Chapter 03

690 54 0
                                    

~Annyeong~
Assalamu'alaikum, semuanya♡
Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore dan Selamat Malam.
.
Gimana nih kabarnya? Semoga baik-baik aja ya..
Ini Chapter 03, semoga suka ya..

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

= Happy Reading =

Cassie berlari dilorong sekolah dengan sedikit panik dan tanpa menghiraukan apapun, hingga dengan tak sengaja ia menabrak salah satu dari kelima anak baru itu.

𝘉𝘳𝘶𝘬

"Aws.." ringin Cassie pelan, ia bahkan hingga jatuh terduduk dibuatnya.

Cassie mendongak kam kepalanya dan melihat siapa yang baru saja ia tabrak, setelahnya ia terduduk kaku melihat kelima bersaudara itu yang tengah menatapnya tanpa ekspresi.

Hingga sebuah uluran tangan berhasil menyadarkannya dari keterkejutan.

"Lo gapapa?" tanya Erza sembari mengulurkan tangannya.

Cassie yang melihat itu dengan segera meraih uluran tangan tersebut dan berdiri seperti semula, ia mengangguk sebagai pertanda jika ia baik-baik saja.

"Thanks" ujar Cassie sembari membersihkan seragamnya yang sedikit kotor, "Gue duluan ya, sekali lagi makasih" setelahnya Cassie kembali berlari masih dengan raut wajah yang kembali panik.

Erza menoleh kecil kearah perginya Cassie, ia menatap punggung Cassie yang mulai menjauh dengan tatapan yang tidak dapat dijelaskan.

Sebuah tepukan di pundaknya membuat ia kembali tersadar, itu adalah saudaranya, William.

"Ayo" ucap William yang dibalas anggukan oleh Erza.

Kemudian mereka berlima kembali berjalan untuk menuju ke kelas mereka masing-masing.

"Malam ini kita turun?" tanya Handry pada keempat saudaranya.

Saat ini mereka sudah berada di parkiran sekolah, tepatnya mereka tengah duduk diatas motor mereka masing-masing.

"Tergantung" jawab Claira santai yang membuat keempat saudaranya menatap ia bingung, "Kalo mami izinin kita pergi malem, ya kita pergi" lanjutnya.

Ke empat saudaranya berdecak, untuk kesekian kalinya jawaban tersebut mereka dengar dari Claira. Logikanya, memang ada orang tua yang mengizinkan anak-anak nya dengan senang hati untuk pergi balapan? Kan tidak.

"Ya ampun Clai, kalo kita izin ke mami yang ada kita mana dibolehin keluar! Kabur aja lah!" kesal Rachel, ia sudah merindukan suasana di arena.

"Gue setuju sama Rachel buat kali ini, udah lama kita ga turun Clai" sahut Ryan setuju.

"Atau kalo ngga, kita pura-pura mau ke bengkel aja. Mami pasti izinin kok" usul Cassie.

Handry mengangguk, "Emangnya lo ga kangen sama arena, Clai?"

Claira diam, ia tengah berfikir keras. Benar juga, sudah sangat lama mereka tidak turun. Tapi izin dari mami mereka juga sangat penting untuk keselamatan mereka.

"Turun aja ya~ Serius gue kangeeen banget sama arena" rayu Rachel dengan manjanya, wajar bungsu pasti begini kelakuannya.

Claira menatap Rachel sebentar sebelum setelahnya menghela napas pelan, "Oke kita turun" final Claira yang mendapatkan sorakak gembira dari keempat saudaranya.

"Sekarang ayo pulang!" pekik Rachel semangat.

Mereka mengenakan helm mereka, dan setelahnya melakukan motor mereka pergi dari parkiran sekolah.

"Malam ini akan diadakan balapan di arena sebelas, kalian ingin menonton?" tanya Dylan yang tengah bersandar pada kap mobil.

Saat ini kelima bersaudara itu tengah berdiri di depan mobil mereka, berbincang kecil sebelum akhirnya pergi untuk pulang.

"Lo mau pergi?" tanya Eva sembari menatap Dylan datar.

Dylan mengangguk, "Bahkan gue akan ikut turun" celetuknya.

"Jangan Dylan, akan sangat berbahaya. Terlebih, lo belum dapat mengatur emosi lo dengan stabil!" ucap Stella tajam.

Dylan menatap Stella dengan sudut bibir yang terangkat kecil, "Maka dari itu gue mau ikut, gue mau lupain semua emosi gue di arena nanti"

"Lo lagi kenapa?" tanya William heran, tidak biasanya Dylan berbicara dengan blak-blakan seperti ini.

"Gue? Gue gapapa" jawab Dylan singkat, "Udahlah ayo pulang" lanjutnya sembari berjalan masuk kedalam mobil.

Keempat saudaranya menatap kepergian Dylan dengan curiga, terlebih Stella dan William.

"Eva, Erza awasi dia selama diperjalanan. Jika dia nekat, salah satu dari kalian harus cepat bertukar posisi dengan dia" peringat William kepada kedua saudaranya.

Erza dan Eva mengangguk, setelahnya mereka memasuki mobil yang sama dengan Dylan.

William menatap Stella sebentar, dan setelahnya mereka berdua masuk kedalam mobil yang berbeda.

𝘋𝘪𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘋𝘺𝘭𝘢𝘯..

"Siapa yang mengganggu pikiran lo? Lo baru ketemu siapa tadi?" tanya Eva pelan, ia cukup peka terhadap perasaan yang dirasakan oleh saudaranya.

Saat ini mereka sudah berada di jalanan dengan Eva yang berada di kursi belakang, dan Erza yang berada di kursi sebelah kemudi.

Dylan menyunggingkan senyuman tipis, "Lo ga perlu tau sekarang, karena nanti lo juga bakalan tau dengan sendirinya. Gue tau lo pinter"

Eva terdiam mendengar ucapan saudaranya itu, sedangkan Erza hanya melirik kecil kebangku belakang.

𝘋𝘪𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘞𝘪𝘭𝘭𝘪𝘢𝘮..

"Gue barusan baca kalo Dylan baru saja bertemu dengan bangsa kita, Will" celetuk Stella.

William diam sejenak mendengar celetuk saudaranya, "Ada yang lain selain kita?"

Stella mengangguk mantap, "Dia adalah perempuan yang membuat kau dan Dylan berselisih tegang dimasa lalu" jelas Stella.

William kembali terdiam, perempuan yang membuat hubungannya dan Dylan renggang hanya ada satu, dia adalah..

"Celine" gumam William, ia meremas kemudi mobil untuk menyalurkan emosinya.



= Thank You =

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

Gimana buat Chapter 03 nya?

.

Semoga suka ya..
Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore, dan Selamat Malam
Assalamu'alaikum, Babay!♡
~annyeong~

The Legend Of BloodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang