Di sekolah Ridho gelisah sendiri, sosok Mumud tak terlihat, dia nongkrong di parkir dekat gerbang sekolah sembari mata mengawasi ke pintu gerbang, berharap Mumud muncul disana, tapi lain yang ditunggu lain yang muncul. Yang datang malah tiga musuh bebuyutannya, Bayu dan dua keroconya.
Ridho segera pergi dari parkir dan bersembunyi. Setelah Bayu dan keroconya memarkir motor dan pergi barulah Ridho keluar dari persembunyiannya.
"Huh, dapat pakaian dari mana si Bayu? Padahal lebih seru kalau melihat dia bugil saja" Ridho jadi teringat akan onderdil khas jantan milik Pramudya dan Bayu. Kalau dibandingkan tentu saja lebih mantap punya si Mumud, tapi punya Bayu juga oke."Plakk" Ridho menepuk jidatnya sendiri setelah otaknya kembali berkhayal mesum.
"Bisa bisa nya aku berfantasi sex dengan si otak babi itu" geram Ridho. Saat itulah datang satu motor lagi yang parkir di sana.
Kedua bola mata Ridho membuka lebar tatkala menyaksikan pria tampan yang turun dari motor itu.
"Juna" ucapnya pelan, hatinya berdebar indah, benar ya kesan pada pandangan pertamanya pada pemuda ini masih membekas di hatinya.
Saat itulah Juna juga melihat padanya.
"Hai, Ridho, lagi ngapain di parkiran?""Oh lagi menunggu teman" jawab Ridho sambil tersenyum manis.
Juna balas senyuman itu dengan lebih manis, karuan saja hati Ridho seolah melayang terbang menyaksikan keindahan yang tercipta di wajah Juna. "Duh Juna, kau makin mempesona saja" pujinya dalam hati.
"Oh Jun, baju mu besok aku kembalikan" ucap Ridho.
"Oke, aku tunggu ya. Emmm Dho, aku masuk kelas dulu ya. Kelas kita beda, kelasku paling ujung" ucap Juna sembari memegang dan menepuk kedua pundak Ridho. Karuan saja Ridho semakin klepek-klepek.
"Iya, sampai jumpa lagi" seru Ridho. Juna meninggalkannya, sedangkan Ridho terus saja senyum-senyum berhalu ria.
Klikk, tiba-tiba saja di sebelahnya telah muncul sosok Pramudya.
"Brokoli, kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanyanya sambil menepuk bahunya."Oh eh, elu Mud" ucap Ridho yang terkaget dan tersadar dari halu bunga-bunga cintanya.
Ridho ingin bicara namun tiba-tiba suara bel pertanda apel pagi berbunyi nyaring.
"Suara apa itu? Berisik sekali" tanya Pramudya.
"Itu suara pertanda kalau seluruh murid harus berkumpul di lapangan" jawab Ridho sambil berjalan menuju lapangan sekolah, Pramudya mengekornya.
Pramudya ingin bertanya lagi, namun cepat dilarang oleh Ridho.
"Jangan ngobrol lagi, nanti aku dikira gila ngobrol sendirian sama yang lain""Oh, baiklah", lalu wusss Pramudya lenyap dari sisinya entah kemana. Ridho menghela nafas akan teman barunya yang tak terlihat oleh orang lain itu.
Ridho berlari menuju barisan kelasnya.
"Dari mana saja kau?" Tanya Puspa yang berdiri di sebelahnya.
Saat itu Bayu juga sudah ada di barisan, Ridho meliriknya yang langsung dibalas musuhnya itu dengan tatapan membunuh. Ridho cepat buang pandangannya dari sosok Bayu.
"Aku tadi nongkrong di parkiran"
Ketua kelas mereka telah berdiri di depan barisan memberikan aba-aba berbaris. Setelah barisan rapi, Kepala Sekolah pun berdiri di podium buat memberikan arahan. Semua mata siswa tertuju kesana, termasuk Ridho, anak itu langsung terkaget-kaget karena ternyata Pramudya telah berdiri di sebelah Pak Kepsek sembari memperhatikan pria paruh baya itu mengoceh tentang kedisiplinan dan kebersihan melalui microphone.

KAMU SEDANG MEMBACA
FALLEN ANGEL
FantasySeorang peri berjenis kelamin pria harus mendapatkan hukuman berat akibat kesalahan fatal. Dia disegel kedalam sebuah cermin dan di campakkan ke dunia manusia, setelah ratusan tahun tersegel di dalam cermin tiba-tiba saja tanpa sengaja Ridho Syuhada...