Kematian Putra Mahkota dan keluarganya adalah hal menyedihkan yang pernah aku rasakan sepanjang dua puluh satu tahun hidup di dunia.
Kecelakaan itu terjadi karena kelalaian supir pengendara mobil. Choi ilhyuk, supir pribadi Putra Mahkota ternyata membawa mobil tersebut dengan kecepatan tinggi karena berada di bawah pengaruh alkohol. Menurut hasil rekaman kamera dashboard, terdengar suara Putra Mahkota yang meminta Pak Choi mengurangi kecepatan mobil sebelum beberapa saat mobil tersebut oleng dan menabrak beton pembatas jalan dengan sangat kencang.
Akibat kecelakaan itu, Pak Choi dinyatakan meninggal di tempat kejadian, sedangkan Putra Mahkota dan keluarganya masih sempat untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Sayangnya karena Putra dan Putri Mahkota duduk tepat di samping pintu mobil, mereka mengalami luka-luka paling berat seperti gegar otak dan banyaknya pendarahan dari luka-luka di dada, sehingga mereka tidak dapat ditolong dan pergi lebih dulu daripada Jeon Goo.
Seolah tidak ingin ditinggal oleh kedua orang tuanya, Jeon Goo yang sempat diharapkan menjadi korban selamat, tidak lama kemudian pergi menyusul kedua orang tuanya.
Keluarga kecil yang harmonis itu memiliki hubungan yang sangat erat, dan aku sedih hidup mereka harus berakhir karena kelalaian orang lain.
Tidak satupun dari kami menyangka bahwa mereka akan pergi mendahului kami secepat ini.
*****
Seperti yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya, tidak butuh lama bagi negeri ini mendengar kabar perginya penerus takhta Kerajaan. Tragedi itu seketika menjadi topik besar, dan selama beberapa hari menjadi perbincangan media berita maupun media sosial.
Kerajaan memutuskan untuk mengadakan masa berkabung selama tujuh hari. Gerbang utama istana pun dipenuhi oleh bunga-bunga dan lilin-lilin kiriman dari masyarakat yang ingin menunjukkan rasa duka yang sama besarnya dengan keluarga Kerajaan.
Melihat begitu banyaknya bunga yang bertumpuk, aku jadi kagum pada sosok Putra dan Putri Mahkota. Mereka adalah penerus takhta yang sikap rendah hatinya sangat membekas di ingatan masyarakat.
Sehubungan dengan perginya keluarga penerus takhta Kerajaan, maka secara otomatis gelarku dan gelar Pangeran naik menjadi Putra dan Putri Mahkota.
Kenapa?
Karena Pangeran adalah anak kedua Raja, selain itu Putra Mahkota hanya mempunyai satu anak, sehingga tidak ada lagi keturunannya yang tersisa.
Sanggupkah aku dan Pangeran memegang jabatan yang semakin besar?
*****
Aktivitas kami menjadi Putra dan Putri Mahkota yang baru, sebenarnya telah berjalan sebulan setelah kepergian Putra Mahkota Jeon Hajoon. Aku dan Jungkook melakukan kegiatan yang jauh lebih banyak dari sebelumnya, levelnya pun makin berat, belum lagi aku punya kerja sampingan yakni menjadi ibu dari Jeon Jihoo.
Lima bulan kemudian, penobatan resmi Putra dan Putri Mahkota yang baru akhirnya dilaksanakan.
Penobatan diadakan di istana, dan hanya didatangi oleh keluarga Kerajaan dan menteri-menteri yang mempunyai posisi tinggi di pemerintahan. Meskipun masyarakat tidak dapat menyaksikan langsung di istana, penobatan kami tetap ditayangkan di saluran-saluran televisi, sehingga mereka dapat melihat seluruh prosesinya.
Aku hampir menangis ketika Jeon Jihooku yang kecil memakai hanbok khusus acara penobatan dan itu membuatnya terlihat menjadi Pangeran kecil yang tampan. Setelah itu ia di serahkan padaku untuk ikut foto bersama sebagai simbol resmi keluarga baru penerus takhta Kerajaan.
Lompat dua tahun setelahnya, Jungkook berhasil mendirikan sebuah badan amal untuk menolong mereka orang-orang tunawisma. Selain itu ia juga berhasil mendirikan rumah sakit pusat khusus jantung dan pembuluh darah, selain itu ia juga mendirikan rumah sakit umum di daerah-daerah yang tertinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince
FanfictionMenikah dengan Jeon Jungkook Pangeran dari Kerajaan Korea, merupakan impian dari para gadis, tapi Na Jihye justru dijodohkan dengan Jungkook karena alasan konyol! Dapatkah Na Jihye bertahan hidup sebagai anggota Keluarga Kerajaan yang baru? bagaima...