi orang ini!"

Prajurit yang dipanggil bangsawan gendut itu tiba-tiba mengepung Justianus dan juga Sir Jonathan. Diam-diam pria berambut cokelat itu menyeringai tipis, sudah lama ia tidak bermain dengan pedangnya. Mungkin ini saatnya, Justianus sudah tidak sabar.

Never say Goodbye  ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang