setelah kejadian kemarin Ara masih belum bisa bekerja lebih tepatnya Chika melarangnya karena khawatir luka di leher Ara akan memburuk.
ya Ara pun menurutinya sudah hampir seminggu penuh Ara memilih diam di Apartement nya
biasanya setiap menjelang sore teman temannya datang hanya untuk sekedar menjenguk dan membawa bingkisan untuk Ara. namun sepertinya hari ini tidak.
"Ahh bosen" keluh Ara.
Ara merenggangkan otot ototnya yang kaku itu efek rebahan seharian.
"Ngapain yaa"
Ara yang pada itu bingung mau ngapain memilih berkeliling ruangan tapi pada akhirnya dia menuju ke dapur
Ara membuka sebuah es lemari terdapat beberapa makanan disana. Ara pun mengambilnya dan pergi menuju sofa tv.
Ara pun akhirnya memilih menonton Tv sambil ngemil. ini salah satu kegiatan Ara saat benar benar bingung mau melakukan Apa. Kalo seperti ini terus perutnya akan buncit.
tinoong
Bel pintu Apart miliknya berbunyi Ara pun menghampiri pintunya sebelum membuka Ara sudah membiasakan untuk tidak langsung membukanya dia mengintip dari bolong pintu terlebih dahulu
"Kak Chika? tumben"
dia pun membukakan pintunya. dan kini Chika berada dihadapnya yang terlihat seperti baru balik bekerja karena pakaiannya cukup formal.
"Halo Ra" Sapa Chika sambil menunjukan senyuman yang bukan hanya sekedar senyuman.
"H-halo Kak, tumben kesini" jawab Ara yang malah diam disana bukannya menyuruh Chika masuk.
"Tumben ya? yaudah nanti saya kesini setiap hari" goda Chika.
"E-eh bukan itu maksudnya" Ara begitu merutuki mulutnya yang berbicara seperti itu.
"jadi gaboleh masuk nih?" ucap Chika Ara pun baru tersadar dan langsung menyuruh Chika masuk ke Apartement miliknya.
"kak Chika mau ngemil? minum? atau apa" tanya Ara.
"mau kamu" jawabnya.
"hah" Ara tak mengerti.
"Bercanda, gak perlu repot repot saya cuman mau ngobrol sama kamu." ucapnya dengan nada yang begitu tenang. dan dijawab Anggukan oleh Ara dan kini dia duduk disofa.
tak ada obrolan di antara mereka hanya perasaan Ara yang canggung memenuhi ruangan ini.
"Luka di lehermu sudah membaik?" tanya Chika guna memecahkan keheningan.
"Udah kok" Jawab Ara.
"Kak Chika kesini ada apa?"
Chika memberikan sebuah bingkisan yang bukan hanya sekedar buah dan makanan. namun itu bunga dan coklat.
Ara yang melihat coklat kesukaannya matanya langsung berbinar seperti anak kecil.
"Masih suka coklat kan?" Ara pun mengangguk semangat.
Chika terkekeh melihat Ara yang begitu semangat menerima bingkisannya.
"Saya kan belum jenguk kamu. jadi saya sempatkan kesini setelah pulang kerja." jelas Chika.
"Makasih banyak kak" Chika mengangguk dia memberikan Ara sebuah kartu nama miliknya. yang disana tertera nomor telepon Chika
"jika butuh apa apa hubungin saya, saya tidak mau kamu terluka lagi" raut wajah Chika kini menjadi sedih.
"Aku rela terluka demi kamu Chik!" tentu saja kalimat ini tak keluar dari lisan Ara. tapi dia hanya mampu mengucapkannya dalam hati.
dan terjadi keheningan lagi diantara mereka. tiba tiba saja Chika menepuk nepuk sofa kosong disebelah tubuhnya memberi isyarar agar Ara duduk disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Know Me Again! { Chikara }
Novela Juvenil⚠️WARNING⚠️ -banyak harsh words! -Typo bertebaran -Chap 18+ ATTENTION: cerita ini mengandung fiksi belaka jadi tak ada sangkut paut dengan karakter yang bersangkutan di dunia nyata. "kak gimana kalo kita ga ketemu lagi setelah perpisahan sekolah ini...