Terbongkar

176 12 0
                                    




"Ayah masih tidak mengerti dengan perbuatan kalian."

Siang ini, aku dan Pangeran dipanggil oleh Dayang Kepala untuk datang ke istana Raja. Perasaan kami berdua tidak enak sebab ekspresi wajah Dayang Kepala tidak menunjukkan atmosfer yang baik.

Begitu kami sampai di istana Raja dan Ratu, ternyata sudah ada Putra dan Putri Mahkota yang datang. Suasana ruang tamu tidak begitu menyenangkan sehingga aku yakin kami berdua sedang dalam masalah besar.

Setelah aku duduk berdampingan dengan Pangeran, Raja menyalakan televisi dan menampilkan berita di mana ada aku dan Pangeran yang sedang dibicarakan oleh dua orang pembawa berita. Mereka menampilkan beberapa foto kami saat bulan madu di Italia, dan salah satunya adalah saat aku bersenang-senang di sebuah bar pinggir pantai bersaman teman-teman.

Yang paling parahnya lagi, ada foto-foto Pangeran bersama seorang wanita yang di blur wajahnya. Salah satu foto menunjukkan mereka duduk berdampingan di pinggir pantai, dan satunya lagi saat mereka makan berdua di sebuah restoran mewah. Atmosfer di foto-foto tersebut jelas terlihat seperti dua orang yang sedang berpacaran, dan rawan sekali disalah pahami oleh orang-orang.

Aku pun langsung tahu bahwa wanita itu adalah Lee Sooyeong.

"Ayah, ibu, aku mohon maafkan aku. Sebagai seorang suami aku benar-benar ceroboh" Tidak kusangka Pangeran sampai sujud di depan kaki Raja dan Ratu demi mendapat maaf dari mereka. Aku pun hendak mengikuti Pangeran, namun ia menahan kakiku agar tidak beranjak dari bangku.

"Saya juga meminta maaf karena tidak bisa berlaku layaknya seorang Putri Kerajaan. Tindakan saya sangat mengecewakan" Aku pun hanya bisa sedikit membungkukkan badan, lagi pula aku terlalu malu untuk menatap wajah kedua mertuaku.

"Bangun" Raja menyentuh bahu Pangeran sehingga ia pun bangun dari sujudnya. "Pangeran, jelaskan kepada ayah apa alasan kalian mengundang teman-teman kalian ke Italia? Terutama siapa wanita yang bersama denganmu?"

"Pangeran biar aku saja yang menjelas-"

"Saat ini saya bertanya pada Pangeran, Putri tidak perlu membantunya" baru saja aku hendak membantu Pangeran, Raja langsung menyela perkataanku dengan tegas. Aku pun cuma bisa menuruti perkataannya daripada memperkeruh suasana.

"Ide itu awalnya datang dari kepalaku, hubungan kami tidak begitu dekat jadi rasanya canggung jika hanya pergi berdua. Aku mendiskusikannya dengan Jihye dan ia menyetujuinya, tapi semua biaya yang aku keluarkan untuk teman-teman murni uang dari tabunganku sendiri." Pangeran menelan ludah, tampaknya butuh tenaga untuk menjelaskannya pada Raja. "Tentang wanita yang bersamaku, ia adalah juniorku di universitas yang sama. Kami berdua dekat karena menjadi anggota klub dansa, secara alami kami menjadi sahabat"

"Apakah Pangeran menyukainya?"

Pangeran tertegun mendengar pertanyaan Ratu. Ia terdiam sejenak, mungkin Pangeran tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut ibunya.

"Aku memang pernah menyukainya, dia banyak membantuku saat aku merasa kesulitan"

"Sekarang sudah tidak suka?"

"...."

"Pangeran? jawab pertanyaan ibu, apakah pangeran sekarang sudah tidak suka?"

"Apakah pertanyaan itu harus dijawab?"

"Tentu saja! kau harus bisa mengenali perasaanmu sendiri. Kau ini menikah dengan siapa? perasaanmu untuk siapa?!" Secara mengejutkan Ratu meninggikan suaranya. Sosoknya yang hangat seketika menghilang, dan aku sadar kami telah mengecewakan orang yang paling sabar di Istana.

"Aku masih mempelajari itu bu."

"A-apa katamu?!- "

"Tapi aku tidak punya hubungan apapun dengan wanita di foto itu, aku tidak bohong. Aku memang bersalah mengundang teman-teman ke Italia dan beberapa kali pergi bersama wanita tersebut, tapi aku bersumpah, aku tidak punya hubungan apapun dengannya."

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang